1》R O G U E | Yunjae ✔️

05

Proses penyembuhan Jaejoong sudah memasuki hari ke lima, racun yang berada dalam tubuhnya sudah tak bersisa. Aliran sihir secara perlahan mengisi kembali tubuh itu, Lloyd mulai merasakan tubuhnya segar kembali. Sebelumnya di hari ke tiga kondisi Jaejoong sangat buruk dan detak jantungnya sempat berhenti, membuat tubuh serigalanya terbaring kaku. Hal ini membuat Yunho panik, ditambah lagi pria itu merasakan hawa aneh di sekitar tubuhnya. Panas yang merambat ke seluruh tubuh seolah memancing sesuatu untuk hidup. Membuat Yunho frustasi karena dia tidak tau dimana dirinya sedang berada, mindlink tidak bisa menembus keluar tempat.

Keanehan yang dialami oleh Yunho adalah fase memasuki Rut. Rasanya jauh lebih menyakitkan dari sebelum-sebelumnya, hal ini dipengaruhi oleh Matenya—Jaejoong yang tidak mengalami Heat/Rut, semua memberikan dampak hanya pada satu werewolf saja. Jaejoong tidak merasakan apa yang biasa dirasakan oleh werewolf pada umumnya. Semua hanya angin lalu baginya. Tidak ada yang memiliki jawaban untuk apa yang dialami oleh jaejoong, sekian lama Jaejoong tidak lagi mencari jawaban. Ia mengabaikan semua itu dan meyakinkan dirinya jika inilah identitas dirinya yang sebenarnya.

Saat ini Yunho terbaring tidak berdaya di lantai batu dalam gua, meringkuk layaknya orang kedinginan dengan terus menekan bagian bawah perutnya. Kulit memerah dengan geraman tertahan, rasa frustasi berulang kali menyerang dan menyakiti setiap inci tubuhnya. "Sialan. Sampai kapan aku harus menahan semua ini? Ini menyakitkan, bagian itu terus berkedut terus menerus.", Desah Yunho/Aslan penuh rasa frustasi.

Dalam sana, jauh dalam diri Jaejoong—Serigala yang bernama Lloyd berbaring lemah karena penyesuain diri dengan aliran sihir yang meluap-luap. Sebagai anak berdarah campuran, aliran sihir mereka berbeda dengan werewolf pada umumnya. Mungkin hal itu yang membuat Jaejoong tidak merasakan heat. Tidak ada yang mau terlahir sebagai anak terkutuk, tidak ada satupun yang menginginkan tetapi begitulah takdir yang dituliskan oleh sang kuasa.

Baik moon goddes ataupun Orgaf, keduanya penuh dengan misteri.

Sepasang mata biru menatap ruh jaejoong yang melayang dengan keadaan polos. Saat tenang separuh jiwanya itu terlihat seperti manusia tidak berdosa seolah tangannya tidak pernah berlumuran darah. Sudah tidak terhitung jumlah nyawa yang diambil olehnya, separuh jiwanya tidak hidup layaknya orang normal. "Jaejoong ayo bangunlah. Jangan berlama-lama di sana, sudah saatnya kita bertemu dengan mate.", Lloyd menerima Yunho dan Aslan sebagai Mate, ucapan pria itu sepertinya benar walau terlihat pria itu seolah menyembunyikan sesuatu darinya. Untuk sementara sampai Jaejoong memutuskan apa mereka akan menerima Yunho.

Bulatan air yang mengelilingi tubuh Jaejoong secara perlahan menguap, aroma memabukkan berhasil keluar dari celah-celah kecil itu. Lloyd menggeram marah, instingnya mulai mengambil alih kesadaran. Jaejoong membuka matanya, sepasang manik biru es dipenuhi kabut—hembusan nafas yang berat memantul lewat setiap dinding gua. Pandangan Jaejoong terkunci pada Yunho yang juga menatapnya dengan tatapan berkabut.

"Mate."

Yunho melompat ke arah Jaejoong, memecahkan selubung berbentuk air yang mengurung tubuh itu. Tatapan itu masih saling mengunci, saling menyelami manik penuh misteri. "Menjauh dariku brengsek.", Jaejoong adalah orang pertama yang mengakhiri kuncian itu. Kepalanya membentur kepala Yunho dengan keras, membuat pria itu sedikit menjauh.  Amarah untuk saling mendominasi begitu kentara, Yunho yang ingin menundukkan Jaejoong dan Jaejoong yang tidak mau ditundukkan. Keduanya sangat berseberangan, akal sehat sedang bersembunyi di suatu tempat tanpa mau ikut campur urusan sepasang belahan jiwa itu.

Harga diri bagi seorang alpha adalah Harga mati. "Rogue, jangan membuatku ma—"

Brugh. Jaejoong menendang perut Yunho dan membuat pria itu terhempas menuju jalan keluar Gua. Dia tidak suka akan aroma aneh yang dikeluarkan oleh sang alpha, dia juga tidak suka didominasi oleh siapapun.