Aku belum menemukan keistimewaannya.
Yang aku dapatkan hanyalah sebuah rindu. Disini. Di Malioboro. Dan saat hujan seperti ini.-oOo-
Aku berlibur ke Yogyakarta bersama beberapa kawan-kawanku, kemarin. Bertahun-tahun aku hanya mendengar Yogyakarta sebatas di sinetron. Bertahun-tahun aku hanya membayangkan kota ini lewat cerita-cerita di novel.
Dan dari beberapa tempat yang aku kunjungi hari ini seperti Prambanan, dan Hutan Pinus, yang hanya menarik perhatianku adalah Malioboro. Aku sering mendengar namanya yang selalu disebutkan di novel, baik remaja maupun dewasa.
Dalam bayangan aku begitu penasaran sekali tentang Malioboro dan pernah beberapa kali bergumam namanya sambil berkhayal ada disana.
Malioboro.
Malioboro.Seperti itu. Lalu timbul beberapa pertanyaan dan harap disana.
Apakah aku bisa kesana?
Tapi kapan aku bisa kesana?Nyatanya, aku telah sampai disini. Sekarang. Di Malioboro. Kota yang sebelumnya hanya dalam bayangan dan tempat yang hanya ada dalam bayangan, kini sudah ada di depan mataku. Aku hanya tersenyum tenang sambil berjalan.
Aku menyusuri jalan Malioboro sambil sesekali bercengkrama dengan kawan-kawanku. Aku melihat sekelilingku ada penjual makanan, penjual pakian khas Yogja dan lain-lain.
Juga ada banyak pengamen disini, berbeda dengan tempatku. Mungkin orang-orang disini sudah terbiasa dengan hal seperti ini, sedangkan aku bahkan tidak tahu cara menolak dengan halus, lebih tepatnya belum terbiasa. Beberapa kali aku malah pura-pura diam dan tidak memperdulikan setiap pengamen yang datang saat aku sedang makan, tadi. Saking bingung bagaimana menolaknya. Padahal hanya memberi isyarat tangan.
Malam ini hujan. Tapi meski hujan, jalanan ini sungguh ramai sekali. Banyak sekali yang datang dengan pasangannya. Ini sudah menjadi hal biasa, yang bukan biasa adalah melihat mereka bermesraan. Maklum, aku jomblo dan pacaran pun tidak semesra itu. Dalam benakku, aku juga ingin seperti itu, meski sebenarnya terlalu lebay sih.
Diluar dari itu, apa yang sebenarnya istimewa dari tempat ini? Jika ambon disebutkan ambon manise karna memang orang-orangnya rata-rata manis. Lalu apa keistimewaan di balik itu? Apakah karna sejarah penjajahan dulu? Intinya aku masih penasaran tentang keistimewaan Yogya.
Hari ini adalah hari terakhir liburanku. Besok aku harus pulang ke Pare. Aku tidak tahu kapan lagi aku akan kesini, dan berdiri disini. Tapi satu yang aku rasakan, entah kenapa aku akan merindukan situasi malam ini, di Maliboro, saat hujan dan dengan pemandangan seperti ini.
Yogyakarta - Malioboro, 12 Desember 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Cerita Mereka
Short StoryHidup tak monoton cuma tentang dirimu. Tak monoton cuma tentang kau yang harus didengar, dipahami dan dimengerti. Sebab, di sampingmu, di sekelilingmu ada orang-orang yang harus kau lihat, kau dengarkan jika mereka berbicara, dan kau pahami mereka...