ARGUE

2K 129 5
                                    

WARNING 18+++
CHILDREN UNDER 18 Y.O, PLEASE GO AWAY!!

Please vote and  comment,agar karya ini tetap berlanjut. Thank youu

" Aku minta maaf atas kelancanganku Hiashi-san. Aku tidak bisa menahan diri."Naruto membungkukan badan. Pemuda itu tidak ingin berdebat dengan calon mertuanya. Hiashi kaget dengan sikap Naruto, ia pikir pemuda itu akan berkata arogan seperti sebelumnya.

" Jangan sentuh Hinata sebelum kau resmi menikahinya!" ucap Hiashi tegas. Naruto hanya tersenyum miring. " aku bahkan sudah lebih dari hanya menyentuhnya" Naruto berujar dalam hati.

" Tentu saja Hiashi san, aku akan menjaga Hinata dengan baik" Naruto berujar dengan sopan dan pergi meninggalkan kediaman Hyuga. Setelah kepergian Naruto, Hiashi memanggil Hinata keluar dan berbicara dengan putrinya.

"Hinata! Jawab pertanyaan ayah dengan jujur!" Ujar Hiashi tegas. Hinata hanya mengangguk dan menundukan kepala.

" Bagaimana bisa kau menjalin Hubungan dengan Uzumaki dan aku tidak mengetahuinya! Terlebih kau sudah bersamanya selama setahun Hinata!" Hiashi mengusap wajahnya kasar, dia kecewa dengan putrinya kali ini.

" Ayah maafkan aku... Naruto-kun.. dia...dia..aku..aku mencintainya ayah...." Ucap Hinata parau.

" Cinta katamu!! Astaga Hinata! Bagaimana kau bisa mencintai pemuda seperti Naruto!" Hiashi emosi mendengar putrinya berkata dia mencintai Naruto.

" Ayah, Naruto-kun tidak seperti yang ayah pikirkan! Dia mungkin punya reputasi buruk, tapi dia sangat mencintaiku ayah..." ucap Hinata sembari menangis, dia berusaha meyakinkan Hiashi.

" Tadi pagi keluarganya melamarmu! Apa kau tau hal ini?" Tanya Hiashi pada Hinata. Hinata hanya diam dan menunduk.

"aku memberinya 1 bulan untuk dia mempunyai bisnis sendiri, kita lihat apa pemuda yang katanya mencintaimu itu mampu melakukannya!" tambah Hiashi sembari menatap tajam ke arah Hinata. Hinata menatap tidak percaya kearah ayahnya.

" Kenapa ayah melakukannya?Hal itu tidak mungkin. 1 bulan itu terlalu singkat ayah. Aku mohon..." belum selesai Hinata bicara, ayahnya sudah membentaknya.

" Diam Hinata! Kalau dia memang mencintaimu! Dia harus bertanggung jawab! Laki lakimu itu harus tau kau menikah tidak semudah ucapannya.!" ujar Hiashi tegas, kemudian pergi meninggalkan Hinata yang masih menangis.
.
.
.
.
(Kampus)
Hinata berjalan dengan wajah murung di koridor kampus. Dia masih memikirkan perdebatannya dengan sang ayah semalam. Tiba tiba dia menabrak seseorang didepannya.

" Go-gomenasai...aku tidak memperhatikan jalanku" Ujar Hinata tanpa melihat siapa yang ia tabrak.

"Hime.." Naruto menatap sang wanita, Hinata mendongak.

" ada apa denganmu..kau habis menangis?" tambah Naruto, pemuda itu mengangkat dagu wanitanya.

"Naruto-kun.." Hinata menatap Naruto nanar dan langsung memeluknya. Naruto terkejud Hinata tiba tiba menangis di pelukannya.

"Hei .... jangan menangis Hime, ceritakan padaku apa yang terjadi." Ujar Naruto.pemuda itu menarik tangan Hinata menuju ke ruangan kosong tempat menyimpan barang barang kebersihan. Dia mengunci pintu dari dalam.

" sayang....ceritakan padaku apa yang terjadi?" Naruto menangkup wajah wanitanya.

" Naruto-kun aku sudah dengar semua dari ayah.... Apa kau yakin menyanggupi permintaan ayah? "ujar Hinata parau sambil menatap nanar ke arah Naruto. Naruto langsung mencium bibir wanitanya lembut.

"Hei, jangan pikirkan itu. Aku pasti akan lakukan apapun untukmu. Jangankan 1 bulan, 1 minggupun aku mampu melakukannya..!" tegas Naruto.

Pemuda itu langsung memeluk Hinata dan mengelus surainya. Naruto melepas pelukannya, kemudian mencium kembali bibir Hinata, kali ini ciumannya sedikit menuntut. Dia mulai menggigit bibir Hinata membuat sang empunya membuka mulut. Dengan lihai Naruto memasukan lidahnya ke mulut Hinata dan menarikan lidah keduanya hingga membentuk benang saliva tipis. Tangan Naruto mulai meremas dada Hinata dan membuka satu persatu kancing bajunya.

DEEP DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang