DEAL

1.7K 153 2
                                    

"apa, maksud kalian sebenarnya?" Tanya Neji dengan setengah emosi. Hiashi hanya diam dan bermuka datar. Naruto tersenyum licik melihat Neji yang emosi. Minato dan Kushina pun ikut bingung.

"Aku kemari untuk meminta ijin menikahi Hinata." Naruto membuka suara.

" aku rasa kalian sudah tau kalau aku dan Hinata sudah bersama cukup lama kan, aku tidak ingin bertele tele. berikan saja jawaban kalian." Tambah Naruto dengan nada arogannya.

" Begitukah caramu melamar seorang perempuan Tuan muda Uzumaki?" Hiashi menjawab Naruto dengan wajah datarnya.

" aku tidak mau menyerahkan putriku meski kau tukar dengan seluruh saham Uzumaki milikmu." tambah Hiashi. Neji tersenyum miring dengan jawaban ayahnya.

"lalu apa yang kau Inginkan Hiashi san?" tanya minato menengahi.

"kami minta maaf atas kelancangan Naruto" Kishina menimpali dan memandang tajam ke arah Naruto. Pemuda itu mengalihkan pandangan dari tatapan tajam ibunya.

" Sekarang aku tanya padamu Tuan muda Uzumaki, apa yang bisa kau berikan pada Hinata?" Tanya Hiashi sembari menatap tajam kearah Naruto.

"Aku punya semuanya tuan Hiashi" Jawab Naruto lantang.

"yang kau sebut semuanya itu adalah harta kedua orangtuamu Naruto! menikah itu soal tanggung jawab, bukan hanya soal harta!" Tegas Hiashi. Naruto menatap Hiashi dengan tidak suka.

"Lalu, kau ingin aku bagaimana?" Naruto menimpali.

" aku beri dirimu 1 bulan untuk membangun bisnismu sendiri. Kalau kau sanggup, hari itu juga kau boleh menikahi Hinata." Ucap Hiashi dengan lantang.

"Baik aku menyanggupi, tapi aku ingin melaksanakan pertunanganku dengan Hinata besok." Naruto menjawab dengan tegas. Minato dan Kushina kagum dengan ketegasan putranya. Keluarga Uzumaki meninggalkan kediaman Hyuga setelah membuat kesepakatan. Setelah kepergian keluarga Uzumaki, Neji meluapkan amarahnya.

"apa apaan yang ayah lakukan!! Kau membiarkan Naruto memiliki Hinata!laki laki keparat seperti itu tidak..." Neji berteriak penuh amarah.

" Diam Neji! Kau sendiri tidak becus menjaga adikmu! " belum sempat Neji menyelesaikan ucapannya, Hiashi membentak putranya.

" Menyerahkan Hinata pada Uzumaki adalah keputusan terbaik saat ini, Otsutsuki sudah mencabut investasinya di perusahaan kita. Hanya Uzumaki yang bisa membantu kita saat ini!" Hiashi menambahi. Neji masih belum bisa menerima keputusan ayahnya dan melenggang pergi begitu saja. Hiashi hanya menghela nafas kasar.

(Apartment)

Hinata masih sibuk membereskan apartment Naruto, dia masih berusaha mencari handphonenya yang dibuang Naruto.

"Kau mencari ini?" Naruto datang dari belakang sembari menunjukan Hp Hinata.

"Naruto-kun ka kau sudah datang? Aku tidak mendengarmu" Hinata gugup. Naruto langsung mendekati Hinata.

" Tentu saja kau tidak mendengarku, kau sibuk sendiri sih" Naruto langsung memeluk Hinata dan menyerahkan Hpnya.

" aku akan mengantarmu pulang hari ini." tambah Naruto. Hinata yang mendengarnya langsung bahagia dan memeluk Naruto.

" Terimakasih Naruto-kun"Hinata memeluk Naruto dan dibalas  pemuda itu dengan memeluknya lebih erat.
.
.
" Naruto kun kau yakin mau menemui ayahku?" Hinata menatap Naruto yang masih fokus menyetir.

" aku sudah menemuinya, dan besok kita akan bertunangan." Ujar Naruto dengan santai. Hinata melongo, dia sangat terkejut mendengar ucapan Naruto.

"tutup mulutmu Hime, atau aku akan membungkamnya dengan mulutku" Naruto tersenyum miring. Hinata langsung buru buru menutup mulutnya dan memalingkan wajahnya.

" kita sudah sampai, turun Hime. " Naruto membuka pintu mobilnya,  Hinata turun dari mobil dan berjalan ke rumahnya bersama Naruto.
.
.
.Neji melihat adiknya itu pulang dengan Naruto langsung menghampirinya dan memukul Naruto.

" Keparat! Kau sembunyikan dimana Hinata selama ini!" Neji masih ingin memukul Naruto namun dihalangi oleh Hinata.

" Kakak hentikan, jangan sakiti Naruto-kun." Hinata menghalangi neji yang ingin memukul wajah Naruto.

" Hinata, masuk!!" bentak Neji. Hinata menatap nanar sang kakak, ini pertama kalinya neji membentaknya.

" jaga bicaramu pada calon istriku."
ucap Naruto dengan lantang membuat neji emosi kembali dan memukulnya.

*BBuaggghhh*

" kakak, aku mohon hentikan" Hinata menangis melihat Neji memukuli Naruto. Hiashi  yang mendengar keributan, langsung keluar dan menghentikan putranya.

" Cukup Neji" Hiashi langsung menampar Neji agar putranya itu berhenti memukul Naruto. Neji yang mendapat tamparan dari ayahnya langsung diam dan menghentikan aksinya.

" Hinata bawa Naruto kedalam dan obati lukanya" ujar Hiashi pada Hinata. Hinata mengangguk dan membawa Naruto kedalam.

" Kita harus bicara Neji" ujar Hiashi pada putranya.

" apalagi yang ingin ayah katakan" Neji berujar datar.

"ikut ayah" Hiashi dan Neji beranjak pergi.
.
.
.
" Naruto-kun, maaf. Gara gara kak Neji kau jadi begini" Hinata mengobati luka Naruto dengan telaten. Naruto bahagia melihat Hinata mengkhawatirkan dirinya. Dia memegang tangan Hinata yang masih mengobato lukanya. Naruto langsung, menangkup wajah Hinata dan melumat bibirnya. Hinata kaget dan ingin segera menghentikan ciuman Naruto sebelum ayahnya melihatm tapi Naruto justru mengunci kedua tangannya dengan tangan kiri, dan tangan kanan ia gunakan untuk memegangi tengkuk Hinata agar dapat memperdalam ciumannya. Naruto mengigit bibir Hinata agar wanitanya membuka mulut, kemudian dengan kasar dia memainkan lidahnya kedalam mulut Hinata. Masih merasa belum cukup, Naruto merambah ke leher Hinata dan menciuminya memberikan bekas merah disana.

"ahhhhh, Naruto-kun hentikan" Hinata melenguh, dia tidak mampu menghentikan aksi pemuda didepannya. Hingga tiba tiba ada suara yang mengagetkan mereka.

*Ekhemmm!*

Hiashi menatap tajam kearah Hinata dan Naruto.

" Hinata masuklah, aku ingin bicara 4 mata dengan Naruto" Ujar Hiashi tegas. Hinata tau ayahnya sedang marah, dia langsung masuk kekamar.

" Beraninya kau menyentuh putriku!" Hiashi berkata penuh tekanan. Naruto hanya tersenyum miring.

Jangan lupa vote kalau mau di lanjut ceritanya



DEEP DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang