Day-1

40 8 1
                                    

Ji Ah berlari menuju halte bus sambil berusaha membenarkan sepatunya yang belum seutuhnya terpasang dengan sempurna.

Sial. Hari pertama masuk sekolah sudah bangun kesiangan.

Ini semua gara-gara maraton drama tadi malam. Awalnya Ji Ah berjanji hanya akan menonton satu episode saja namun berakhir dengan menyelesaikan empat episode sampai jam dua pagi.

"Tunggu!! Tunggu!!" teriak Ji Ah pada bus yang baru saja menutupkan pintunya.

Ji Ah menambah kecepatannya dan berlari mengejar bus yang sudah mulai berjalan.

Pandangannya bertemu pada penumpang laki-laki yang juga mengenakan seragam yang sama dengan dirinya. Ia memberi kode pada anak laki-laki itu untuk meminta supir bus berhenti.

Sepertinya Ji Ah bernasib sial hari ini, anak laki-laki itu malah mengalihkan pandangannya dan alhasil Ji Ah tidak sanggup mengejar bus itu lagi.

Tinn tinn

Ji Ah yang masih terengah-engah kemudian menolehkan pandangan ke arah sumber suara.

"Chan!"

Mata Ji Ah melotot melihat tetangganya itu datang seperti seorang malaikat yang memberi harapan.

"Ayo naik!" perintah anak laki-laki itu pada Ji Ah.

Ji Ah berhenti sebentar sebelum naik ke atas motor.

"Kenapa?"

"Tapi kan sekolah kita beda," jawab Ji Ah.

Laki-laki itu tertawa, "Gapapa. Udah naik aja."

"Nanti loㅡ

"Mau telat?"

"Eh iya iya gamau," jawab Ji Ah bergegas naik ke atas motor.



***



"Thanks," kata Ji Ah setelah melepas helmnya dan langsung berlari menuju gerbang sekolah.

Ji Ah mengumpat dalam hati.

Gerbangnya sudah ditutup!

Hari pertama Ji Ah di SMA yang harusnya diawali dengan kegiatan MOS malah diawali dengan kesialan yang tidak berkesudahan.

"Tenang Ji Ah tenang. Pasti ada jalan lain," kata Ji Ah pada dirinya sendiri.

Tidak berselang lama, ia kemudian berlari ke belakang sekolahnya.

Setelah memperhatikan tidak ada guru ataupun satpam, Ji Ah melempar tas nya kemudian disusul dengan dirinya memanjat dinding yang tidak terlalu tinggi tersebut.

"Yes! Berhasil. Nanti bilang aja ke pembinanya kalo abis panggilan alam di toilet biar ga kena marah. Ji Ah kamu pinter banget."

Baru saja Ji Ah ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba tersadar bahwa ada yang tidak beres.

"Bentar-bentar."

Ji Ah mengarahkan pandangannya ke sekelilingnya.

"Tas gue dimana?!?!"

Ji Ah menyadari keberadaan tasnya yang tidak ada padahal tadi ia yakin sudah melemparkannya duluan.

"Belum gue lempar kali ya tadi? Aduh tapi masa manjat lagi. Apa gue biarin aja? Aduh tapi masa tas gue ilang gitu aja," kata Ji Ah panik.

HELIOPHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang