[ 17 ]

840 107 23
                                    

sedangkan di sebrang sana, lelaki itu panik mendapatkan telepon dari orang yang ia tunggu sejak pagi tadi.

dia keluar apartemen secara diam-diam, seperti orang hilang, dan mungkin orangtuanya mencari.

mendengar pinta lelaki manis yang ia tunggu sejak tadi pagi, sekarang dia memikirkan bagaimana caranya untuk kembali kerumah.

orangtuanya pasti akan menceramahinya seharian atau mungkin seminggu, diam. dia hanya diam di sebuah apartemen, Phm.

"Phm, apa yang harus aku lakukan setelah ini" tanya Boun.

"kembali kerumah"

"jelaskan alasanmu pergi"

"menerima kenyataan"

"sangat membuatku pusing" lirih Boun.

"menurutku, jika kau pulang akan lebih baik"

"aku akan pulang"

.

pov : Boun

aku menyusuri jalanan kota di siang hari ini, mendung sedikit tapi tak hujan, berharap kepulanganku kerumah tidak membuatku diceramahi oleh Mama, kau tahu dia lebih cerewet jika aku melakukan sedikit kesalahan.

10 menit berlalu, aku melanjutkan perjalananku, sesampainya didepan gerbang, mataku menjurus pada sosok yang menunggu di depan rumah. Mama.

"Boun darimana saja kau?"

suara itu sangat sayu, Boun sangat menyesali kesalahannya, pergi tidak izin ternyata membuat orangtuanya panik.

"dirumah Phm, aku tidak kemana-mana"

"kenapa tidak membalas chatku, atau sekedar menganggat teleponku"

"aku tertidur Ma" bohongku.

"kau tahu Prem khawatir, dia bilang kau menginap semalam, tetapi kau dibilang hilang paginya"

"aku tidak hilang, aku hanya sedikit banyak pikiran"

"kau... takut jika tidak menikah dengan Prem"

DEG

iya itu benar, memikirkannya saja sudah membuat dia frustasi, alesannya semalam mabuk berat, apalagi jika bukan karena takut Prem menolaknya.

gampang ditebak bukan, asal kau tahu, Prem adalah teman semasa SMA, dan Prem tidak tahu kalo dahulu Boun menyukainya.

"Ma-"

"Boun Mama tau tentangmu, kamu lahir dari darahku, jadi Mama tahu" tukas cepat Mama.

"maaf"

"tak apa"

.

tingg!

tinggg!!

tingggg!!!

notif telepon genggam Boun berbunyi, Mamanya menyuruh untuk membaca chat tersebut, takut penting untuknya, dan dia mengabaikannya.

-----
Prem❤
-----

Boun dimana kau!
apa kau tidak tahu Mamamu khawatir!!!!!
SANGAT BODOH!
CEPAT PULANG!
12.37

aku sudah dirumah
kau merindukanku?
aku akan ke apartemenmu setelah makan siang nanti
12.39

AKU TIDAK MERINDUKANMU!
jangan kesini akanku usir kau!
12.41

galak sekali, aku tetap kesana tunggu aku
12.41

ku usir
12.42

coba saja
bye
12.42

y
12.44

------

pov : Prem

SANGAT MENYEBALKAN, pergi lalu menghilang dia seperti saiton kau tahu, aku berfikir kenapa tadi pagi dia tak membangunkanku padahal aku di sofa.

jika pintu apartemen kebuka itu muncul bunyi-bunyi, suara itu tak kudengar.

Prem kau melupakan 1 hal, kau sangat kebo saat tidur, jika gempa terjadipun kau akan tetap tidur.

bell apartemen berbunyi setelah aku sedikit bergelut dengan fikiranku.

"siap-"

"akanku usir kau!"

"kenapa?"

"kenapa kau hilang?! Mama menghawatirkanmu"

"sepertinya kau yang khawatir?" ucapnya dengan nada seperti memojokkanku.

"hah? aku? tak mungkin"

"mengaku saja"

"tidak"

"akui saja"

"tidak"

"tidak?"

"iya. tidak!"

"hidungmu panjang jika berbohong"

"SHIA! MENJENGKELKAN!"

aku meninggalkannya di depan pintu apartemen yang masih terbuka lebar, aku berjalan ke arah dapur untuk mengambil lay's dan duduk di ruang tamu, menonton film lebih baik dari pada bertengkar dengan lelaki keras kepala sepertinya!

ʕノ)ᴥ(ヾʔ

gewch mau buat nikah cepet-cepet tapi gatau konsep nikahnya, nangis banget. berguru di google bikin gewch pusing, dan lagi maaf ini chapter terniat, tumben sampe 500+ word biasanya cuma 200+ mwehehe aks kehabisan topikkkkkk😊💔

makasih yang sudah baca, jangan lupa voment biar aks semangat mencintaimu, tidak.
biar aks semangat up hehe

jangan lupa meninggalkan jejak 👣👣

𝐃𝐄𝐉𝐀𝐕𝐔 [Boun x Prem] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang