8. Resmi Cerai..

1.5K 221 10
                                    

Terima kasih yang sudah vote..








Selamat membaca!!!










"Hak anak pertama akan jatuh ke saudara Taruna dan anak kedua dan ketiga jatuh ke hak saudari Sinta. Dan saudara Taruna dan saudari Sinta saya ucapkan resmi bercerai"

Tok.. Tok.. Tok..

Setelah ketokan palu itu, suasana kembali hening. Suasana perdebatan itu sekana berubah menjadi hawa dingin. Kaesa tidak menangis. Padahal dia sudah berjanji akan menangin di pengadilan. Tapi sepertinya dia sudah kebal.

Dia menjadi hak asuh papanya dan adik-adiknya jatuh menjadi hak mamanya. Tidak apa-apa dia masih bisa melihat adiknya karena pekerjaan papanya adalah pengusaha laudry dan cafe yang pasti menetap. Serta mamanya yang berkerja menjadi pengacara swasta.

Kaesa masih berdiri mematung. Tidak ada niatan memeluk mama dan papanya yang berdiri tepat didepannya saat ini. Dia tidak membenci mereka. Dia hanya kesal. Kenapa semua manusia itu egois?

Mamanya mendekat, "Kaesa.." Panggilan itu membuat Kaesa memalingkan wajahnya.

Okay. Mungkin saat ini dia akan menangis. Mengeluarkan rasa sakitnya yang dia simpan baik-baik selama ini. Kesedihannya yang selalu dia tahan supaya tidak membuat orang lain khawatir.

"Kaesa ngga mau peluk mama sayang?" Tanya sang mama.

Kaesa masih diam membatu sambil menunduk. Bukan dia tidak rindu mamanya itu. Tapi, dia masih tidak percaya ini semua. Baru saja beberapa bulan lalu mereka tertawa bahagian. Berlibur bersama. Kenapa sekarang seperti ini?

Dengan cepat dia berlari memeluk mamanya itu. Mendekap erat wanita berumur 40 tahunan itu. Dapat dipastikan dia sangat merindukan mamanya itu.

"Kenapa ma? Why?" Tanya Kaesa berbisik.

Mamanya hanya mampu menangis sambil mendekap erat anak sulungnya ini. Anak sulungnya yang selalu terlihat tegar dan kuat. Tapi sebenarnya, paling banyak menyimpan luka..

"Kitakan sudah membicarakan ini Kaesa.. Mama dan papa sudah tidak sejalan lagi.." Ujar sang ibunda.

Tangis Kaesa pecah. Tangisan yang dia tahan selama ini pecah membasahi kemeja mamanya. Memeluk erat tubuh mamanya yang sama tinggi dengannya. Dia sekarang menunjukkan kelemahannya. Dia terpuruk.

"Kalian tau? Kalian itu egois.." Ujar Kaesa lirih.

"Kaesa.." Panggil papanya.

Dilepasnya dekapan sang mama dan beralih menatap papanya. Papanya ini bertubuh tinggi semapai dan tegap. Suaranya berat dan mempunyai pelafalan suara yang sangat tegas. Membuat siapa saja yang mendengar suaranya akan ketakutan. Tapi percayalah, papanya Kaesa adalah lelaki paling lembut dan penyayang.

Sedangkan mamanya. Dia berwatak lebih tegas dan lugas. Seseorang yang perfectsionist dan pandai berdebat. Keras kepala dan semua keinginannya harus seperti apa yang dia inginkan. Memiliki tubuh tinggi karena keturunannya yang bercampur dengan darah orang barat.

Mungkin karena alasan inilah Kaesa dan adik-adiknya memiliki badan yang tinggi dan besar-besar. Kaesa lebih mewarisi sifat papanya yang lembut, penyayang, sabar, tegas, dan selalu menyimpan rasa yang dia miliki sendiri. Tidak seperti adik-adiknya yang mewarisi sifat mama yang perfectsionis dan keras kepala.

Dia berjalan mendekat kearah papanya. Dipandangnya papanya lembut. Dia sangat menyayangi papanya ini. Papa yang selalu dia banggakan kesemua temannya karena berhasil membangun tempat laudry diberbagai belahan bumi Indonesia dengan jerih payahnya sendiri. Yang bisa membangun cafe mewah di Bali dengan view lautan dan pegunungan. Ya.. Papanya yang selalu dia banggakan.

GIVE IN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang