Nino berdiri tegap di hadapan cermin segi empat yang memantulkan bayangannya. Setelan jas berwarna putih melekat pas di tubuh atletisnya. Senyuman bahagia tidak henti-hentinya menghiasi bibirnya. Sementara organ dalam dada kirinya terus berdetak dengan cepat.
Apa lagi yang bisa diharapkan Nino? Seluruh kebahagiaan dari penjuru dunia sedang berkumpul penuh dalam hati lelaki itu. Kurang dari satu jam lagi, ia akan resmi menjadi suami dari gadis pujaannya. Gadis yang melengkapi hidupnya dan menjadikannya sempurna. Bidadari yang dikirimkan Tuhan hanya untuknya. Gadis bernama Nadira yang selalu menghiasi mimpi-mimpi indahnya.
Dua setengah tahun yang lalu, ibu Nino meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Hari yang terasa bagaikan mimpi buruk bagi Nino. Walaupun pemakaman sudah usai dan semua orang sudah meninggalkan area pemakaman, tapi Nino masih terdiam di samping makam ibunya. Berbisik dalam hatinya. Memohon maaf atas segala hal yang belum sempat ia lakukan untuk ibunya. Menyesali semua perlakuan yang mungkin menyakiti hati wanita yang sudah melahirkannya dua puluh enam tahun yang lalu itu.
Sebuah isakan terdengar di area pemakaman yang sunyi itu. Kepala Nino bergerak begitu saja mencari sumber suara. Ia bisa memastikan bahwa itu bukanlah suara isakannya. Nino memang sangat menjaga citranya sebagai lelaki jantan. Bagaimanapun rasa sedih yang hinggap di hatinya, ia tidak akan mungkin menangis di tempat umum.
Nino terkesiap saat akhirnya menemukan dari mana asal isakan itu.
Seorang gadis tampak berdiri membelakangi Nino. Gadis itu berdiri di samping pusara seseorang yang letaknya berdekatan dengan sebatang pohon yang rindang. Tentu saja itu bukanlah hal yang aneh. Tapi saat melihat penampilan gadis itu membuat benak Nino kembali bertanya-tanya.
Rambut gadis itu berantakan seperti tidak pernah mengenal sisir selama bertahun-tahun. Pakaian yang ia kenakan berwarna putih dengan noda tanah di sana-sini. Tapi itu bukanlah pakaian putih biasa, itu adalah gaun pernikahan dengan pita satin hitam melingkar cantik di pinggang gadis itu.
Apa aku tidak salah lihat? Nino mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa yang dilihatnya ini bukanlah mimpi. Atau jangan-jangan...
Bodoh. Nino meneriaki dirinya sendiri. Mana mungkin ada hantu gentayangan di siang hari seperti ini. Lagi pula sejak kapan ia punya waktu untuk peduli pada urusan orang yang tidak ada hubungan dengan hidupnya. Nino kembali mengalihkan pandangannya ke nisan ibunya lalu membelainya dengan lembut seolah sedang membelai kepala ibunya.
“Maafkan Nino, Ma,” gumam Nino dengan air mata tertahan gengsi.
Satu minggu berlalu sejak meninggalnya ibu Nino. Selama itu, setiap hari ia datang ke pusara ibunya. Berdoa, menaburkan bunga, dan menyiramkan air ke tanah yang kini menjadi tempat ibunya bernaung. Selama satu minggu itu juga setiap hari Nino melihat gadis dengan gaun pengantin itu. Gadis itu tetap setia menunggu -entah apa yang ditunggunya— di satu pusara yang sama.
Nino selalu berusaha untuk tidak peduli. Walaupun jauh di dalam hati ia merasa penasaran pada apa yang dipikirkan gadis itu. Apa gadis itu tidak bosan? Setiap hari datang dengan mengenakan pakaian seperti itu dan membuatnya tampak begitu menyedihkan. Bagaimanapun, gaun pernikahan sama sekali tidak cocok dikenakan saat mengunjungi sebuah makam.
Hingga tiba hari di mana hujan turun sangat deras. Nino menatap nanar ke arah gadis itu dari bawah payung hitamnya. Saat ini gadis itu tengah duduk dan merebahkan kepalanya berbantalkan gundukan tanah makam yang ia datangi setiap hari. Gadis itu bergeming seolah tidak peduli pada hujan yang mengguyurnya. Air hujan turun membasahi rambut dan gaun yang dikenakannya.
Entah dirasuki setan mana yang membuat Nino melangkahkan kakinya mendekat. Tangannya bergerak untuk memayungi gadis itu dan membiarkan hujan mengguyur dirinya sendiri. Tapi gadis itu tetap diam seperti patung. Tidak menoleh sedikitpun walau untuk sekedar melihat orang yang memayunginya. Seakan di dunia ini hanya ada dirinya dan pusara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frame of Love (Kumpulan Cerpen) ✔
Short StoryKumpulan Cerita Pendek . #3 in kumpulancerita [2019-03-25] #4 in kumpulancerita [2019-03-19] #7 in ceritapendek [2019-03-05] #13 in ceritapendek [2019-03-04] . 1. Derion 2. Impossible 3. Melo(ve)dy 4. Ashamed 5. Sacrifice 6. Antariz 7. Yuki-zora 8...