Derion

3.4K 78 12
                                    

Cahaya matahari yang jernih dan terang sedang bersemangat menyinari dunia. Semilir angin berembus membuat damai suasana. Beberapa ekor elang tampak sedang terbang berputar di udara. Sesekali terdengar suara memekiki dari para elang itu.

“Kau siap untuk mulai, Diff?” tanya Dash sambil bersiap di tepi ngarai. Di sini merupakan garis start yang sudah mereka tentukan sebelumnya.

“Kapanpun kau siap!” balas Diff menjawab tantangan Dash.

Mereka merentangkan sayap seperti kaca di punggung masing-masing.

“Baiklah. Bersedia?” Dash memberi aba-aba. “Mulai!”

 

Dash meluncur di udara bersamaan dengan aba-aba mulai yang diucapkannya. Hal tersebut sontak membuat Diff merasa dicurangi. Cepat-cepat gadis itu menyusul Dash dan menukik di udara.

 

“Kau curang, Dash!” protes Diff dengan bibir mungilnya yang mengerucut kesal.

“Aku tidak curang. Kau saja yang lamban, Diff.” Dash membalas protes Diff dengan sebuah olokan. Setelah mengatakan itu, bergegas Dash memacu otot punggungnya untuk bergerak lebih cepat. Ia tidak boleh kalah dari Diff.

Lelaki ini meremehkanku! Diff menutup mulutnya rapat dan menggertakkan giginya kuat-kuat, merasa kesal diejek seperti. Lalu ia mulai berakselerasi dengan kecepatan maksimum terbangnya. Gadis itu berhasil menyusul Dash bahkan terbang mendahului lelaki itu. Sambil mengerlingkan mata penuh kemenangan, Diff melewati Dash lalu mulai terbang menuju garis finish yang sudah mereka tentukan tadi. Sebuah pohon dekat semak belukar di tepi wilayah hutan.
 

Diff merasakan angin mengangkatnya ke udara hingga terasa semakin dekat dengan langit. Di bawah cahaya matahari yang terik, Diff merasakan kemampuan terbangnya semakin kuat. Aku peri tercepat di dunia! Ia berseru dalam hati. Angin membelai lembut rambutnya, juga membuat sayapnya yang seperti sayap capung berkibar-kibar.

“Diff! Terbanglah lebih cepat!”

Tiba-tiba Diff mendengar Dash berseru dengan panik. Apa lagi ini? Lelaki ini masih saja berusaha mengolok-oloknya. Tapi wajah Diff langsung berubah pucat saat melihat penyebabnya. Ada seekor elang tepat di belakangnya! Dan gadis itu merasakan ketakutan saat ia melihat elang lain terbang cepat ke arah Dash.

Dash terbang lebih cepat dan dengan gesit ia menghindari kejaran elang itu. Benar-benar luar biasa! Tapi ini bukan saatnya untuk mengaggumi cara terbang orang lain sementara ia sendiri harus menyelamatkan dirinya.

Diff berpikir cepat untuk mencari tempat bersembunyi. Tapi tempat ini lebih mirip padang pasir dan nyaris tidak ada tempat bersembunyi yang aman. Sepertinya satu-satu cara adalah menukik turun dan masuk wilayah hutan. Diff mulai melaju rendah dengan melawan arus angin ke dasar ngarai. Sesaat ia mencoba mengintip dari balik bahu sambil berharap elang itu sudah berhenti mengejarnya. Tapi harapan itu ternyata masih jauh. Elang itu malah tampak melipat sayap seperti hendak mendarat dan cakarnya terentang dekat tubuh Diff.

Sedikit lagi... sedikit lagi cakar melengkung itu akan mencengkram tubuh Diff!

Frame of Love (Kumpulan Cerpen) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang