Gracias

463 26 3
                                    

Giselle berdiri menghadap kaca jendela besar gedung ini, menatap jalanan yang cukup ramai di bawah sana. Perlahan gadis itu menyesap kopi pahitnya lalu memperhatikan orang-orang yang  berjalan di sepanjang trotoar dan mobil-mobil yang berlalu-lalang di jalan raya. Pemandangan yang biasa terjadi setiap harinya. Ia memang tipikal gadis yang suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Memperhatikan ekspresi mereka sambil menerka apa yang ada dalam pikiran orang-orang itu.

Saat ini Giselle sedang berada di sebuah ruang pertemuan milik majalah Belleza. Sebentar lagi akan diadakan pertemuan untuk membahas konsep pemotretan yang akan diadakan minggu depan. Ini adalah pekerjaan pertama yang gadis itu terima setelah vakum dari dunia modeling selama hampir dua tahun.

Gadis itu menjauhi jendela dan kembali ke tempat duduknya saat mendengar beberapa orang masuk ke ruangan. Itu berarti sebentar lagi pertemuan akan segera di mulai. Sedikit banyak Giselle sudah mendengar konsep dasar pemotretan ini dari manajernya yang sekarang duduk di samping kanannya. Pemotretan kali ini mengambil konsep percintaan karena memang bertujuan untuk menyambut valentine di bulan Februari. Dan lelaki yang duduk di samping kirinya ini yang akan menjadi pasangannya.

Giselle mencuri pandang sekilas ke arah lelaki yang tidak lain adalah Gilberto. Ia mengenal lelaki ini sejak mereka berdua masih anak-anak. Kedua ibu mereka saling mengenal dengan baik karena tinggal bertetangga. Ibu Gilberto yang dulu mengajak ibu Giselle untuk mengenalkan anak mereka ke dunia modeling. Beruntung, hal tersebut berdampak baik. Sejak saat itu, Giselle dan Gilberto dikenal sebagai model yang berbakat.

Belakangan ini, banyak media yang memberitakan kedekatan mereka berdua. Media cukup heboh membahas percintaan dari dua model yang sudah dekat sejak kecil dan akhirnya jatuh cinta. Padahal berita tersebut sama sekali bohong. Hubungan Giselle dan Gilberto murni hanya sebagai sahabat. Tapi majalah ini memanfaatkan dengan baik kehebohan itu dan menjadikan mereka sepasang kekasih untuk foto sampul majalah fashion ini.

Gilberto dua tahun lebih tua dari Giselle. Wajah mereka berdua memiliki daya tarik masing-masing yang disukai oleh para fotografer. Gilberto memang memiliki wajah tampan khas orang Spanyol yang disukai para gadis. Bahkan Giselle pun mengakui hal tersebut. Matanya yang cokelat seakan mampu membuat setiap gadis tenggelam dalam tatapannya. Hidungnya mancung dengan bibir yang tipis. Alisnya yang tebal dan tegas, juga kulitnya yang kecokelatan menambah kesan jantan dan gagah.

Sementara Giselle tampak menarik dan unik karena memilki mata bulat dengan manik hitam dan kulit berwarna kuning langsat seperti ibunya. Pipinya merona. Bibirnya mungil berwarna merah muda. Rambutnya ikal dan menjuntai indah sampai punggungnya.

Mereka berdua juga sama-sama memiliki bentuk tubuh proporsional yang disukai para perancang busana. Tidak terlalu kurus, juga tidak terlalu gemuk.  Kepandaian mereka berbicara juga menjadi nilai tambah yang membuat orang-orang senang untuk bekerja sama dengan mereka. Bukan hal yang mengherankan jika mereka bisa terus mempertahankan eksistensi di dunia modeling.

Pertemuan hari ini sudah berakhir. Giselle berjalan keluar ruangan berdampingan dengan Gilberto. Ia ingat bahwa ada hal yang ingin ia katakan kepada lelaki ini.

“Gilberto.” Panggil Giselle saat mereka melangkah masuk ke dalam lift. “Apa malam ini kau ada pekerjaan?”

Lelaki itu menatap ke arah Giselle tapi tidak langsung menjawab. Ia mengerutkan kening sejenak untuk mengingat kemudian berkata, “Sepertinya tidak ada.”

“Bagus.” Giselle berdecak penuh semangat. “Nanti malam kau datang ke rumahku, ya. Kita makan malam bersama.”

Gilberto mengangkat alisnya. Ada apa ini? Kenapa gadis ini mengundangnya makan malam? “Kenapa?”

Frame of Love (Kumpulan Cerpen) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang