Assalamualaikum...balik lagi sama aku di ceritaku yang kedua🤗
HAPPY READING...
.
.
.
.
.
.
Terlihat wanita setengah baya sedang duduk di sofa ruang tamu menunggu anak sulungnya pulang.Waktu menunjukan pukul 17.00 WIB, wanita tersebut mulai khawatir"Mana ya ara kok belum juga pulang?apa sebaiknya aku telpon pak Danang aja ya"Ujarnya berbicara sendiri.Wanita tersebut mengambil Ponselnya tergeletak di atas meja kaca tak jauh dari tempat ia duduk.Baru saja hendak menelpon supirnya ingin menanyakan di mana anaknya berada,terlihat seorang gadis memasuki pintu rumah dengan wajah yang kusut.
"Eh kak kok kamu pulang terlambat sih ibu khawatir tau!"Omel
wanita setengah baya tersebut"Baru juga telat 5 menit udah di khawatirin,lagi pun Ara kan ada di sekolah gak kemana mana!"Jawab anaknya ketus
"Lagian kamu..."
"Udahlah bu,jangan berlebihan Ara gak apa apa.Dari pada khawatirin Ara mending khawatirin si anak haram aja tuh!"Ia memotong ucapan ibunya,ia pun melangkahkan kaki menaiki tangga selanjutnya,langkah nya terhenti lagi karena ucapan ibunya.
"Kak,kamu kok ngomong gitu gimana pun kamu anak ibu,ya masa ibu khawatirin anak orang lain!"Ujar wanita tersebut dengan nada yang lembut
"Gak usah munafik kali bu,ibu kan ngedukung ayah supaya bisnis ayah di terusin ke si atta,ia kan!"Ujar ara dengan nada membentak.Setelah berdebat dengan ibunya,ara kemudian melanjutkan langkah nya menuju kamarnya yang berada di lantai atas.Ibunya masih terdiam mencerna apa yang anak gadisnya katakan.Ada rasa kecewa yang amat dalam dari tatapan anak gadis nya tersebut.
.
.
.
Suasana lantai atas sangatlah sepi,tidak ada seorang pun kecuali dirinya di lantai dua,terdapat tiga kamar tidur,kamarnya,kamar orang tuanya dan juga kamar adiknya.Dan juga terdapat balkon di setiap kamar tidur.Saat Putri sudah sampai di kamarnya,ia melepas sepatu,dan tasnya kemudian ia menaruhnya di rak sepatu,dann tasnya ia taruh di meja belaajarnya.Kamarnya lumayan luas, ada beberapa ruangan di kamar itu,kamar mandi,dan tak lupa balkon kamar yang dihiasi berbagai tanaman rambat,dan juga berbagai bunga berwarna warni,terdapat pula boneka boneka yang tersusun rapih di atas ranjangnya,seedangkan di dinding kamar terdapat foto masa kecilnya saat masih bisa bahagia dengan ayah dan ibunya tersusun rapih di dinding kamarnya,dan terdapat tv di kamarnya,kamar itu di dominasi dengan warna biru,hijau,dan putih.Putri sangat suka sekali dengan alam, ia suka melihat kedamaian dunia di balik penderitaannya di atas apapun.Putri bergegas ke dalam kamar mandi ia ingin mandi badannya terasa lengket sekali,dan tak lupa ia mengambil baju ganti untuknya.Ia keluar dari kamar mandi sekitar 25 menit,saat ini waktu menunjukan pukul 17.30 WIB,ia tak lupa mengambil air wudhu karena sebentar lagi panggilan tuhan tuk menunaikan ibadah akan segera berkumandang.Setelah keluar dari kamar mandi ia menyisir rambut hitam panjangnya yang terlihat kusut karena seharian menggunakan hijab.Setelah selesai menyisir, ia bersiap membentangkan sajadah.Setelah 10 menit Putri menunggu adzan berkumandang dari mesjid di dekat rumahnya,ia pun bergegas memakai mukena dan melaksanakan shalat maghrib.Setelah selesai menunaikan ibadah ia buru buru turun ke bawah ingin makan malam perutnya sudah keroncongan meminta di isi, berharap ayah nya belum pulang.Saat ia turun, sialnya ayah nya sedang makan bersama keluarga besarnya yang memiliki urusan dengan ayahnya, tanpa memanggil dirinya,sakit bukan?. Saat hendak,kembali ke kamarnya ayahnya menghentikan langkahnya.
"Ayo makan kamu emang gak laper apa,kak?"Tanya ayahnya
"Gak laper udah kenyang di anggurin kayak gak ada di rumah ini!"Jawab Putri ketus
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mommy
Roman d'amour[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Ketidak adilan dalam kisah ini selalu menghiasi setiap langkah mereka. Dan juga kisah kehidupan yang lain. Ketidak adilan yang selalu menjerat batin mereka yang masih tetap bertahan,walau selalu di tampar kenyataan bah...