🔹Happy Reading🔹
"Sarada, kau masih marah?" tanya Boruto, mereka berdua kini tengah duduk di dalam bus untuk pulang "Hmmphh!" Sarada hanya melihat ke jendela dengan wajah cemberut, Boruto menghela nafasnya
Tangannya bergerak dan menyentuh pucuk kepala Sarada, ia mengelus surai raven itu dengan lembut.. Dan Sarada? Dia nampak menikmatinya, rasa nyaman saat kepalanya dielus oleh Boruto sampai gadis itu memejamkan matanya
Boruto tersenyum, walau tak melihat ekspresi Sarada tapi senang kala gadis itu tidak menolak diperlakukan seperti itu. Dan beberapa menit kemudian... 'Eh?' Boruto terkejut saat mendengar dengkuran halus Sarada, lalu mengintip wajahnya, dan benar saja dia tertidur
Entah pikiran dari mana, lengan kanan Boruto mulai melingkar di pinggang Sarada yang ramping, menariknya pelan agar kepalanya bersandar di bahunya
Boruto menaruh dagunya di pucuk kepala Sarada sembari mengingat kenapa dia bisa kembali ke tim Konoha
Flashback on
"Kuso!!" geram seorang pemuda bersurai kuning sambil membanting sebuah buku ke lantai, dia kini menjatuhkan kepalanya pada meja belajarnya dan mengacak-acak rambutnya frustasi
Boruto hanya ingin kembali ke tim sepakbola, tapi apakah pantas untuknya, meninggalkan teman-teman tanpa mengucapkan apapun
"Aku merasa malu pada diriku sendiri!" gumamnya pelan
"Kenapa harus malu?" tanya seseorang membuat Boruto tersentak, dia menoleh dan melihat Sarada yang tersenyum kearahnya, gadis itu berjalan dan duduk di kasur dan Boruto kembali menatap komputernya yang hanya menampilkan layar hitam
"Kembalilah pada mereka!" ucap Sarada membuat mata Boruto membulat "Sepakbola adalah impianmu kan? Kau ingin menjadi pemain hebat seperti papa bukan? Maka dari itu jangan bermalas-malasan! Sebuah mimpi tidak akan terwujud jika tidak ada usaha!" lanjut Sarada
"Ck, siapa juga yang bermalas-malasan! Aku selalu berlatih di belakang setiap hari!" bantah Boruto, gadis itu mendekat dan menepuk pundak Boruto "Baka! Latihan memang penting, tapi pertandingan sungguhan jauh lebih penting!"
"Apa maksudmu?" tanya Boruto
Lalu Sarada memandang sebuah piala yang pernah di dapatkan oleh pria kuning itu "Jangan senang hanya karena pernah menjadi juara 1x, terkadang menjadi juara itu berdasarkan keberuntungan!"
Boruto berdiri lalu menepuk pundak gadis itu "Tapi dulu aku berjuang sangat keras demi menjadi nomor 1 -ttebasa!" bantah Boruto lagi
Sarada tersenyum, ia menarik lengan Boruto agar duduk di kasur bersebelahan "Aku tahu itu, tapi menjadi nomor 1 yang sesungguhnya adalah saat membuat rekor yang tak mampu dipecahkan orang lain!" ucap Sarada
"Rekor?" gumam Boruto pelan, Sarada mengangguk "Itulah nomor 1 sesungguhnya, meskipun hal seperti itu pasti sangat sulit!" jelas Sarada
"Berbeda denganku, aku bahkan selalu menjadi paling akhir dalam olahraga lari, tubuhku tidak kuat!" lanjut Sarada pelan dan menunduk, ia ingat bagaimana kelemahannya jika berlari, entahlah, tubuhnya selalu lemas jika habis berlari
"Sarada!" gumam Boruto dengan wajah khawatir, jika seperti itu pasti Sarada sering ditertawakan, sering mengalami kegagalan, hal itu pasti membuatnya terpuruk
"Ganbatte!" ucap Sarada yang kini menatap Boruto "Aku akan selalu mendukungmu, jadilah yang terbaik seperti papa.. Jaa oyasumi!" lanjut Sarada dan menepuk pundak Boruto lalu meninggalkan kamar ini
Brukk
Boruto menjatuhkan tubuhnya di kasur empuknya dan menatap langit-langit rumahnya "Aku mengerti Sarada! Aku akan membuat rekor yang tak mampu dipecahkan orang lain -ttebasa!" gumam Boruto dengan semangatnya yang sudah kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautifull Imouto❤
Romance||ʜɪᴀᴛᴜs|| Menjadi yang terbaik? Itulah mimpi Boruto dkk. Namun harapan mereka pupus kala Boruto berubah menjadi seorang yang pendiam dan penyendiri Sarada! Ia adalah murid pindahan, gadis berkacamata dengan paras cantiknya sangat mempesona, apakah...