Bagian 7

995 111 33
                                    

🔹Happy Reading 🔹

"Nee Boruto!"

"Hm?"

"Maukah kau menceritakan masa lalumu!" pinta Sarada membuat Boruto terkejut

Boruto menatap Sarada dengan serius dan terlihat lesu, hal itu membuat Sarada sedikit takut karena permintaanya pasti membuat Boruto teringat masa kelamnya

"A-ano.. Kalau tidak mau juga gapapa sih, aku ga memaksa kok!" ucap Sarada sambil melihat ke arah lain. Boruto melihat gadis itu sebentar lalu ia mengingat bagaimana masa lalunya dan ia kembali murung

"A-ah lebih baik aku membuat makan malam, kau istirahat saja!" Sarada mencoba menyingkirkan kepala Boruto dengan lembut tapi dengan cepat ditahan oleh pria itu membuat Sarada membulatkan matanya

"Sekarang kaa-chan tinggal di negara lain, aku disini hanya memilikimu, apa kau mau mendengar ceritaku?" ucap Boruto tanpa melepas genggamannya pada lengan adiknya

"Hm!" Sarada mengangguk "Ceritakan saja, aku siap mendengarkan, ungkapkan semuanya, dan bersandarlah padaku!" jawab Sarada sambil menunjukkan senyum manisnya dan menimbulkan rona tipis di pipi Boruto yang kini memalingkan wajahnya

"E-eh? A-aku merasa kita ini seperti sepasang kekasih saja!" ujar Boruto membuat Sarada menahan tawanya "Baka!"

"Aaa.. Ittai!" erang Boruto saat Sarada mencubit pipinya "Jangan berkata seperti itu pada adik sendiri, hihi.. Lagipula kenapa juga kau tak memacari seorang gadis, padahal Cho chou bilang kalau kau itu cwo populer di sekolah!" kata Sarada tertawa kecil dan melihat wajah lucu Boruto yang pipinya tengah dielus karena tadi ia cubit cukup keras

"Aku tidak peduli dengan hal merepotkan seperti itu!" jawab Boruto malas "Dasar!" umpat Sarada

"Kau berkata seperti itu memangnya kau sendiri punya pacar?" tanya balik Boruto "Hm? Aku? Aku tidak peduli dengan hal semacam itu, karena itu merepotkan!' jawab Sarada namun sambil menahan tawa

Boruto hanya mendengus karena Sarada selalu saja mengikuti kata-katanya "Hihi.. Sudahlah Boruto, cepat ceritakan, tidak baik juga jika masalah dipendam sendirian kan! Aku akan tetap disini mendengarkan!" kata Sarada sambil tersenyum

Boruto mengangguk "Baiklah!" jawab Boruto, benar! Ibunya pergi jauh dan kini dirinya bersama adik baru, anak dari idolanya, lebih baik membagi kisah lama dengannya, dan seperti kata Sarada tadi, jangan memendam masalah sendirian

"Tapi sebelum itu, bisakah kau mengelus rambutku seperti tadi!" pinta Boruto dengan rona merah di pipinya "Tentu!" jawab Sarada dan kini jari-jemari mungilnya mulai menjelajahi surai kuning Boruto yang kini merasakan nyaman pada kepalanya

Flashback on

"Boruto, tak perlu dipikirkan ya.. Kaa-chan baik-baik saja!" ucap Hinata yang duduk sambil memeluk tubuh putranya "Tidak bisa begitu kaa-chan.. Tou-chan sudah keterlaluan!" balas Boruto emosi

Hinata kini mengelus rambut Boruto yang matanya mulai berkaca-kaca "Sudahlah!"

"Apa gunanya bajingan seperti dia!! Kaa-chan selalu saja baik padahal sudah dikhianati.. Hiks.. Kaa-chan pasti sedih kan!" Boruto mulai menangis

Hinata juga tak bisa menahan airmatanya melihat anaknya seperti ini, akhirnya memeluk putranya lebih erat "Boruto ga boleh bicara seperti itu ya! Bagaimanapun Naruto-kun tetaplah ayahmu!"

Himawari tak sengaja terbangun dari tidurnya

"Bukan!! Ayah macam apa yang tega bermain dengan wanita lain, sementara istrinya di rumah susah payah merawat anaknya!" teriak Boruto, ia melepas pelukannya dan berlari keluar

My Beautifull Imouto❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang