[ Taennie local fan fiction. PG - 15 myb? idk, rate can change according to the story ]
Mengutip dari perkataan Nathan, katanya, mantan itu manis di ingatan.
Dan seorang Taehyung Dhananjaya kini percaya akan hal itu.
Mantannya, masih sangat pekat...
❝ You're gonna make it out You're gonna fly You're gonna find a way Just give it time
You're gonna show them all Just how brave you are If you need someone to call, I'll be around And I won't let you down ❞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepeninggal Taehyung, Jennie masih mematung ditempatnya. Isak tangisnya kini sudah mereda, meninggalkan jejak air mata. Tatapannya kosong, ia tidak tahu harus bagaimana.
Jennie hanya.. lelah.
Lelah dengan dirinya sendiri.
Rasanya Jennie ingin mengutuk dirinya sendiri karena masih begitu peduli dengan Taehyung. Dengan bodohnya ia menawari untuk menemani dan merawat Taehyung kemarin, bahkan sempat terbuai oleh perlakuan yang Taehyung berikan.
Namun sekarang, apa yang ia dapatkan?
Kembali ditinggalkan. Kembali menjadi nomor dua.
Seharusnya ia sadar bahwa sampai kapanpun, Taehyung tidak akan pernah menyesal dan menyadari bahwa Jennie adalah prioritasnya. Seharusnya ia sadar bahwa sejak dulu, perkataan manis Taehyung hanyalah sebatas kalimat penenang yang tidak ada artinya.
Seharusnya... seharusnya.
Tapi, Jennie bahkan tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa berhenti peduli pada orang yang ia sayangi hampir setengah mati?
Lelah bergulat dengan pikirannya sendiri, Jennie menghela napas panjang. Ia mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatan yang masih tersisa dalam dirinya. Dengan langkah gontai, Jennie bangkit dari duduknya. Ia menuju ke meja di sudut ruangan dan meraih ponselnya yang semalam sengaja ia matikan.
Saat Jennie menyalakan ponselnya, layar segera dipenuhi dengan notifikasi panggilan tidak terjawab dan pesan-pesan.
Banyak panggilan tidak terjawab dari ibunya dan beberapa pesan dari Jaehyun.
Ibu Jennie, kamu di mana? Ibu khawatir lho ini. Izinmu keluar ngedate sama siganteng tapi waktu Ibu tanya dia dimana kamu, lho dia malah gak tau. Sekarang HPmu mati. Kabari Ibu, Jen. Jangan buat ibu khawatir atau bisa-bisa ibu buat laporan ke kantor polisi.
Uta Hei, dimana? Ibu lo panik, gue ikut kena omel, tapi gue gak akan nyalahin lo. Gue cuma khawatir. Mbul?
Jennie menghela napas panjang lagi, merasakan beban di dadanya. Dengan tangan yang masih sedikit gemetar, ia mengirimkan pesan singkat kepada ibunya.
Jennie Ibu, Jennie oke. Jadi santai aja dan jangan hubungin polisi. Sebentar lagi Jennie pulang.
Kemudian, ia beralih pada roomchat Jaehyun dan menekan tanda telfon.