Sean 44

16K 1K 54
                                    

Hai!

Ditempat tinggal author lagi hujan terus nih gak berhenti berhenti. By the way, Happy New Year!

——————Happy Reading

Malam ini, Banyak sekali orang yang mondar mandir di ruang tamu Di kediaman Sean dan Laura. Setelah berdebat sedikit lama dengan Budhe Linda tentang adat yang akan digunakan, Akhirnya, Laura mengalah dan menggunakan Adat jawa.

"Itu, Ditata Seng Rapi, Ojok Sekarepan." Ujarnya pada Salah satu Pegawai tempat Laura dan Sean menyewa Properti untuk 7 Bulanan besok.

"Budhe, Laura ke atas dulu ya."

"Iya. Kamu harus istirahat, Ben Ndak Capek Besok."

Laura mengangguk, Lalu menaiki tangga menuju Kamar. Dan saat membuka pintu kamar, Ia disuguhkan pemandangan, Yang belakangan ini hampir tiap malam ia lihat. Yaitu, Raut serius Sean dalam menatap Laptop dan bersandar di kepala ranjang.

"Se, Istirahat. Aku perhatiin kamu Belakangan ini Sibuk mantengin Laptop. Kamu itu paginya udah sekolah, Sore pergi ke kantor, ya malamnya harus istirahat lah. Jangan terlalu di forsir." Ujar Laura berdiri di samping Sean sambil menyandarkan kepala Suaminya itu di perut buncitnya.

"Bentar, Sayang." Jawab Sean sambil mengecup singkat perut Laura.

"Besok yang datang berapa orang?" Tanyanya kembali fokus ke Laptop yang sepertinya lebih menarik ketimbang dirinya dan Bayinya ini.

"Se, Ada apa sih emangnya? Serius deh, Itu muka kamu udah Capek banget. Taro Ah, Laptopnya." bukannya menjawab, Laura malah berucap seperti ini.

"Sebentar."

"Se, Istirahat." Laura saat ini sudah duduk di Samping Sean sambil melirik sedikit Laptop suaminya yang menampilkan Kurva.

Tidak ada respon. Keningnya sedikit mengernyit.

"Sean, Ti—"

"Bentar Ra! Bisa diem gak sih!" Sentaknya, Membuat Laura terkejut.

Laura hanya menatap Sean yang juga sedang menatapnya dengan Kilatan amarah itu. Matanya kini Berkaca kaca. Lalu tidur memunggungi Sean.

"Astaghfirullah." Gumam Sean meredam emosinya.

"Keungan kantor lagi gak stabil, Sayang. Ada yang menggelapkan uang, Jadi aku harus telusuri ini lebih Lanjut sebelum si pelaku makin Jadi."

Laura tertegun, Cukup Rumit juga masalah Yang dialami Suaminya itu. Dirinya membalikkan badan dan Menatap Sean.

"Tapi gak harus di forsir juga kan, Se? Kamu itu juga Manusia biasa bahkan kamu masih Siswa, udah sekarang Matikan Laptopnya, Kita tidur."

Sean yang merasa dirinya lelah pun mengangguk lalu mematikan Laptop yang di pangkuannya lalu di letakkannya diatas Nakas.

Dan berbaring di samping Laura.

"Maaf tadi aku Udah nyentak kamu. Aku—"

"Sst, Iya udah gapapa. Ayo tidur."

Cup

Sean mengecup kening Laura lama, "Jangan pernah tinggalin aku, Ra."

🔥🔥🔥

Pukul, 02.40 Dini hari

Ponsel Sean bebrbunyi membuat si empunya Menghela nafas berat. Dengan matanya yang sedikit terpejam, Ia mengambil ponselnya yang terletak di nakas sebelah Dirinya tidur.

Rangga Galarix

"Halo, Apaan Rang." Tanyanya Serak dengan suara khas orang tidur.

"Halo! Rivaldo nyerang markas bang. Dia bawa antek anteknya, Disini cuma gue Sama Uzzam yang jaga. Dan sekarang kita lagi sembunyi di semak semak bang. Plis tolongin." Ucapnya nyaris tidak terdengar.

Mata Sean langsung membulat sempurna, Bangun dari tidurnya dengan perlahan agar tidak membangunkan Istrinya.

"Tunggu, Gue otw."

Lalu Sean mematikan Sambungan telponnya. Menelpon Nathan, Serta Inti galarix yang tentunya tidak mendapat respon bagus dari mereka, Karna sean telah mengganggu malam indah dan tidur nyenyaknya.

Lalu mengechat di Grup Galarix yang beranggotakan 220 orang itu.

Sean:
Woi, Ke warbeh! Markas di serang.
02.45

Dan beruntungnya hampir separuh dari anggotanya itu sudah membaca chatnya. Ia langsung mengambil kunci motor tidak lupa jaket, dan pisau lipat yang selalu tersedia di jaket Sean.

Ia melirik ke Laura yang sedang tertidur, Dengan berbekal cahaya remang remang dari Lampu tidur, Ia mengecup Singkat Bibir milik Istrinya.

"Aku pergi nyerang dulu, Gak sampe subuh. InshaAllah."

Lalu Sean langsung keluar dari kamar, Tidak lupa menaikkan Selimut Laura yang turun sedikit. Saat Sean sudah berada di Lantai satu, Ia melihat dekorasi untuk acara Bayinya, Nanti, pukul 08.00 Pagi

Sean tersenyum kecil. Lalu bergegas ke garasi untuk mengambil Motornya dan langsung menuju Markas Warbeh.

Setelah beberapa menit menempuh Jalanan malam hari yang terbilang Sepi. Ia akhirnya sampai di Warbeh yang sudah ada Inti galarix dan Separuh dari anggota galarix. Dan Sean cukup Terkejut Melihat Pasukan Rivaldo yang terbilang lebih banyak dari biasanya. Ia segera melepas helm dan turun dari motor yang terparkir sembarangan.

"MAU LO APA BANGSAT!"

Bugh!

Sean memberi bogem Mentah pada Rivaldo yang Hampir saja menyiram Bensin di Pinggiran Warbeh.
Dan Rivaldo yang cukup Kaget dengan Bogeman Sean pun tersungkur.

Bugh!

Bugh!

Sean terus membabi Buta Rivaldo, Matanya sudah menggelap saat Tau Rivaldo akan membakar Warbeh. Amarah terlihat Jelas di Kedua matanya.

"BANGSAT LO ANJING!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Nathan yang melihat Sean terus memukuli Rivaldo pun, Memberi tendangan Keras kepada Lawannya hingga Lawannya itu tersungkur. Lalu menghampiri Sean.

"Se! Udah anjing. Bisa mati dia." Ucap Nathan Dingin lalu menahan Kedua tangan Sean yang terus berusaha untuk kembali Membogem Rivaldo yang sudah tidak berdaya.

"Awas Lo!" Ancamnya, Meninggalkan Rivaldo yang batuk batuk mengeluarkan Darah.

Lalu Beberapa Anak buah rivaldo, Menggotong Ketua geng andalan Mereka. Lalu Para Anggota Galarix langsung duduk di Kursi panjang Warbeh.

"Gimana Ceritanya, Si bangsat bisa kesini." Tanya Sean yang di Wajahnya tidak ada Lebam sama sekali.

"Kaga tau bos, Tiba tiba dateng."

"Tadi dia hampir aja bakar ni Warbeh."

Semuanya terkejut, "Si Anying!" Umpat Revan.

Sean mengecek Ponselnya, 03.35

"Gue balik dulu."

Mereka semua mengangguk, ada yang beberapa ikut pulang, Ada juga yang masih setia duduk di Kursi panjang itu.

🔥🔥🔥

SEAN: Gang Leader Is My Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang