SEAN-14

27.6K 1.5K 17
                                    

DOUBLE DEH, XIXI

————————————

"Pulangin Gue ke Papi Mami, Se."

Sean langsung menatap Laura dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Bagaikan ada petir yang menyambar ulu hati Sean. Membuat tubuhnya seperti mati rasa.

Laura meminta Cerai? Oh, C mon Pernikahan mereka baru saja dilaksanakan kemaren. Dan sekarang Laura minta Cerai?

"Ra, Sampe kapan pun gue gaakan pulangin lo ke Papi Mami." Ucap Sean Bertekad.

"Pulangin gue, Se. Gue Mohon." Demi apapun Dada Laura sakit. Apalagi mendengar Sean mencaci dirinya dengan kata 'Murahan.'

"PULANGIN GUE SEKARANG SE! GUE MOHON!" Laura menangis kencang dan histeris. Lalu Tangisan itu teredam saat Sean menarik Laura ke dalam dekapannya. Laura memukul dada Sean sambil menangis kencang. Rasa sakitnya sedikit berkurang.

"Keluarin semua Unek Unek Lo, Ra." Ucap Sean meletakkan Dagunya di puncak kepala Laura.

Beberapa menit kemudian, Tidak terdengar Suara tangisan lagi. Melainkan nafas yang teratur.

Astaga, Laura tertidur dengan keadaan beridiri didalam dekapan Sean.

Lalu Sean menggendong Laura Ala Bridal Style dan meletakkannya di kasur.

Sean melihat Jam yang ada di pergelangan tangannya.

14.00

Lalu Sean mengganti kaosnya yang basah akibat air mata Laura, Lalu memakai jaket Jeans nya. Mengambil kunci motor diatas Nakas lalu keluar dan turun.

"Bi, Sean keluar dulu."

"Baik Den. Non Lauranya gak diajak Den?"

"Lagi Tidur bi."

Lalu Sean keluar dan menjalankan Kuda Besinya.

🔥🔥🔥

"Wow, Bos kita nih gais!" Ucap Kenneth menyambut kedatangan Sean di Warbeh.

Lalu Sean bersalaman ala Lelaki kepada beberapa anak Galarix yang ada disana.

"Gimana?" Tanya Revan saat Sean duduk di sebelahnya.

"Gimana apanya?" Sean mengernyit bingung.

"Malam pertamanya." Sambung Bryan sambil menaik turunkan Alisnya. Menggoda Sean. Yang disusul Tawa oleh Seluruh Anggota Galarix.

Shit. Mereka masih membahasnya.

"Tutup Mulut lo sebelum tangan gue bertindak."

Bryan menyengir. "Peace"

"Gimana? Viltor gak berulah kan?" Tanya Sean.

Revan menggeleng. "Kemaren pas kita pulang dari Acara Lo, Kita sempet dihadang sama beberapa anak buahnya Rivaldo. Tapi untungnya kita bisa ngatasin."

Sean manggut manggut. "Harus tetep Waspada dan tingkatkan bela diri kalian."

"Nanti Gue panggil Bang Jefri buat Ngelatih bela diri kalian lagi." Sambungnya. Bang Jefri merupakan guru bela diri mereka.

Setelah satu jam mereka berbincang. Datanglah salah satu Anggota Galarix dengan keadaan babak belur. Sean tidak terima langsung berdiri dan menghapiri Renzo yang berjalan dengan tertatih tatih.

"SAPA YANG BUAT LO JADI KAYA GINI BANGSAT!" Teriak Sean tepat di hadapan Renzo. Iblisnya telah keluar.

"An—Anak Uhuk Viltor bang, Gu—Gue di Uhuk Kroyok." Ucap Renzo.

"Ifan, Tolong bawa Renzo ke Rumah sakit." Kebetulan Ifan membawa mobil, Jadi Sean menyruhnya. "Oke bang."

"Sekarang, Kita serang Markas Viltor. GALARIX!"

"MENGUSIK SAMA DENGAN MATI!"

Itulah Motto mereka. Lalu Suara moto Sport saling bersahutan dengan Inti yang berada didepan. Tidak lupa paling belakang memegang Bendera berwarna hitam berlambangkan Galarix☠️

Setelah 30 Menit berjalan, Mereka sampai di Markas milik Viltor. Rivaldo yang sedari tadi tengah asik bersama jalangnya, Langsung Bangkit saat mendengar Deru motor yanh begitu banyak.

Rivaldo keluar disusul oleh Anak buahnya. Rivaldo tersenyum Smirk melihat siapa yang datang.

Sean yang melihat Smirk milik Rivaldo itupun langsung Emosi dan Turun dari motornya dengan kasar, Dan membawa helmnya.

"Cih, Pengecut. Mainnya keroyokan." Sean Tertawa Remeh.

"Oh, Jadi Anak buah lo itu tukang ngadu ya." Rivaldo manggut manggut lalu Disusul tawa para Anggota geng Viltor. Sean yang sudah tidak Bisa menahan pun langsung menggerakkan Helmnya untuk memukul pelipis Rivaldo.

Bugh!

"Sialan." Desis Rivaldo memegang pelipisnya yang terasa sakit dan berdarah.

Sean tidak tinggal diam, Ia terus menghajar Rivaldo. Membabi buta. Anggota Viltor yang tidak terima pun maju, Mereka saling menyerang. Wajah Sean pun babak belur, Karena anggota yang Galarix bawa lebih sedikit dari anggota Viltor yang ada.

🔥🔥🔥

"Bi, Liat Sean gak?" Laura baru bangun langsung turun kebawah. Karna ia tak menemukan Sean di kamar. Ia pikir Sean sedang di bawah, Tapi nyatanya tidak ada.

"Tadi teh, Katanya Den Sean keluar non."

Laura manggut manggut. "Bibi masak buat apa?"

"Masak buat makan malam atuh non. Sekarang kan udah jam 7."

Laura membulatkan matanya. Astaga, Dia tidur selama 6 jam?

"Yaudah bi, Laura mandi dulu."

Lalu Laura naik ke kamarnya untuk mandi. Kemana Sean? Pikirnya.

Dilain Tempat

Galarix baru saja sampai Di warbeh Pada pukul 16.00 Untungnya Mereka bisa mengalahkan Viltor dengan sisa sisa tenaga mereka.

Beberapa anggota gakarix yang memang ada di Warbeh langsung bangkit. Panik, Ada apa ini? Mengapa mereka pulang dengan keadaan babak belur?

"Woi, Kenapa nih." Ucap Jojo Heboh.

"Tadi Si Renzo di keroyok Viltor. Yaudah, kita bales." Jawab Kenneth santai sampai sesekali meringis.

Jojo melihat Wajah Sean yang paling babak belur diantara Semuanya. "Astaga bang Sean!" Ucapnya dramatis.

"Alay lo." Jojo tertawa.

"Obatin Luka kalian, Jangan sampe infeksi. Gue mau tiduran dulu," Lalu Sean masuk ke satu kamar yang memang di sediakan untuk istirahat. Tengkuknya tadi dipukul menggunakan tongkat Baseball dan saat ini, Kepalanya pusing hebat.

Ia butuh istirahat.

🔥🔥🔥

SEAN: Gang Leader Is My Husband (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang