#Day_03 : Keliling rumah sakit ✓
***
"Kamu beruntung dokter bilang boleh pakai kursi roda."
"Iya lah, kondisi aku juga baik-baik aja sekarang."
Yoonbin menghela nafas. "Tapi tetap aja aku khawatir Ji, kamu belum sembuh total."
Jihoon tetap tidak perduli, ia hanya merasa sangat bahagia sekarang karena akhirnya ia bisa keluar dari dalam ruang inap terkutuk tersebut.
Terkadang ketika Yoonbin sedang mendorong kursi rodanya, ia loncat-loncat sedikit sampai Yoonbin harus mengancamnya untuk kembali duduk dengan tenang.
"Pertama, mau kemana?"
Jihoon tampak berpikir sejenak. "Mau lihat kolam ikan sama taman dilantai pertama. Kata mbak suster, tamannya cantik."
"Ohh, memang bagus kok tamannya. Ikannya juga lucu-lucu kaya kamu."
"Kamu nyamain aku sama ikan?"
"Iya, soalnya kamu sama ikan suka monyong-monyong."
"Yang suka monyong tuh Junkyu!"
"Ssst! Ngapain nyebut nama Junkyu pas orangnya ngga ada disini?"
Jihoon tertawa singkat. Lucu saja jika harus mengingat wajah sahabatnya tersebut. Apalagi ketika mereka berdua sedang mengambil foto bersama, pasti bibirnya selalu dimajukan.
"Kangen Junkyu sama Jaehyuk..." gumam Jihoon.
Yoonbin menghentikan kegiatan mendorong kursi rodanya sejenak untuk mengecup puncak kepala Jihoon. "Mereka juga kangen kok."
"Tapi kenapa ngga jenguk aku?"
"Aku yang larang. Mereka berisik, nanti kamu keganggu."
Jihoon sebal, dengan cepat ia mencubit lengan Yoonbin hingga memerah.
"Sakit Ji!"
"Kamu sih, teman aku mau main kok dilarang..." Jihoon menggembungkan pipinya sebal.
Yoonbin gemas, ia segera mencubit pelan kedua pipi Jihoon. "Jangan gemesin, nanti orang lain suka."
"BEN INI IKANNYA KOK NGUMPUL SEMUA KE AKU?!"
Jihoon menarik-narik tangan Yoonbin ketika seluruh ikan di kolam, berenang menuju dirinya.
"Kan aku sudah bilang, kasih makannya sedikit aja jangan banyak-banyak. Nyerbu kamu semua kan akhirnya?"
Yoonbin memberikan makanan ikan disisi lain agar seluruh ikan yang tadinya berkumpul di sisi Jihoon berenang kearahnya.
Sesudah seluruh ikan tersebut berpindah tempat, barulah Jihoon bernafas lega setelahnya.
"Lihat tuh, nenek-nenek yang duduk diujung ngetawain kamu."
Jihoon melirik, menatap kemana jari Yoonbin menunjuk. Benar, ternyata ada seorang nenek tua yang sedang terkekeh sembari melihat kearahnya sekarang.
Pipi Jihoon berubah merah. Ia malu...
"Ketempat lain aja yuk!"
Yoonbin terkekeh, mengacak rambut Jihoon pelan lalu kembali mendorong kursi roda pacarnya tersebut.
"Kemana?"
"Itu ada indoseptember di bagian depan rumah sakit katanya. Kesitu yaaa?"
"Ngga, gaboleh. Kalau mau aku beliin kamu sup buah nantinya."
"Ben... tapi aku maunya chitato..."
Yoonbin dengan cepat menggeleng lalu memutar kursi roda kearah lain. "Kalau mau, nanti aku buatin kentang rebus."
"Goreng!"
"Ngga Jihoon, ngga sehat."
"Ta—"
Perkataan Jihoon terpotong ketika tiba-tiba saja seorang laki-laki berlari hingga tak sengaja menabrak kursi rodanya.
Yoonbin niatnya ingin menegur, tapi segera diurungkan ketika ia tau seseorang yang menabrak kursi roda Jihoon tadi sedang menangis.
Lebih tepatnya menangis didepan ruang operasi.
"Yuk kita lanjut la—"
"Ngga, aku mau lihat keadaan orang itu."
Tangan Yoonbin dicekal dengan kuat oleh Jihoon. Matanya bahkan menatap lurus kearah ruang operasi dihadapannya.
Yoonbin mengalah. Menepikan kursi roda Jihoon ke sisi kanan agar tidak menganggu akses jalan nantinya.
"Apa kamu nanti bakal nangis kaya orang itu kalau aku dioperasi nanti?" tanya Jihoon.
"Ngga, aku ngga akan nangis kalau kamu maunya begitu."
"Aku ngga pernah ngelarang kamu buat nangis..."
"Nangis berarti aku lemah. Kamu kan kuat, pasti bakalan sembuh. Makanya aku ngga akan nangis."
Jihoon tiba-tiba saja mengangkat jari kelingkingnya tepat dihadapan Yoonbin. "Kalau begitu, janji jangan menangis ya?"
Yoonbin melirik sebentar, lalu tersenyum sembari menautkan kelingkingnya dengan kelingking Jihoon kemudian.
"Janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
ten day's | binhoon ✔
Fanfiction❛❛Sepuluh hari ini, adalah hari-hari yang sangat berharga.❞ Bagi Jihoon dan Yoonbin, sepuluh hari terasa lebih berharga dibandingkan dengan hidup dan mati.