#Day_09 : Mengajak orang tua Yoonbin bercerita bersama ✓
***
Jihoon gugup, soalnya camer-nya datang ngunjungin dia hari ini. Ekhem, camer ga tuh.
Lagi asik-asiknya ngaca untuk ngebenerin posisi rambutnya yang agak berantakan, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka, menampilkan sosok kedua orang tua Yoonbin bersama sang anak ditengah.
Refleks Jihoon nyembunyiin kacanya dibawah selimutnya. Tapi telat, Yoonbin sudah lihat dan pacarnya tersebut malah ketawa sekarang.
"Hai, aku datang bawa ibu sama ayah nih."
Jihoon nunduk terus beranjak dari kasurnya berniat untuk salam. Tapi langsung ditahan Yoonbin, dan kedua orang tua pacarnya tersebut malah ngedekat.
"Tetap dikasur dan jangan gerak-gerak, oke?" titah Yoonbin lalu membiarkan Jihoon menyalami kedua orangtuanya.
Jihoon senyum canggung. Agak ngga enak hati sih dia dikasur yang mana posisinya lebih tinggi dari kursi.
"Gapapa nak Jihoon, santai aja ayah sama ibu ngerti kok..." ucap Ibu Yoonbin sambil nepuk pelan tangan Jihoon.
Sedangkan yang diperlakukan seperti itu auto baper. Rasanya sudah lama banget ngga diperhatiin sama orang tua kaya begini. Kangen.
"Nak Jihoon, keadaannya gimana? Baik-baik aja kan?" tanya Ayah Yoonbin.
Jihoon ngangguk. "Baik yah, asal tepat waktu minum obat. Hehe, aku juga dua hari lagi operasi. Do'ain lancar ya operasinya..."
"Tanpa kamu minta sudah ibu do'ain sedari awal tau."
Yoonbin yang sedari tadi diam tanpa sadar ngukir senyum kecil di wajahnya. Syukurlah ibu sama ayahnya ternyata juga sayang sama Jihoon. Padahal dari tadi malam dia sudah overthinking mikirin ini doang, wkwk.
"Kamu juga makin manis ya nak Jihoon, pantas anak ayah makin suka."
"Ayah!"
"Apa? Memang benar kan kamu makin suka sama nak Jihoon? Mana tadi malam dia ngigau, Jii aku kangen..." lanjut ayah.
Serius, ini Yoonbin malu banget aib nya dibongkar sama ayah sendiri. Mana Jihoon lagi ngetawain mukanya yang entah sejak kapan memerah.
Ingin tenggelam di rawa-rawa saja rasanya.
"Ibu sebenarnya setuju banget kalau kalian nikah nantinya."
Sontak Yoonbin nyemburin air yang lagi dia minum. Kaget, untung aja air semburannya ngga kena Jihoon maupun ibu ayahnya.
"Maaf ya Ji, Yoonbin anaknya memang agak alay."
Jihoon ketawa canggung. Jujur saja, sebenarnya dia ikut kaget sama kata ibu sih. Nikah? Halah, sembuh aja dia belum bisa masa udah mikirin nikah.
"Bukannya nikah terlalu cepat bu? Bahkan aku sama Yoonbin sama-sama belum lulus, belum dapat kerja."
Yoonbin mengangguk setuju. Kalau dia nikah sama Jihoon pas belum dapat kerja. Gimana Jihoon mau makan nantinya kan?
"Gapapa, kalian bisa nginap dirumah ibu sama ayah dulu. Baru kita paksa Yoonbin cari kerja nantinya."
Jihoon ketawa. Terus natap Yoonbin miris. Kasian pacarnya, belum lulus kuliah, otak masih kopong eh malah disuruh ibunya cari kerja sama nikahin dia nantinya.
"Karena itu, kamu harus lulus tepat waktu Ben."
Yoonbin menoleh lalu menatap Jihoon malas. "Lulus tepat waktu tuh susah loh sayang. Kalau aku sepintar Yoshi mungkin bisa. Tapi tau sendiri kan kapasitas otakku kaya gimana?"
Ayah yang lagi nonton tv dipojokkan rasanya mau muntah pas dengar anaknya ngomong pakai embel-embel sayang.
Halah si bapak, padahal dulu sama ibu juga begitu.
"Tau begitu makannya kamu lebih rajin lagi! Baik dari segi belajar, absen maupun sikap!"
"Tuh kan Ji, gara-gara kamu ibu ngomel lagi nih."
Ibu langsung jewer telinga Yoonbin waktu tau anaknya malah nyalahin Jihoon yang jelas-jelas sedang memberi saran yang benar.
Melihat aksi lucu antara ibu dan anak dihadapannya menimbulkan gelak tawa bagi Jihoon.
Tanpa sadar hatinya tersentuh, dan ia berharap... semoga waktu tidak cepat berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ten day's | binhoon ✔
Fanfiction❛❛Sepuluh hari ini, adalah hari-hari yang sangat berharga.❞ Bagi Jihoon dan Yoonbin, sepuluh hari terasa lebih berharga dibandingkan dengan hidup dan mati.