Song recommendation :
'Breath - Sam Kim' ( ost. It's okay to not be okay )***
"Sudah siap?"
"Iya, sudah siap..."
CEKREK!
Junkyu tertawa sesaat setelah ia mengambil potret dua pasangan baru dihadapannya.
Sayang saja mereka masih sedikit canggung, padahal pose berpelukan adalah pose yang paling pas untuk momen berharga seperti ini.
Iya, hari kelulusan.
"Baru kali ini orang pacaran tapi pas difoto malah kaku banget kaya kanebo!" ucap Junkyu menyindir.
Sedangkan pasangan yang disindir, Yoonbin dan Lia hanya tertawa. Toh mau bagaimana lagi, mereka memang masih sangat kaku dalam hubungan mereka sendiri.
Terlebih lagi, Lia memang bukan yang pertama untuk Yoonbin. Lia sadar itu, dan ia ikhlas. Karena sebenarnya ia juga merasakan perasaan kehilangan yang sama.
"Kamu sendirian aja Kyu?" tanya Lia.
Junkyu menggeleng. "Ngga sendirian. Tuh mama sama papa gue lagi ngerumpi sama mama papa Jaehyuk."
"Lagipula ada adek kesayangannya yang sebentar lagi bakal datang kok," ucap Yoonbin santai sembari mengambil foto yang Junkyu ambil sebelumnya.
Ia lihat sekilas, bagus juga hasilnya.
"Loh, Junkyu punya adek kandung?" tanya Lia bingung.
Yoonbin menggeleng. "Bukan adek kandung, tapi adek pacar. Itu loh, si Haruto."
Pipi Junkyu memerah, lalu tanpa belas kasihan ia menginjak kaki Yoonbin sampai sang empu meringis kesakitan.
Dasar sipit sialan, kok hubungan backstreet-nya malah dibongkar?!
Bertepatan dengan itu, Jaehyuk, Yoshinori, Asahi, kak Gon dan kak Hyunsuk datang. Berjalan beriringan seakan sedang berjalan diatas karpet kerajaan.
Omong-omong soal Jaehyuk dan Asahi, mereka berdua sudah resmi berpacaran sekarang. Hubungan kak Gon dan kak Hyunsuk juga masih awet, walau terkadang sempat bertengkar tanpa alasan.
Kalau Yoshinori... tidak usah dibicarakan lah ya, kasian masih belum punya pacar dianya.
"Ey, neng Lia makin cakep aja!" goda Jaehyuk yang langsung dihadiahi Asahi sebuah cubitan.
Sedangkan Lia hanya tertawa. Teman-teman Yoonbin benar-benar memiliki selera humor yang berbeda, mereka semua lucu dan itu membuatnya bangga.
"Btw ayo sini foto bareng-bareng!"
Tanpa tau malu, Junkyu segera menyuruh Haruto yang baru saja datang untuk mengambil foto dirinya bersama teman-teman dengan posisi Lia ditengah.
Setelah lima foto terambil, dengan segera Junkyu berlari, mengecup pipi kanan pacar kesayangannya sebelum kembali berkumpul dengan teman-temannya.
"Btw, gimana rasanya cium pipi botol baygon Kyu?" tanya Jaehyuk usil.
Junkyu menatapnya sebal, lalu mendorong tubuh Jaehyuk sampai terjatuh. Semua yang melihatnya tertawa, apalagi dengan posisi Jaehyuk yang jatuh menungging.
Berbanding terbalik dengan kerusuhan teman-temannya. Yoonbin tanpa aba-aba malah mengambil salah satu foto yang berada ditangan Junkyu lalu menatapnya lamat.
Lia menyadarinya, tanpa sadar ia menggerakkan tangannya untuk menepuk pelan punggung sang pacar dari belakang
"Seharusnya Jihoon juga ada disini, tertawa bersama kita sekarang..."
Yoonbin menghela nafas kasar, ia sedang menguatkan hatinya untuk tidak menangis dihadapan makam dengan ukiran nama seseorang yang pernah menjadi rumah terhangat untuknya.
Park Jihoon, panda kesayangannya yang sudah meninggalkan dunia beberapa tahun lalu.
Yoonbin berjongkok, lalu mengangkat tangannya untuk mengusap batu nisan dihadapannya.
"Ji... maaf ngga bisa memenuhi permintaan kamu untuk bisa lulus tepat waktu."
Tidak bisa, Yoonbin tidak kuat untuk menahan tangisnya. Ia lemah, dan ia terlalu rapuh. Bahkan ketika angin mulai menyapa guna untuk menenangkan dirinya sekalipun.
"Ji, Yoonbin hebat banget tau."
Yoonbin menoleh, menemukan Lia dengan sebuket bunga cantik ditangan gadis cantik tersebut.
"Dia masih bisa bertahan setelah kamu pergi. Dia masih bisa berjuang untuk kehidupannya setelah tempat bersinggahnya pamit dan tidak pernah kembali lagi. Dia masih bisa tertawa dan berjuang setelah kamu tidak ada disini. Dia hebat banget Ji..."
Lia tersenyum kecil, lalu meletakkan bunga yang sempat ia beli sebelumnya diatas makam Jihoon.
Tanpa sadar air mata jatuh dari mata cantiknya. Ia sama seperti Yoonbin. Rindu, ia rindu sekali dengan Jihoon... teman berharga dan teman pertamanya di kampus.
Ia rindu bercerita panjang lebar dengan Jihoon. Ia rindu dengan mata sipit yang Jihoon hasilkan ketika pemuda tersebut sedang tersenyum.
Sial, keduanya rindu Jihoon...
"Junkyu ngga ikut?" tanya Yoonbin setelah menghapus air matanya.
Lia menggeleng. Mereka memang pergi kemakam Jihoon bersama-sama tadinya. Tapi yang lainnya tidak mau ikutan masuk, mereka tetap menunggu di mobil sembari menahan tangis mereka masing-masing.
"Seharusnya tadi kamu lihat mata bengkak yang Junkyu hasilkan bahkan sebelum kita sampai kemari."
Tanpa sadar Yoonbin tertawa. Tangannya ia bawa untuk mengusap rambut Lia yang lembut. "Terimakasih sudah mau menerima aku. Bahkan ketika aku masih belum bisa berpaling sepenuhnya dari Jihoon..."
"Tak apa, aku juga masih belum bisa melupakan Jihoon. Dia pria yang baik, dan memang pantas untuk selalu membekas di memori."
"Iya, Jihoon memang terlalu berharga untuk dihapus dari memori."
Tepat setelah Yoonbin mengatakan hal tersebut, tiba-tiba saja ia meletakkan sebuah foto dan topi kelulusannya diatas makam Jihoon.
"Maaf ya Ji, seharusnya kita sedang merayakan hari kelulusan bersama-sama saat ini."
Lia tersenyum getir, ia segera berdiri lalu mengulurkan tangannya ke arah Yoonbin. "Ayo pulang, Junkyu sudah meneriakkan kata tidak sanggup sedari tadi."
Yoonbin terkekeh, beranjak untuk mengecup sekilas batu nisan Jihoon lalu segera pamit untuk pergi dari sana.
"Ji, kita pamit, semoga kamu tenang dan bahagia disana ya..."
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
ten day's | binhoon ✔
Fanfiction❛❛Sepuluh hari ini, adalah hari-hari yang sangat berharga.❞ Bagi Jihoon dan Yoonbin, sepuluh hari terasa lebih berharga dibandingkan dengan hidup dan mati.