#Day_02 : Bermain game ✓
***
Jihoon menghembuskan nafasnya kasar ketika matanya melirik Yoonbin yang sedang bermain game disebelahnya dengan semangat 45.
Ia barusan kalah, jadi hanya Yoonbin yang bisa melanjutkan sesi pertandingan. Sudah memakan waktu hampir sepuluh menit lewat, tapi Yoonbin belum berhenti juga. Dan hal tersebut sukses membuat Jihoon sebal.
"Ben, kamu kapan kalahnya sih?"
"Kok kalah, sedikit lagi aku sampai finish nih Ji."
Jihoon mencebikan bibir sebal lalu menyandarkan punggungnya pada headboard ranjang rumah sakit yang memang berukuran agak lebih besar dari ukuran umumnya.
Dan Yoonbin yang menyadari adanya sebuah perubahan pada sang pacar tak dapat menahan senyumnya.
Ditariknya badan Jihoon secara perlahan untuk duduk dihadapannya. Dan setelah dirasa tak ada penolakan, Yoonbin memeluk tubuh kecil tersebut dengan erat. Sangat erat sampai-sampai ujung rambut Jihoon berhasil menggelitik dagunya.
"Sini aku ajarin cara mainnya," ujar Yoonbin setelah memberikan stik ps-nya pada Jihoon.
Meletakkan tangannya diatas tangan sang pacar, Yoonbin segera mengajari Jihoon cara memenangkan suatu game kemudian.
Sedangkan Jihoon sendiri sebenarnya sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja sekarang.
Bagaimana tidak?! Coba bayangkan saja dirimu yang sedang dipeluk dari belakang oleh pacar lalu dagunya berada dipundakmu hanya karena ia ingin mengajarkanmu bagaimana caranya memenangkan sebuah game!
"Aku rasa kamu memang ngga berbakat dalam urusan game, Ji."
Jihoon mendongak, menatap tv yang tergantung pada dinding dihadapannya yang sedang menampilkan sebuah pengumuman bahwa ia kalah.
You Lose.
"Kamu kali yang ngga benar ngajarin aku!" bela Jihoon.
"Ngga, kamu aja yang memang ngga berbakat."
"Aku tuh berba—"
CUP!
"Begini deh, coba kita tanding sekali lagi. Yang menang boleh minta satu permintaan ya?" potong Yoonbin setelah mencuri satu kecupan di bibir Jihoon.
Sedangkan yang diperlukan seperti itu pipinya sudah berubah warna semerah tomat sekarang. Dengan cepat ia mengangguk lalu menenggelamkan kepalanya di dada sang pacar.
"TUHHH! AKU MENANG!"
Jihoon bersorak kegirangan ketika layar menampilkan bahwa ialah pemenangnya untuk pertandingan kali ini.
Yoonbin sendiri hanya menghela nafas berat lalu mengusap pelan rambut Jihoon.
Sepertinya ia tau penyebab ia kalah kali ini. Iya, jawabannya ada pada Jihoon yang entah kenapa selalu mendorong badannya kebelakang dengan kuat ketika layar menampilkan giliran Yoonbin untuk menyerang.
Dasar, panda lucu satu ini ternyata cukup licik juga ya.
"Jadi, apa yang anda inginkan wahai baginda Park Jihoon?"
Jihoon tampak berpikir sebentar. Ia menoleh kebelakang berniat untuk melihat kondisi Yoonbin dari atas kebawah.
"Kamu capek?"
Ekhem, Yoonbin jadi berpikir yang iya-iya nih sekarang...
"Ya, lumayan. Tadi banyak kegiatan di kampus. Mana pas mau pinjam ps5 sama kak Gon harus disuruh joget didepan fakultas hukum dulu."
Jihoon tertawa, tangannya ia bawa untuk mengelus permukaan tangan Yoonbin yang melingkar dengan erat diperutnya.
"Yasudah, karena kamu capek. Permintaan aku yang mudah aja."
Yoonbin semakin memeluk erat tubuh Jihoon sampai pacarnya tersebut hampir kesulitan bernafas.
"Apa?"
"Kita cuddle sampai aku tidur."
Yoonbin menghela nafas berat. Katanya ini permintaan yang mudah? Tapi bagi Yoonbin ini benar-benar permintaan yang susah.
Karena apa? Memeluk Jihoon sampai tidur bukannya benar-benar sebuah cobaan yang berat?
Yoonbin tidak yakin apa ia nantinya sanggup hanya untuk memeluk tubuh pacarnya tersebut.
Ya, doakan.
"Yasudah sini baring, tapi hati-hati nanti infus kamu ketarik kan bahaya," peringat Yoonbin setelah Jihoon membaringkan tubuhnya.
Setelah memastikan infus Jihoon tidak dalam kondisi yang merepotkan. Yoonbin segera memeluk tubuh Jihoon dari belakang.
"Wangi kamu bayi banget Ji, aku suka."
"Gimana aku ngga wangi bayi coba? Orang kamu selalu ngasih produk kaya begituan setiap minggunya."
"Haha iya, soalnya cocok aja wanginya kalau di kamu."
Maka dengan berakhirnya percakapan tersebut. Tak lama kemudian mata Yoonbin tertutup karena kondisi benar-benar mendukungnya untuk tertidur.
Dengan kondisi kamar yang dingin, bau bayi Jihoon yang menenangkan dan tubuh hangat Jihoon yang menempel erat di dadanya, benar-benar sebuah perpaduan yang sempurna.
Sangat sempurna...
KAMU SEDANG MEMBACA
ten day's | binhoon ✔
Fanfiction❛❛Sepuluh hari ini, adalah hari-hari yang sangat berharga.❞ Bagi Jihoon dan Yoonbin, sepuluh hari terasa lebih berharga dibandingkan dengan hidup dan mati.