#Day_05 : Membagikan permen ke poli anak ✓
***
"Astaga Ben, terniat banget kamu sampai beli permen sebanyak ini?"
Yoonbin tertawa lalu mengacak rambut Jihoon gemas. "Anak-anak suka permen. Makanya aku beli banyak. Mungkin segini masih kurang?"
Jihoon mengangkat mangkuk kaca berisi berbagai macam permen yang berada dipangkuannya. Berat, ini sih memang permennya yang kebanyakan.
Tapi yasudah lah, terserah Yoonbin saja.
"Memangnya dokter sama suster yang jaga bakal bolehin kita bagi-bagi permen sebanyak ini?"
Yoonbin melirik permen dipangkuan Jihoon lalu tersenyum tipis sembari tetap mendorong kursi roda pacarnya.
"Gapapa, kalaupun ngga dibolehin bakalan aku paksa."
Jihoon tertawa, lalu nekat untuk memakan satu permen secara diam-diam ketika Yoonbin tidak melihatnya.
Ugh, rasanya enak sekali :(
"PERMENNN!"
Berbagai teriakan bahagia anak-anak terdengar secara bersahutan ketika Yoonbin menunjukkan permen pemberiannya.
"Sus, tidak apa kan kalau saya membagikan permen ini kepada anak-anak?" tanya Yoonbin terlebih dahulu kepada suster yang berjaga.
Tampaknya suster tersebut ingin menolak, tapi para anak-anak malah memarahi sang suster dengan tatapan lucu mereka.
"Kami mau permen!"
"Iya! Kami bosan hanya makan bubur saja!"
"Mau permen!"
Yoonbin dan Jihoon diam-diam tersenyum penuh kemenangan ketika pada akhirnya kegiatan membagi permen mereka diizinkan.
Jihoon mulai memberikan satu persatu permen dipangkuannya kepada anak-anak lucu dihadapannya.
Terkadang setelah dibagikan ada anak yang iseng untuk mengambil dua atau mencuri sebuah kecupan dipipi Jihoon sebagai ucapan terimakasih.
Haha, seharusnya kan Yoonbin yang diberi kecupan.
"Kakak! Kakak sakit juga ya?"
Jihoon menoleh, menemukan sesosok anak perempuan kuncir dua yang sedang menatapnya. Bahkan anak-anak lainnya juga ikut memperhatikan sekarang.
"Iya, kakak ini juga sakit. Tapi tenang saja, beberapa hari lagi akan sembuh kok!" sela Yoonbin lalu menangkup pipi anak perempuan tersebut untuk ia kecup pipinya.
Anak-anak yang lain mendekat lalu berlomba saling meminta kecupan dipipi sama seperti yang Yoonbin lakukan sebelumnya.
Jihoon tertawa, Yoonbin kebingungan.
Akhirnya ia mengalah, menyuruh satu persatu anak-anak lucu tersebut untuk berbaris rapi terlebih dahulu ika mau ia kecup pipinya.
"Kakak tampan sekali! Aku suka!"
Mendengar hal tersebut, Yoonbin melirik kearah Jihoon. Dipikirnya Jihoon akan marah, ternyata tidak. Pacarnya tersebut malahan sedang tersenyum bahagia sekarang.
"Iya, kakak ini memang tampan sekali. Adik-adik sekalian nanti kalau sudah besar cari pacar yang tampan-tampan dan cantik-cantik ya!"
Sontak perkataan tersebut mengundang berbagai pertanyaan dikepala anak-anak. "Pacar itu apa kak?" tanya salah satu anak yang memakai perban ditangannya.
Jihoon gelagapan. Sial, ia salah bicara. Bisa-bisanya ia berbicara tentang pacar dihadapan anak-anak kecil yang masih polos dan suci otaknya.
"Pacar itu seseorang yang akan menjadi teman hidup kalian. Seseorang yang bisa mengerti keadaan kalian. Seseorang yang bisa menjadi penyebab kalian tertawa dan bahagia. Terkadang pacar bisa bersifat sementara, tapi ada juga yang tidak. Tergantung bagaimana kita ingin mempertahankannya."
Anak-anak tertawa lalu bertepuk tangan setelah Yoonbin berbicara. "Berarti mama bisa menjadi pacarku kak?!"
Jihoon gemas. Tanpa sadar ia malah mencubit pipi anak tersebut sampai memerah.
"Huaaa! Sakit!"
Yoonbin panik, Jihoon lebih panik.
Dengan sisa kecerdasannya, Jihoon segera meminta maaf lalu menawarkan seluruh permen sisa yang berada dipangkuannya kepada anak tersebut.
Ya, berhasil sih...
Tapi setelah anak tersebut berhenti menangis, anak-anak lainnya malah ikutan menangis karena permen yang mereka inginkan semuanya telah habis.
Dasar anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ten day's | binhoon ✔
Fanfiction❛❛Sepuluh hari ini, adalah hari-hari yang sangat berharga.❞ Bagi Jihoon dan Yoonbin, sepuluh hari terasa lebih berharga dibandingkan dengan hidup dan mati.