Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini hari sabtu, Beby mutusin buat ga keluar kamar. Dari jam 6 Beby udah bangun mikirin kalimat yang keputus dari Chanyeol. Mobil gue udah diambil sama supir kemarin, disuruh sama Jin, Chanyeol yang bilang. Bahkan gue sendiri lupa kalo gue bawa mobil.
Sekarang udah jam 7, Beby pengen keluar kamar tapi dari tadi takut dengan papinya perihal masalah kemarin.
"Turun ga ya, turun ga ya, turun ga ya." gumamnya sambil mengigit kuku jempol bingung.
"Bodo amat, turun."
Beby mulai turunin tangga satu per satu dan melihat mami Hyojin tersenyum sambil mempersiapkan makanan untuk Beby.
Perlahan Beby menarik kursi dan bertanya.
"Mi, papi pergi?"
"Papi ga pergi."
Deg, ini suara papi Ji Sub, mampus gumamnya lagi.
"Kenapa kalo papi pergi? Kamu bisa seenaknya ke club?"
Pelupuk Beby menahan air mata lagi, Beby ga suka kondisi kayak gini. Beby ke club juga minum doang, ga ngapa ngapain.
"Makan dulu." potong mami Hyojin menengahi.
Karena ada urusan mendadak di hari minggu ini Chanyeol harus pergi kekantor pagi pagi sekali.
"Beby, hari ini Jin bakal jemput kamu buat pendekatan. Papi ga mau ada penolakan." tutur papi Ji Sub tiba tiba pas udah selesai makan.
"Pi, Beby ga pernah menyetujui perjodohan konyol ini pi." bantah Beby dengan cepat.
Papi melihat Beby dengan tatapan sendu.
"Ga ada bantahan." ucap papi final dan mulai beranjak dari kursi.
"Jelasin ke Beby, kasi alasan yang jelas ke Beby kenapa harus nerima perjodohan konyol kayak gini!" seru Beby sambil berdiri menghadap Ji Sub menahan tangisan.
"Karena kamu bukan—"
"Papi!" potong mami Hyojin dengan nada marah.
"Ini bukan waktu yang tepat!"
"Apa sih mi, ga tepat apanya! Kenapa Beby ngerasa bodoh disini, kenapa cuma Beby yang ga tau apa apa!" teriak Beby marah dan terjongkok mulai menangis.
Beby mulai berdiri lagi. "Apa papi ga sayang lagi sama Beby? Beby janji bakal berubah, janji ga bakal nakal lagi, hiks."
Beby mulai menangis dan perlahan seseorang mendekapnya, ia membuka mata perlahan ternyata itu adalah punggung papinya.
Sangat terasa papi Ji Sub memeluk Beby dengan sangat erat seketika tangisan Bebypun semakin kencang.
Papi Ji Sub mulai melepaskan dekapannya, menghapus jejak air mata di pipi putri satu satunya dan memegang kedua pundak Beby.
