14; adrenalin

104 8 0
                                    

"Om, bisa gak sih nggak usah berlebihan? Gue pergi ke club juga bukan buat sex!"

Seokjin menatap tajam pada arah Beby begitupun sebaliknya. Seperti tidak ada ketakutan satu sama lain.

"Kalo saya bilang nggak ya nggak." ucapnya final.

"Gue benci lo."

Beby langsung bergegas keluar rumah. Jin tidak mengejarnya karena dia tahu jika sudah dilarang dengan keras Beby tidak akan pergi ke tempat itu. Toh, tak lama lagi pasti dia bakal pulang.

Sudah dua jam berlalu sejak perdebatan yang terjadi. Tapi, tidak ada tanda-tanda Beby pulang kerumah. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam membuat Jin sedikit tak tenang.

Pada akhirnya Jin langsung mengambil jaketnya dengan helaan napas. Mau kemana lagi jika bukan untuk mencari Beby.

Jin sudah menghubungi Beby yang kesekian kalinya namun tetap nihil, tak ada satu pun balasan panggilan atau pesan yang masuk dari Beby.

Dilain tempat Beby sedang asik curhat pada maminya.

"Mami tau sendiri kan kalo Beby tuh ke club karna suka minumannya bukan mau dugem."

"Kamu ah, jangan gitu ngomongnya."

Beby langsung duduk dari posisi sebelumnya yang berbaring di pangkuan sang Ibu.

Beby menatap maminya tak setuju, "Mi, gini deh, Beby udah bilang kalo gak bakal lebih dari lima gelas. Serius, tapi masih aja gak diijinin. Papi aja kasi ijin?"

"Dia tuh khawatir banget sama kamu. Dia ngejaga kamu, takut kamunya diapa-apain disana. Kamu inget pas kamu bolos ke club? Jin kacau banget nyariin kamu."

Perkataan maminya membuat Beby sedikit mengingat kejadian pada saat itu. Benar, wajahnya Jin saat itu sangat-sangat lah menyeramkan. Walaupun dalam keadaan mabuk tapi pandangan marahnya Jin sangatlah terpampang saat Beby sudah sadar saat itu. Mengingatnya membuat Beby meringis ngeri.

"Ponsel kamu dari tadi bunyi terus, pasti dia kewalahan nyariin kamu. Cepet kabarin." ucap maminya yang mulai beranjak dari kasur.

"Mami mau kemana?"

"Mami udah ngantuk, mau tidur dulu. Nanti suruh Jin nginep aja ya, udah malam soalnya, kasihan, pasti capek nyariin anak mami yang bandel."

Beby hendak protes saat itu namun ponselnya kembali berbunyi lagi.

Panggilan dari Jin.

Beby memutar bola mata, kesal, dan mulai menggeser tombol hijau itu di layar ponselnya.

"Dimana?" tanya Jin dari sebrang sana.

"Dirumah mami. Lo gak perlu ke sini ntar disuruh nginep, pulang aja sana."

"Saya udah di depan rumah kamu."

Panggilan tertutup. Menyisakan Beby yang terkejut dan cepat-cepat pergi ke pintu depan. Benar saja, saat membuka pintu Jin sudah berjalan ke arahnya. Oh tidak tatapan itu. Sangat menyeramkan.

"Dih! Ngapain ke sini. Udah dibilangin pulang juga."

"Maaf?"

Deg

Apakah keahliannya adalah membuat orang merasa tidak enak?

"N-ngapain minta maaf, lo gak salah." ucap Beby gugup.

Sial, batinnya berbicara.

"Maaf, saya gak ngijinin kamu ke club. Saya khawatir."

"Lo kenapa? Aneh banget." balas Beby yang berusaha menutupi kegugupannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young Marriage || KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang