AAA1

155 35 24
                                    

Seorang gadis Devina Ayana tengah melihat sebuah gerbang sekolah yang di atasnya terdapat nama,  SMA Bhakti Jaya, itulah nama sekolahan yang akan menjadi tempat barunya untuk mencari ilmu.

Seharusnya ia menolak saja ketika paman nya meminta dirinya untuk ikut ke kota, toh ia berskolah tinggal menunggu satu tahun lagi untuk lulus.

Tapi berhubung paman nya khawatir meninggalkan dirinya sendirian di kampung, karena nenek Devina, ibu dari paman Devina baru saja meninggal satu minggu yang lalu.

Membuat kesedihan yang mendalam di diri Devina, sehingga paman nya yang bernama Suryono   tidak tega meninggalkan nya di kampung sendirian.

Dengan langkah malas Devina pun memasuki sekolahan baru nya.
Dengan bingung Devina pun mencari ruang guru, sudah berkeliling kesana kemari mencari, namun sampai saat ini belum menemukan. hingga ia melewati lapangan basket, entah sengaja atau tidak, dari arah samping bola menghantam kepala Devina cukup keras sehingga Devina meringis.

Saat Devina meringis, suara teriakan cowo menggema di lapangan basket tersebut.

"Woy, lo yang berdiri di sana. Kesiniin bola nya." Teriak cowo itu, yang entah siapa namanya.

Devina pun melihat siapa yang sedang berteriak padanya.
Sesaat Devina merasa terpesona dengan ketampanan cowo tersebut.
Dan tanpa sadar, cowo tersebut berjalan menghampiri dirinya dan membuat Devina jadi salah tingkah.

"Woy lo, gue teriak-teriak dari tadi kembaliin bola gue malah diem aja. Lo tuli ya, apa bisu?" Sarkas cowok tersebut.

Sekian detik Devina mendengar hinaan cowok tersebut, hilang sudah ketampanan yang cowok tersebut oleh sikap tidak sopan nya.
Dan bodohnya, Devina sempat terpesona oleh ketampanan nya.

"Biasa aja dong ngomongnya, gak usah pake urat. Urat lo putus baru tau rasa lo." Sewot Devina dengan delikan matanya.

"Berani lo ngelawan gue, lo gak tau siapa gue?." Tanya cowo tersebut.

"Ngapain gue harus takut sama lo, orang lo juga sama kayak gue sekolah di sini. Siapa elo yang harus gue takutin, dan gue rasa lo bukan penguasa di sekolah ini." Jawab Devina dengan panjang dan mengebu-gebu karena kesal.

Dengan tersenyum miring cowo itu seraya berkata. "Anak baru, eh?."

Tanpa peringatan cowo tersebut mendekati Devina, sehingga Devina merasa sedikit terintimidasi karena perbedaan tinggi mereka.

"Mau ngapain lo?" Tanya Devina seraya mundur beberapa langkah ke belakang.

Dengan tersenyum miring cowo tersebut berbisik di telinga Devina. "Menurut lo, gue mau ngapain?."

"Berhenti gak lo, kalau enggak lo bakal tau akibatnya." Ucap Devina dengan muka menantang.

"Oh, ya?" Jawab cowok tersebut dengan tersenyum evil.

Sedangkan Devina yang tengah merasa takut, takut dirinyandi apa-apain oleh cowo tersebut.
Berfikir untuk menyingkirkan cowok yang berada di depan nya.

Setelah berfikir, Devina pun mendapatkan ide untuk meenyingkirkan cowo gila di depan nya.

Dengan sekuat tenaga, Devina menendang tulang kering cowok tersebut. Sehingga cowok tersebut kesakitan karena tidak mengira dirinya akan di tendang di kaki.

Ketika cowo tersebut sedang kesakitan memegang satu kakinya, kesempatan Devina untuk kabur pun terbuka luas.
Sebelum dirinya pergi, Devina yang belum puas membuat cowok itu kesakitan,  sekali lagi memberikan satu tonjokan di tangan kanan cowok tersebut, yang membuat cowok tersebut naik pitam.

Sebelum cowok itu berteriak, Devina terlebih dahulu kabur dan menjulurkan lidahnya ke cowo tersebut.

Dengan kaki yang masih sakit di tambah tangan yang kesakitan, membuat cowo itu kesal.
Merasa harga dirinya di injak-injak oleh anak baru itu.

Adek atau Abang??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang