AAA02

62 24 13
                                    

Setelah satu minggu Devina bersekolah di SMA Bhakti Jaya.
Dan sudah seminggu pula Devina di bully habis-habis oleh si Kenzie, anak terkenal akan keangkuhan nya dan kesombongan nya.

Dan parah nya, cowok yang Devina tendang kaki kering nya dan menonjok tangan nya itu adalah Kenzie Mahendra, sang penguasa sekolah.

Saat Devina tau, hari itu juga, yang di kasih tau oleh Prisilla yang sekarang menjadi teman dekatnya.
Merasa kaget, karena ia pasti akan berurusan dengan kekejaman Kenzie Mahendra sang penguasa sekolah.

Dan itu jadi kenyataan, selama seminggu ini Devina selalu di kerjain habis-habisan oleh genk Wilder Sky, yang beranggota lima orang. Dan yang Devina tau semua nama-namanya yaitu. Marsell Gurusinga, Qays Isfadjar, Samsurra, Azzand Jalesena, dan yang pasti sang ketua Kenzie Mahendra. Semua temanya mempunyai sifat yang sama, dan mempunyai wajah yang tampan-tampan.
Dan anak orang kaya semua.

Kini Devina sedang makan di kantin bersama Prisia, berhubung guru nya ada rapat jadi satu pelajaran di kosongkan.

"Dev, kemarin tas lo ketemu?. Katanya di kerjain lagi sama genk Wilder sky, lebih tepatnya sih Kenzie." Tanya prisilla.

"Iya, ih. Gue kesel banget sama mereka, kenapa sih hoby banget gangguin orang, apa gak ada kegiatan lin gitu." Sewot Devina.

"Entahlah gue juga heran, biasan nya mereka kalau ngerjain murid baru cuma tiga hari doang. Kenapa sama lu mah lama ya?"Bingung Prisilla.

"Tau deh. Tau gak lo, rasanya ya kalau liat muka Kenzie si gila itu pengen gue becek-becek jadi prekedel terus gue makan. Tau gak lo?" Seru Devina sambil tangan nya seperti sedang membejek-bejek sesuatu.

Sedangkan Prisilla, hanya menggaruk belakang kepalanya dan memandang ke belakang Devina dengan cengiran nya.

"Oh, jadi lo pengen jadiin gue prekedel gitu?" Ucap Kenzie dengan dingin.

Sedangkan Devina merasa kaget karena orang yang baru saja dirinya bicarakan kini sedang natap dirinha dengan pandangan tajamnya.

"Eh, sejak kapan lo ada dj sini?" Tanya Devina.

"Bukan urusan lo!" Sarkas Kenzie.

Kenzie pun menjiwir kerah baju sekolah Devina, hingga Devina berdiri. " Sekarang lo ikut gue. Tanpa bantahan kalau lo ngebantah lo bakal tau akibat nya!"

Dengan terpaksa Devina pun mengikuti langkah kaki Kenzie setelah berpamitan dengan Prisilla.

Devina dan Kenzi pun jadi pusat perhatian, karena Kenzie menjiwir kerah baju Devina.
Meski Devina sudah memukul tangan Kenzie untuk melepaskan nya, tetap saja Kenzie tidak melepasnya.

Ketika berjalan di koridor, banyak orang yang melihat ke arah mereka dengan tatapan kasihan.

Gimana gak kasihan, Devina di tarik kerah nya oleh Kenzie sang penguasa.

"Kenzie, lepasin tangan lo gak." Teriak Devina, dan mendapat delikan tajam dari Kenzie.

"Diam, berisik." Ucap Kenzie tak kalah kerasnya.

Devina pun hanya pasrah.
Hingga ia berada di parkiran sekolah.

"Kita kok kesini?" Heran Devina.

Kenzie pun menaiki motor gedenya.
"Ayo naik." Kata Kenzie menatap Devina.

"Lo mau ajak gue bolos." Heboh Devina.

"Enggak, cepetan pake helm nya." Seru Kenzie.

"Enggak, gue gak mau bolos." ucap Devina uang ingin berlalu, tapi di tahan Kenzie.

"Bentar lagi juga di suruh pulang, sama kepala sekolah." Ucap kenzie.

"Sok tau." Kesal Devina, yang kembali ingin berlalu.

"Devina, cepatan naik." Seruan dingin dari Kenzie Mahendra, yang baru pertama kali menyebut nama Devina.

"Lama" Ucap Kenzie, sambil menarik tangan Devina dan memakaikan helm nya.

"Cepet naik!" Ucap Kenzie tak terbantahkan.

Dengan memberenggut Devina pun naik ke motor besar milik Kenzie.

Tanpa aba-aba kenzie pun melaju dengan kecang hingga Devina menubruk badan belakang Kenzie.
Meski kesal Devina bisa apa?.

Setelah sampai di tempat tujuan, yaitu danau yang indah. Devina dan Kenzie pun turun dari motor.

"Ayo jalan!." Ucap Kenzie, yang di ikuti Devina.

Devina pun menengok kesana kemari mencari orang yang mungkin berada di sekitar sini.

"Gak usah celingak-celinguk, di sini gak ada orang" Seru Kenzie, yang seakan tau apa yang Devina pikirkan.

"Kenapa gak ada orang? Padahal di sini sejuk dan indah, ya meski banyak banget daun berjatuhan." Heran Devina.

Kenzie pun mendekat ke arah Devina sambil membawa lidi. Entah dari mana ia mendapatkan nya.

"Nih, bersihin semuanya! Ingat harus bersih!." Perintah Kenzie.

Devina pun hanya bisa melongo sambil mengambil lidi dari Kenzie.

"Lo, ajak gue ke sini buat nyuruh bersihin ini semua" Kaget Devina.

"Menurut lo, gue bakal ajak lo kesini buat mesra-mesraan gitu. Najis!." Sarkas Kenzie sambil berlalu untuk tiduran di bawah pohon rindang.

"Gue ga---"

"Gak ada bantahan. cepet kerjain sebelum lo gue ceburin ke danau. Dan lo tau, di sini gak ada orang. Apapun bisa gue lakuin sama lo." Ucap Kenzie dengan mata yang menajam.

Dengan terpaksa Devina pun mulai membersihkan daun-daun yang berjatuhan. Terpaksa gue kerjakan, karena gue masih sayang nyawa gue. Dan gue masih mau cari cowo tampan. Gerutu Devina dalam hati.

Tiga puluh menit sudah berlalu dan Devina masih belum selesai menyapu, meski keringat sudah membanjiri wajah yang membuat bajunya basah. Sedangkan si gila tengah enak-enaknya tidur di bawah pohon rindang.

Devina kembali melihat Kenzie yang masih nyenyak dengan tidurnya. Ia pun berfikir. Apa gue kabur aja kali ia?. Fix gue kabur aja."
Tanpa berfikir dua kali Devina pun meninggalkan Kenzie yang masih tertidur di bawah pohon dengan nyenyaknya.

Dengan berlari tergopah-gopah Devina pun melihat ke arah belakang takut Kenzie mengejarnya.

"Kayaknya Dia gak tau deh gue kabur." Ucap Devina dengan lega.

Devina pun menunggu kendaraan yang melewatinya, tapi sudah lima belas menit berlalu ia menunggu, tak satupun kendaraan yang melintas.

Dengan lelah, Devina pun kembali berjalan. Siapa tau sambil berjalan akan ada kendaraan yang lewat.

Devina pun duduk di tepi jalan, meluruskan kedua kakinya yang pegal karena sudah hampir setengah jam dirinya berjalan.

Ketika Devina sedang memijat kakinya, ia merasakan ada mobil yang berhenti di sebelah nya.
Ia pun mendongakan kepala nya, terlihat seorang laki-laki yang teramat tampan tengah memandangnya.

Tidak ada perasaan takut di hati Devina, karena ia melihat laki-laki tersebut tengah tersenyum rama padanya.

"Halo, bisa saya bantu? Kayak nya kamu butuh bantuan " Tawar laki-laki tersebut. Tidak lupa senyumnya yang teramat manis.

Dengan bodoh nya, Devina hanya bisa mengangguk sambil bengong.
Dan itu membuat laki-laki tersebut menahan geli dalam hati.
Lucu. Gumam laki-laki itu dalam hati.

Tbc

Bantu vote and komen dan share.
Terima kasih 😍

Terima kasih untu cover nya. kelinciput

Adek atau Abang??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang