AAA05

38 17 4
                                    

Di kelas Devina tengah ramai oleh orang yang sedang berdiskusi tentang kerja kelompok bersama kakak kelasnya.

Sedangkan Devina hanya biasa saja, toh ia punya teman yang berasal dari kakak tingkatnya.
Siapa lagi kalau bukan Arya.

Berbeda hal nya dengan Prisilla, ia uring-uringan.
Memikirkan bersama siapa dirinya berpasangan.
Sesangkan dirinya tidak punya teman dari kakak kelas nya, dan dirinya pernah bermasalah dengan salah satu kakak kelasnya.

Dirinya masih iangat jelas, bagai mana salah satu kakak kelas nya menuduh dirinya merebut pacarnya.
Padahalkan Prisilla tidak tahu bahwa cowok yang menembak dirinya itu sudah punya pacar.
Kalau tau pun Prisilla tetap akan menerimanya.
Karena dirinya sudah jatuh cinta sama cowok tersebut.
Tapi baru tiga hari pacaran, Prisilla sudah di selingkuhin.
Dan berakhirlah kisah cinta Prisilla, tapi tidak dengan kakak kelasnya yang masih memusuhi dirinya sampai sekarang.

"Sil, lu kenapa sih?" Heran Devina yang melihat Prisilla prustasi.

"Gue pusing Dev, gue gak ada pasangan buat kerja kelompok. Lu mah enak, udah punya bang Arya." Cerocos Prisilla.

"Ya lu cari lah, kan banyak kakak kelas."

"Lu tau sendiri kan, gue pernah ceritain masalah gue ke lo." sewot Prisilla, dan langsung membuat Devina tertawa puas. Seketika dirinya teringat Prisilla bercerita tentang percintaan nya.

"Seneng lu ya, gue gak punya pasangan." Ucap Prisilla dengan cemberut

"Bukan itu. Tapi gue ke inget waktu itu lo cerita tentang percintaan lo yang patut untuk di kenang." Kembali tawa Devina terdengar.

"ih lo mah, rasain nih." seru Prisilla, dan terjadilah perang gelitikan dan cubitan.

Tanpa sadar mereka membuat orang iri, karena persahabatan nya.

Ketika Devina dan Prisilla teah bercanda.
Suara deheman membuat mereka memberhentikan aksi saling cubitnya.
Dan melihat siapa yang berdehem.

Seketika membuat Devina memutar mata nya malas.
"Mau ngapain lo?" Ucap Devina garang.

"Kelas gue udah di beritahu bakal kerja kelompok sama adik kelas."

"Terus?" Heran Devina.

"Ya lo harus sama gue!." Perintah Kenzie dengan tak terbantahkan.

"Gak, gue udah sama bang Arya." Ucap Devina sambil membuka buku.

Sedangkan Prisilla cuma bisa melihat mereka dengan kernyitan dahi.

"Gak ada bantahan, pulang sekolah gue tunggu di depan." Ucap Kenzie sembari berbalik pergi.

"Haish, tuh orang kenapa sih. Seenak jidatnya aja." Kesal Devina.

"Mungkin dia gakau jauh-jauh sama lo kali." Celetuk Prisilla, yang langsung di hadiahi jitakan dari Devina.

"Sakit tau,"

"Bodo."

Bel pulang pun berbunyi, kini Devina tengah membereskan buku-buku nya.

"Sil, gue duluan ya, udah di tunggu bang Arya soal nya"

"iya sono yang mau pacaran," Goda Prisilla.

"Siapa yang mau pacaran?" Tanya Kenzie, yang entah dafi kapan sudah berdiri di belakang Devina.

"Noh, si Devina" Jawab Prisilla, yang belum sadar jika Kenzie yang sedang bertanya. Dan langaung menegakan kepala nya ketika ia tersadar, akan ada keributan setelah ini.

"Benar itu?" Tanya Kenzie kepada Devina, seraya menaikan sebelah alisnya.

"Kalau iya kenapa?" Tantang Devina. "Gak ada urusan nya sama lo kan?."

Adek atau Abang??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang