AAA09

32 14 5
                                    

Dua hari sudah Devina terjebak bersama Kenzie.
Karena sebuah tugas sekolah yang di haruskan nya berkelompok dengan kakak tingkat, Devina pun di paksa oleh Kenzi agar satu kelompok bersama nya, dengan ancaman akan membuat dirinya dan Arya putus. Meski dengan berat hati, ia pun menuruti kemauan Kenzie.
Padahal ia berniat satu kelompok bersama Arya.

Kini Devina tengah mendumel gara-gara Kenzie tidak bisa di andalkan dalam segala hal.

"Kenzie, lo kenapa sih tiduran mulu dari tadi bukanya bantuin gue ngerjain tugas"

"berisik lo,"

"mangkanya bantuin gue," teriak Devina.

"lo denger gue gak sih," kembali Devina berteriak dengan kencang.

"gue denger kali, gak usah teriak-teriak segala"

"kalau lo denger bantuin kenapa sih"

"ogah," cuek Kenzie yang masih tiduran di sofa di depan Devina yang tengah duduk lesehan di bawah sambil mengotak-atik leptop nya.

Dengan marah Devina pun beranjak dari duduk nya dan menghampiri Kenzie yang tengah berbaring santai.

Belum sampai di hadapan Kenzie, Devina pun mengambil bantal kursi sebagai alat untuk memukul nya.

Devina pun tanpa banyak bicara langsung memukul Kenzie.

Bug....bug....bug....bug

"Devina, apa-apaan sih loh. Berhenti gak" teriak Kenzie, sambil menangkis pukulan dari Devina.

"gak mau, " hardik Devina, yang masih terus menerus memukul Devina.

"lo kenapa sih, tiba-tiba mukulin gue? Lo kesurupan?"

Devina pun tidak memperdulikan ocehan Kenzie, yang menyuruhnya berhenti.

Secara tiba-tiba, Kenzie pun menyentak tangan Devina hingga Devina terhuyung jatuh di pangkuan Kenzie.

Beberapa detik mereka saling memandang satu sama lain.
Dan  mereka sadara ada rasa yang menyelinap masuk secara diam-diam.

Hingga mereka di sadarkan oleh dering hp milik Devina.
Dengan salah tingkah, Devina pun bangun dari pqngkuan Kenzie.
Tidak jauh dari Devina, Kenzie pun salah tingkah di buat nya.

Devina pun bergegas menghampiri hp nya yang masih berdering, dan melihat siapa yang menghubunginya.

"bang Arya, " gumam nya, dan bergegas mengangkatnya.

Sedangkan Devina yang tengah mengangkat telphone dari Arya.
Beda halnya dengan Kenzie yang masih menormalkan detak jantung nya yang tadi berdetak tidak karuan.

"Kenapa jantung gue berdetak kencang sih, serasa mau copot" batin Kenzie.

Kenzi pun memandang Devina dengan mengernyit, entah kenapa dirinya merasa tidak suka melihat Devina tersenyum untuk Arya. Abang nya sendiri.

Dengan semyum misterius Kenzie pun bangkit dari duduk nya, menghampiri Devina yang tengah asik bertelphon ria, ia pun memeluk Devina dari belakang seraya berucap. "Sayang, siapa yang menelphon?" tanya Kenzie dengan suara yang lumayan di keraskan.

Devina pun kaget dengan tindakan Kenzie yang tiba-tiba, tanpa sengaja ia mematikan telphon nya.

"kyaa, ngapain lo peluk gue? Dan apa tadi lo bilang, bagai mana jika bang Arya dengar? Nanti dia salah paham" teriak Devina.

Dengan tampang polosnya, Kenzie bertanya. "salah paham kenapa?"

"nanti dia ngira gue lagi selingkuh sama lo tau,"

Adek atau Abang??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang