AAA08

41 15 4
                                    

ka pun bergegas untuk kesekolah.
Dan Devina tidak tau apa yang akan terjadi di sekolah, karena seseorang tengah menunggunya dengan amarah.

.......................................

Akhirnya, mereka pun sampai di area parkir sekolah.
Devina pun turun dari motor dan menunggu Arya yang sedang markirkan motor nya.

"Ayo," Ajak Arya dan mengambil tangan Devina untuk di genggam nya.

Devina pun melirik tangan nya yang di gandeng Arya.

"kenapa?" heran Arya.

"emang harus gandengan ya?"

"kenapa kamu gak mau?" tanya Arya sambil melepaskan genggaman nya.

"bukan gitu, ini kan di lingkungan sekolah. Aku malu" cicit Devina sambil menunduk.

"kamu malu aku gandeng?" marah Arya.

"bukan gitu,"

"terus apa?"

Devina pun menghella nafas, dan mengulurkan tangan nya.

"apa" haran Arya, karena Devina mengulurkan tangan nya dan mengoyang-goyangkan nya.

"katanya mau di gandeng, kalau gak mau yaudah" seru Devina yang ingin menarik kembali tangan nya lagi jika tidak langsung di genggam Arya.

Dengan tersenyum, Arya pun mengantar Devina sampai ke kelas.
Setelah tadi Devina menolak tidak mau di antar sampai ke kelas.

Dan sepanjang mereka menuju kelas Devina, banyak pasang mata yang merhatikan mereka lebih tepatnya melihat ke arah tangan mereka.
Berkali-kali juga Devina meminta di lepaskan tangan nya.
Dan berkali-kali juga Arya menolak.

Sedangkan Devina dan Arya tengah menuju kelas Devina sambil bergandengan tangan.

Tidak jauh dari mereka terlihat genk Wilder tengah menatap mereka dengan dahi mengkerut dan wajah yang tidak percaya.

Berbeda hal nya dengan Kenzie, ia tengah menahan amarah nya dari tadi pagi, dan di tambah ia melihat Devina bergandengan tangan dengan kakak nya.

"Eh, gue gak salah liat kan, bang Arya gandeng tangan cewe?" ucap Marsell.

"lo gak salah kok, sell" jawab Qays.

"Ken, katanya lu pacaran sama tuh cewe, " heran Marsell, dan di angguki Sam dan Qays.

"tapi kalau lu pacaran sama tu cewe, lah kenapa tuh cewe gandengan sama bang Arya" heran Sam.

"gue tebak, pasti lo boongan kan nembak dia?" tanya Marsell dengan tebakan nya.

"kalian bisa diam gak sih, " teriak Kenzie marah sambil berlalu pergi.

Sedangkan teman-teman nya Kenzie hanya bisa bengong melihat kemarahan Kenzie.

"fixs, dia beneran suka sama tuh cewe" seru Marsell.

"sok tau lo," kesal Sam.

"lo gak liat tadi mukanya Kenzie kayak gimana, ketika liat bang Arya dan tuh cewe gandengan sambil tersenyum?" tanya Marsell.

"iya juga sih," gumam Sam.

Sedangkan Kenzie kini tengah berada di atap gedung sekolah nya.
Tengah mengeluarkan kekesalan yang berada di hatinya.

"apasih tuh cewe, bisa-bisanya gandengan sama bang Arya. Dan apa-apaan, gue chat dan telephone gak di bales dan gak di angkat. Liat aja nanti gue bakal kasih perhitungan sama lo." teriak Kenzie sambil menendang bangku yang berada di hadapan nya.

Adek atau Abang??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang