Sebelum membaca biasakan terlebih dahulu untuk vote...
Dan di akhiri dengan komen, ya............................
"Devina, kenapa pacar nya gak dia ajak masuk? Kalau mau ngobrol, ngobrol nya di dalem aja" Tegur Tante nya Devina. Tante Mona.
"Buk---," belum selesai Devina berbicara untuk membantah.
Sapaan Kenzie kepada tante Mona terdengar di telinga Devina."Hallo tante," sapa Kenzie, sambil tersenyum ramah.
"Dev, kok kamu gak ngajak pacar kamu masuk sih? Gak boleh hitu ah, Gak sopan" tegur Tante Mona sambil mengelusbrambut Devina.
Sebelum Devina berbicara, Kenzie terlebih dahulu berbicara.
"Gak apa-apa kok tante. Biasa kalau cewe lagi ngambek mah gitu, gak peduli sama pacar nya" Ucap Kenzie sambil tertawa manis.
"Iya juga sih, dulu juga tante masih muda suka ngambek sama pacar tante, yang sekarang sudah jadi suami tante. Untung nya suami tante sabar ngadepin sikap tante, hihihi " ketawa tante Mona, ketika mengenang masa dulu.
"Jadi, aku harus sabar nih ya ngadepin Devina?" Tanya Kenzie pada tante Mona.
"Iyalah, kalian para cowo harus sabar sama pasangan kalian" Ucap Tante mona.
"Siap tante, Kenzie bakal sabar ngadepin sukap manja Devina kok." Ucap Kenzie sambil mengerling mata ke arah Devina, yang langsung di hadiahi pelototan.
"Satu pesan tante sama kamu, Jangan pernah membuat Devina tersakiti, ok!" Peringat tante Mona.
Sedangkan Devina merasa terharu karena ucapan tante nya.
Entah perbuatan baik apa yang pernah di lakukan nya di masa lalu hingga mempunyai paman dan tante yang sangat menyayangi nya."Siap, tante. Kalau gitu, tante restuin kami pacaran?" tanya Kenzie.
"Banget, tante bakal restuin kalian. Karena kamu cocok buat Devina yang cantik dan kamu yang ganteng" Seru tante Mona dengan heboh.
"Tante, tapi aku ga--," kembali ucapan Devina di potong, tapu sekarang bukan oleh si gila Kenzie. Sekarang sama ponakan nya yang imut dan menggemaskan, Avika yang tengah memanggil dirinya sambil berlari.
"Ate, ate dah uyang ia? " ucap Avika dengan cadel ciri khas anak kecil berumur tiga tahun.
Devina pun berjongkok, untuk menggendong Avika.
"Iya, ate baru pulang. Avika kangen ya sama ate?" tanya Devina, sambil mengusel-usel hidung nya ke pipi cabi Avika.Dalam hati Kenzie bergumam. Andai gue jadi bocah kecil itu, gue di unyel-unyel Devina.
"iya, ate. Ica angen," seru Avika sambil memeluk lehernya Devina.
Barulah ketika Avika audah memeluk Devina, ia merasa ada orang asing yang tengah menatap nya.
Avika pun menengok dan mendapatkan Kenzie tengah tersenyum ke arah nya.
Avika pun melihat wajah Devina seilag meminta jawaban siapa laki-laki itu."icu sapa ate? Kok cenyum nya celem sih" Ucap Avika dengan polos nya, dan langsung menyembunyikan wajah nya dari Kenzie.
Sedangkan Kenzie hanya bisa melongo, mendengar ada orang yang melihat senyum nya menyeramkan, dan itu bocah lagi.
Ingin dirinya mencubit itu bocah kalau gak ingat itu ponakan Devina.Sedangkan Devina dan tante mona tengah tertawa.
Dan melihat Devina tertawa dengan puas membuat Kenzie semakin kesal.Ehem, deheman tante mona mencoba menghilangkan sisa-sisa tawa tadi.
"Nak Kenzie, maafin anak tante ia,?" ucap tante Mona dengan gak enak hati.
"gak apa-apa kali tan, nama nya juga anak keci, anak kecilkan gak bisa bohong" Ucap Devina, dan kembali terdengar tawa dari Devina.
Kenzie pun melototi Devina, tapi terlihat oleh Avika.
Suara tangisan pun terdengar yang membuat mereka kaget.
"mama, Ica atut om icu. Om icu ini ke ica," ucap Avika sambil meragakan mata Kenzie yang melotot."Adek, om gak melototin adek kok. Om melototin ate kamu" ucap Kenzie mencoba menggendong Avika, tapi kembali tangisan Avika terdengar.
"cup-cup-cup Vica jangan nangi dong, masa udah gede nangis, om nya juga gak galok kok. Ia meski serem tapi gak galak kok" seru Devina mencoba nenangin Avika, dan langsung dapet pelototan dari Kenzie. sedangkan tante Mona hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat dua sejoli itu.
"Ica au ama mamah," lirih Avika.
Tante Mona pun mengambil Avika dari gendongan nya.
Dan menepuk-nepuk pantat Avika."mamah, ica en pelgi ai ini, ica atut ama om icu," tunjuk Avika.
"yaudah kita masuk ya sayang "
"Ken, Dev. Tante masuk dulu ia," pamit tante Mona.
"iya tante" jawab Kenzie.
"Dev, ajak tamunya masuk," suruh tante Mona.
"gak apa-apa kok tan, nih dia juga mau pulang. Ia kan Ken" pelotot Devina.
"eh, iya tante. Sekakian aku mau pamit. Besok aku ke sini lagi" ucap Kenzie, dan kembali dapet pelototan dari Devina.
Setelah berpamitan Kenzie pun melaju pergi pulang.
Kini hanya tinggal, Devina dan tante Mona dmdan Avika di gendongan nya tengah melihat motor kenzie semakin hilang di tikungan."mamah, ate " ucao Avika dengan suara kecil seperti bisikan.
"iyah, kenapa?" jawab Devina yang ikut-ikutan bersuara kecil.
"om ceyem itu udah uyang?" tanya Avika.
"udah" jawab Devina. "jadi kita bisa masuk" teriak Devina.
Dan di angguki oleh Avika.Avika pun minta di turunkan kan dari gendongan mamah nya.
"ate ayo acuk""ayok"
Mereka pun masuk ke dalam rumah.
Ketika Devina masuk kamar dan langsung merebahkan badanya di kasur empuk, ia teringat Kenzie tadi. Senyum ramah nya, serta sopan nya pada Tante mona membuat Devina senyum-senyum sendiri.
"Ais, kenapa gue mikirin orang gila itu, sambik senyum-senyum lagi. Koslet nih otah gue" Ucap Devina sambil memukul-mukul kepalanya.
"Dari pada gue mikirin yang enggak-enggak, lebih baik gue mandi aja, siapa tau pikiran tentang cowo gila itu ikut hilang" pikir Devina sambil bergegas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Dari luar kamar mandi, kembali terdengar teriakan Devina.
"huaaa, kenapa gue masih mikirin cowok gila itu" teriak Devina dari dalam kamar mandi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Adek atau Abang??
Teen FictionKenzie Mahendra cowo yang terkenal akan keangkuhan dan kesombongan nya, hoby membuli. memiliki ketampanan di atas rata-rata, membuat dirinya menjadi pemain wanita. rahang yang tegas serta mata yang tajam ketika melihat seseorang yang ia benci. ...