3. kesurupan

204 31 23
                                    

Sok sokan mau glowing, mandi aja masih sekali dalam duapuluh empat jam!
Dasar aku:'(


"Nggak jadi deng, kalian pulang kerumah kalian aja,"

"Lagian punya rumah sendiri, kok pulangnya kerumah temen? So asik" sambung Rafael.

Bam, Juna dan Egi kini hanya bisa mengumpat dalam hati melihat Rafael yang masuk kemobilnya tanpa rasa bersalah.

"Lu yang ngajak goblok!" geram Juna lalu menaiki motornya.

"Dia mo ngapelin dokter cinta lagi tuh keknya,"

Beep beep

Tanpa sepatah katapun lagi Rafael melajukan mobilnya kearah rumah sakit.

Tak butuh waktu lama, kini Rafael berjalan santai menyusuri lorong rumah sakit yang tak banyak dilalui alias sepi.

Luka disudut bibirnya tidak membuat kadar ketampanannya luntur malahan semakin membuat kaum hawa yang ia lewati menatapnya tanpa berkedip.

Resiko jadi orang ganteng mah gini:>

Tuk tuk

Rafael mengetuk pintu ruangan seseorang yang saat ini ingin sekali ia temui. Tanpa menunggu jawaban dari yang punya ruangan, ia langsung membuka pintu.

"Dokter Cintaaaa ... Rapael dateng lagii!" sahut Rafael.

"Doktel cintanya lagi kel...

"LO?!"

"Mar ... markonah?"

"Nama gue bukan malkonah! Ngapain lo disini?" sarkas gadis cadel pemarah itu.

Marsha, iya dia Marsha.

Bukannya menjawab Rafael malah ngakak membuat Marsha harus mengelus dada mencoba sabar dengan setan dihadapannya ini.

"Audzubillahiminassyaitonillajim" ucap Marsha dengan menekan kata syaiton membuat Rafael berhenti tertawa lalu ia menatap Marsha jengkel.

"Ngapain lo disini?"

"Halusnya gue yang nanya! Ngapain lo disini?"

"Lo dulu yang jawab!"

"Nggak ... lo dulu!"

"Lo nggak liat ini?lo buta?" tanya Rafael sambil menunjuk sudut bibirnya yang kini berwarna keunguan.

"Hilihh luka gitu doang dibawa kesini, cemen lo!". cibir Marsha kesal

"Hilihhh bicit li!"

Marsha mendengus.

Rafael kemudian duduk disofa sedangkan Marsha yang sedari tadi berdiri didepan rak buku melangkah kearah wastafel. Ia mengambil mangkuk kecil serta tisu juga obat merah.

Rafael yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Marsha malah terkekeh.

"Mar, lo jalan aja bikin gue ketawa syeris syumfahh" batin Rafael.

Marsha berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya kearah Rafael.

"Nih..dalahnya lo cuci dulu abis itu kasih obat ini!" ketus Marsha menyodorkan barang yang ia ambil tadi.

Rafael mendengus.

"Kalau dokter cinta pasti udah diobatin bukan nyuruh sendiri!" celetuk Rafael mengambil barang itu daru tangan Marsha.

"Muka gue keliatan peduli?"

"Dasar markonah cadel" gerutu Rafael.

Rafael tanpa mencelup tisu keair langsung mengelap darah disudut bibirnya membuat Marsha memutar bola mata malas.

MarElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang