"Iyya Ma, ini malsha kesitu" balas gadis itu setengah berteriak lalu berjalan lunglai keluar dari kamar menuju dapur.
Gea yang sedang memasak menoleh kala mendapati putri semata wayangnya itu kini duduk dikursi dan sedang menatapnya.
Gea menggelengkan kepalanya.
"Kamu ini!bukannya belajar masak malah belajar mesen gopud, suami kamu nanti butuh masakanmu bukan masakan restoran" ujarnya dan entah kenapa Marsha malah senyum senyum.
Gea mengernyit lalu mematikan kompor. Ia kemudian mendekati anaknya.
"Kamu kenapa nih?"
Marsha terkekeh.
"Malsha lagi bayangin ma, kalo nanti malsha jadi istlinya Zidan ... haduhh nggak kebayang sosweetnya" Gea yang memang sedang memegang sendok langsung memukul pelan jidat anaknya itu.
"Heh! nggak baik bayangin cowo yang belum halal dan lagian, menurut mama bukannya sosweet siZidan itu malah ngurung kamu kek tawanan ... jujur yah mama nggak suka sama sibidan bidan itu yah meskipun keluarganya baik banget kekita"
Marsha mencebikkan bibirnya kesal.
"Ish ma, nggak papa dong dikulung yang penting dikulungnya dihati Zidan aww" Gea mendelik geli lalu kembali mengetuk kepala anaknya dengan sendok.
"Aw Ma, sakit tau"
"Diam, mama manggil kamu buat pergi ke indoapril beli bahan masak ... mama lupa kalo mbok Fitri lagi libur jadi lupa belanja bulanan, kamu pergi yah" Gea kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kertas yang dilipat lipat.
"Nih daftarnya, kamu tinggal kasih ke mbak kasir" Marsha mendengus lalu sedetik kemudian otaknya memunculkan ide briliant.
"Oh iya ma, bental lagi ulang tahunnya Zidan tlus malsha diundang...sekalian aku beli kado buat dia yahhhhh??"
Gea mengangguk saja.
"Aaaa makasih mama ... sayang deh sama mama, yodah mana duitnya?" Gea mengeluarkan kartu atm miliknya lalu memberikannya pada Marsha.
"Oke..malsha siap siap dulu tlus pelgi, bay mama"
Setelah itu Marsha naik kembali kekamarnya. Memakai hoodie dan celana panjang tanpa melepas kacamata bulatnya. Setelah menyambar ponselnya barulah ia keluar.
🐒🐒🐒
"Apa gue telpon Fika aja yah, ini mah nggak bisa dibawa sendili" gumamnya melihat 3 kantong belanja yang lumayan besar dihadapannya.
Ia kemudian menelpon Fika.
"Halo Fik"
"Assalamualaikum Marsha"
Marsha mengernyit, tumben sahabatnya itu bicara selembut itu.
"Waalaikumsalam,kesambet apaan lo?"
"Aduh maaf yah Mar, nanti aku telpon balik soalnya lagi sibuk ... ini masa depan aku, oke? Bye!"
Tutt
"E eh...
Marsha mendengus.
"Nih anak kenapa dah, sibuk mulu..yodahlah gue bawa sendili aja" putusnya lalu mengangkat satu kantong belanjanya.
"Lah ini aja udah belat gimana kalo tiga? Haduhh"
"Eh,Marsha?"
Marsha menoleh dan mendapati Fadil yang baru saja keluar dari Indoapril.
"Fadil?kok bisa disini?" tanyanya.
Fadil terkekeh.
"Yah bisalah ... rumahku sekitaran sini" Marsha mengangguk angguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
MarEl
Acak"Nama gue Malsha!" "Hah?maksa?" "Maksud gue Malsha anjib!" "Hah?mangsa?" "El gilak!" "Hah?gue ganteng?iyyalah" "Yang walas ngalah jadi gue ngalah!" "Hah? Lawas?pfftt..." "Gue sumpahin anak lo cadel!" "Mamanya juga harus cadel kalau gitu, gimana kalo...