Absen dulu cung-!!
Pake tanggal lahirnya yah
Seperti biasa, tinggalkan jejak dengan cara votmen. Yang jadi silent reader didoain nggak dapet jodoh!
Cus happy reading!***
PLAK!"Kanapa si, Ma?" Bulan memegangi pipinya yang berdenyut perih. Sungguh ia ingin menangis, tapi sepertinya percuma.
"Masih nanya kamu?! Lihat! Lihat nilai kamu pada turun! Matematika aja kamu dapet B, nih kimia juga B!" cerca mama seraya menunjukan laporan nilai Bulan.
"Kan masih wajar, Ma. Cuma nurun dikit, Mama kok mar-"
PLAK!
Belum selesai berucap, sebuah tamparan kembali menyapa pipinya. Tak sanggup menahan pedih, ia tatap mamanya dengan air mata berlinang.
Sungguh rasanya menyakitkan.
Tapi hatinya jauh lebih sakit.
"Melawan sekali lagi, saya tampar lebih keras dari itu!" sergah mama. "Dan jangan panggil saya mama! Saya bukan mama kamu!" Lanjutnya menggertak.
Seketika Bulan tercenung mendengarnya. Sebuah pecutan mengenai jantungnya telak. Pedih, Bulan tak mampu menahannya lagi.
"Siang mam-" ucapan Kak Sisca terhenti saat melihat Bulan yang sedang terduduk sambil menahan sakit."Bulan, kamu kenapa?" Tanya Sisca memeluk adiknya. "Mama kenapa si main tangan sama anak sendiri?"
"Huh? Anak, siapa yang kamu katakan anak mama? Siapa? Dia? Maaf dia bukan anak mama, anak mama cuma kamu sama Bumi!"
Bulan melepaskan pelukan dari Sisca, dia merasa tak pantas untuk dikasihani. Bulan berlari menuju kamarnya melewati mamanya yang sedang marah-marah.
"Liat betapa tidak sopannya dia melewati mama yang sedang menasehatinya," ucap mama.
Sisca geleng-geleng kepala melihat kelakuan Mamanya itu. Sisca menghampiri Bulan ke kamarnya.
"Dek, jangan ambil hati kata mama ya dek. Mama lagi banyak pikiran doang itu, kan kamu udah tau sifat mama. Ngak usah ambil hati ya dek, maafin mama ya,"
Bulan tidak menyahut seruan kakaknya itu, hatinya sangat terluka. Dan apa? Kakak bilang mama lagi banyak pikiran? Oh bohong sekali, setiap hari Bulan selalu ditekan untuk selalu mendapatkan nilai A dan juara 1 di kelas. Dan parahnya Bulan tidak disewakan guru privat seperti anak-anak sebayanya, melainkan secara otodidak. Coba pikirkan, anak mana yang akan kuat dengan keinginan orang tua yang terlalu obsesif terhadap akademik.

KAMU SEDANG MEMBACA
UMBRELLA
Ficțiune adolescenți⚠️ JANGAN MANDANG ANGKA BARU PEMULA BIASA BELUM BANYAK YANG BACA. KALO ANTUM BACA DAN BANTU PROMO NANTI JUGA BAKAL BANYAK KALI⚠️ "Gue emang nggak diizinin tuhan ya buat bahagia," -Rembulan Asera Leisha "Asumsi lu salah, lu bahagia kok. Gue yang baka...