°• Dua belas •°

454 85 12
                                    

Azek double
1523 word

"Baiklah, terima kasih Cedric telah mengantarku sampai di depan asrama," ucap [Name] dengan senyum manisnya beda dengan Cedric yang langsung terhipnotis dengan senyuman manis [Name] ditambah cahaya hijau yang berasal dari api dan juga pantulan air danau hitam itu.

"Kenapa kau sangat cantik [Name]," ucap Cedric yang sekarang mendekat ke arah [Name] dan memegang pipi [Name].

--

"Hum yah aku memang cantik, sama seperti ibu ku. Dan menurut ku kau juga tidak terlalu buruk, begitu tampan. Tidak mungkin tidak ada wanita yang menyukaimu," ucap [Name] sambil menurukan tangan Cedric yang berada di wajahnya.

Cedric yang sempat terhipnotis langsung sadar ketika [Name] memegang tanganya guna menurunkanya dari wajahnya.

"Ah yah kau benar, tapi aku belum menemukannya dari sekian orang yang menyukaiku. Dan sepertinya aku sudah mendapatkannya, walaupun aku tidak tau dia menyukai ku atau tidak," ucap Cedric dengan gaya bahasanya.

"Hum benarkah? Baiklah semoga saja wanita itu juga menyukaimu Cedric, dan kau sebagai pria juga harus bergerak cepat sebelum wanita itu di ambil orang," ucap [Name] mengedipakan satu matanya saat kalimat terkahir yang di ucapkannya—jiwa jahil [Name] memang tidak akan berubah sampai kapan pun.

"Em yah semoga saja. Baiklah [Name] aku akan kembali ke asramaku, disini sangat dingin. Tidak tau kenapa kau bisa tahan di suhu seperti ini [Name]," ucap Cedric yang mengosokan kedua telapk tangannya untuk menciptakan kehangatan.

"Haha kami sudah terbiasa di suhu seperti ini, mungkin faktor keturunan," ucap [Name] sambil tertawa.

"Haha yah, baiklah sampai jumpa dan goodnight [Name]," ucap Cedric dengan tersenyum.

"Goodnight too Cedric," ucap [Name] dan juga mebalas senyuman Cedric. [Name] langsung menuju pintu asramanya dan tidak lupa menghadap ke belakang. Saat meyakinkan Cedric telah pergi ke atas dia langsung menjauhkan diri dari pintu.

"Bagaimana caranya aku bisa ke atas?" tanya [Name] pada dirinya sendiri. Jangan pikir dia akan menyerah, ini baru lewat dua puluh menit dan temannya akan kembali biasanya satu jam lewat tiga puluh menit.

"Hah tidak ada cara lain, aku akan lebih berhati-hati la-"

Brukk

Ucapan [Name] terputus saat di belakangnya terdengar seperti benda yang jatuh.

"Siapa disana?" tanya [Name] menatap pilar ke empat di belakangnya.

Tidak ada yang menyahut, [Name] langsung berjalan ke lantai atas dengan hati-hati. Hanya cukup membutuhkan waktu sepuluh menit untuk [Name] mencapai Menara Astronmi.

Untuk berjalan kesini saja dia harus berhati-hati karena hampir terlihat lagi oleh Prefek Gryffindor itu dan lebih parahnya hampir bertemu Flich. Dan juga saat ingin menuju kesini dia sedikit takut karena seperti ada yang mengikutinya saja dari belakang.

[Name] mengedarkan seluruh pandangannya ke penjuru ruang kelas Astronomi, namun tidak ada siapa-siapa. Dan [Name] berinisiatif pergi ke tempat dimana mereka belajar langsung menggunakan teleskop, namu nihil. Disini juga tidak tidak ada.

"Huh ini semua salah Cedric, tidak-tidak ini salah Nyonya Gemuk kenapa dia harus hilang, atau ini semua salah Draco yang membuat ku jadi penasaran, ahkk sudahlah disini juga tidak seburuk yang ku kira," ucap [Name] terduduk di lantai sambil menatap langit malam.

"Sebenernya disini kau yang salah mengikuti ku,"

"Huaahmpt-" [Name] menutup mulutnya karena reflek berteriak ketika seseorang yang membuatnya penasaran berbisik ditelingannya.

Harry Potter And The Prisoner Of Azkaban (Draco x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang