°• DUA •°

972 167 27
                                    

 1327 word

Saat aku ingin masuk ke Great hall untuk  makan, aku langsung mundur beberapa langkah. Kaget karena tiba-tiba kedatangan hantu yang menembus jendela kaca.

"Hantu sialan, membuatku kaget saja," batin [Name].

[Name] berjalan memasuki  Great hall , tapi belum sepenuhnya masuk dia mendengar ejakan Draco untuk laki-laki berkacamata itu.  [Name] tidak tau kenapa Draco selalu mengejek Harry, dan  [Name]  berpikir bahwa itu semua terjadi  pada tahun pertama, dimana Harry menolak berteman dengan Draco.

Aku pun berjalan langsung menuju meja Slytherin, duduk di barisan belakang sekali dekat pintu Great hall  Aku tidak menghiraukan tatapan aneh semua orang padaku saat ini.

"Bukan kah itu  [Name] Darcly?"

"Yah benar, kenapa dia duduk disana?"

"Dia tidak ingin duduk di samping Malfoy lagi kah?"

Begitulah celetukan para murid Hogwarts baik di asrama Slytherin maupun asrama lain.  [Name] yang mereka kenal saat ini jauh berbeda dari dua tahun lalu. Dari yang sering duduk disamping Draco sekarang duduk sendirian?

¤¤¤

"Ayo Draco... Kau harus duduk disampigku," ucap gadis kecil berumur 12 tahun itu dengan warna rambut platinum blue itu.

"kau... Berani sekali menarik tanganku," ucap Draco melotot kepada  [Name]. Yah  [Name] Darcly.

"Aku memang berani Draco, jika aku tidak berani tidak mungkin aku pernah menonjok teman laki-laki ku waktu kecil dulu," ucap  [Name] dengan senyum lebar tidak lupa juga sambil menarik Draco ketempat duduk.

"Kau... Sudahlah memang sejak pertama aku melihatmu di kompartemen kereta sangat aneh, tidak disalahkan sikapmu sekarang seperti ini," ucap Draco yang awalnya kaget karna seorang perempuan menonjok laki-laki? Anak kecil pula?

"Aku tidak aneh Draco, sifatku memang seperti ini. Dan di kereta, apa salahnya berkenalan dengan semua orang dan memberi mereka permen? Sudah, sudah, kau harus makan ini Draco," ucap  [Name] memberikan Draco banyak sekali  makanan dipiringnya.

" [Name]! Kau mau membuatku gendut hah,?" ucap Draco karna banyak sekali makanan yang di piringnya.

"Aku senang kau memanggil nama depanku, dan jika kau gendut aku tetap akan menyukaimu Draco," ucap  [Name] dengan senyuman lebih lebar dari sebelumnya.
 
"Kau yang memaksa ku," gumam Draco melihat ke arah lain.

"Eh, ada apa Draco? Kenapa kau melihat ke arah lain, biarkan aku melihat wajahmu," ucap [Name] meminta, tetapi dia langsung saja menarik dagu Draco untuk berhadapan  denganya.

"Kau...," ucap Draco kaget.

"Wah aku tahu apa arti tanda merah di pipi, kau tahu Draco, aku suka membaca cerita romantis di rumah. Jadi aku tahu apa maksud tanda merah ini," ucapnya menggoda Draco.

"Kau sangat gila [Name], sudahlah aku mau makan," ucap Draco melepaskan tangan [Name] yang belum di turunkannya.

¤¤¤

"Tahun pertama yang sangat menyenangkan," batin  [Name] mengingat masa tahun pertamanya dan dia tersenyum sendiri sambil menggambar pola wajah seseorang dibukunya.

Saat berpikir untuk menggambar apa selanjutnya, dia mengalihkan tatapannya ke arah pintu Great hall  dengan senyuman yang belum luntur.

Tiba-tiba senyuman itu luntur bergantikan tatapan kaget dan kagum sekaligus. Dan kondisi seseorang yang berada di pintu dengan  memakai jubah berasrama Hufflepuff  itu terdiam, saat netra matanya yang sempat melihat senyuman manis itu beralih kemata coklat yang menenangkan. Prefek Hufflepuff  itu terhanyut  dalam netra coklat [Name] dan tidak menyadari bahwa dia perlahan berjalan ke arah [Name].

Harry Potter And The Prisoner Of Azkaban (Draco x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang