°• Tujuh belas °•

318 64 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen
1391 word

"Bagaimana jika Professor Snape yang memberi mu banyak makanan? Kau akan menjadikannya teman juga?" Harry bertanya dengan wajah yang tidak berubah. Bingung.

"Kenapa dengan Professor Snape?" tanya [Name].

"Astaga aku lupa jika dia anak Slytherin," batin Harry.

"Tidak, tidak, maksud ku bagaimana ada orang jahat—"

"Ohh aku tau, kau mau mengatakan bahwa Proffesor Snape itu jahat kan haha," Harry kira [Name] akan marah karena ketua asramanya di jelek-jelekan, tapi yang dilihatnya [Name] yang sedikit tertawa mendenger bahwa Harry ingin menyebut Proffesor  Sanpe itu jahat.

"Tidak, aku tidak bermaksud mengatakannya jahat, tapi...," Harry mengrungkan niatnya untuk lanjut mengatakan bahwa Proffesor Snape banyak di benci siswa, terutama Gryffindor.

"Ya, ya aku tahu, aku juga bingung mengapa Proffesor Snape berlaku seperti itu."

"Aku sangat menyukainya, karena perilaku dia dengan kami juga sangat baik, tak berselang jika kami membuat masalah yang besar, seperti menaiki mobil untuk sampai ke Hogwarts AHAHA," ucap [Name] melanjutkan saat dia diam untuk melanjutkan memakan es krimnya.

Berbeda dengan Harry, dia merasa kejadian satu tahun yang lalu terputar kembali, seperti tayangan film yang ada di otaknya saat ini. Pipi Harry kini bersemu merah saat mengingat kejadian satu tahun itu lagi.

"HAHA baiklah cukup sudah menertawakannya, lanjutkan memakan makanan mu Harry, jangan sampai aku merebutnya," ucap [Name] memulai dan mengahkiri acara tertawa yang tertera untuknya saja, bukan Harry.

"Sampai mana tadi..? Oh iya Proffesor Snape... Hum aku juga bingung mengapa perilakunya berbeda dengan asrama lain. Terkhusus juga asrama mu Harry, mungkin dalam segi sifat dia mengikuti Salazar Slytherin? Ingin menang sendiri mungkin," ucap [Name] menutup tempat es krim itu saat isinya sudah jatuh ke dalam perut [Name].

"Lupakan, kenapa kita jadi membahas  Proffesor Snape Durcly—"

"[Name]! Harry [Name], kau sekarang teman ku, suka tidak suka kau harua memanggilku [Name] karena kau sekarang teman ku," ucap [Name] kesal dan mengambil satu bungkus coklat yang tergeletak di dekat meja tak jauh dari pandangannya—membukanya dan langsung memakannya.

Harry? Tentu saja kaget dengan teriak [Name], walaupun tidak terlalu besar, tetapi karena ini malam dan sunyi, jadi seperti terdengar sangat memekikkan, ia hanya melihat interaksi [Name] dengan coklat itu.

"Dia Slytherin, ingin menang sendiri bukan? Jadi iyakan saja pertemanannya," batin Harry menjawab pertanyaannya saat [Name] memaksanya berteman.

"Tapi tidak terlalu buruk, dia ingin berteman denganku karena aku memberinya makanan? Bukan karena...," Harry tidak melanjutkan perkataannya, walaupun dia berbatin, hanya mengingat kejadian dua tahun yang lalu, dengan seseorang berambut pirang.

"Hei Harry kau masih ingat saat tahun pertama."

Seketika Harry kaget mendengar [Name] berbicara seperti itu, apa dia bisa membaca pikiran orang? Lain dengan Harry, lain juga dengan [Name]. [Name] yang melihat reaksi Harry langsung berhenti berbicara dan menatap Harry bingung.

"Wow wow tunggu sebentar, aku hanya bertanya mengenai Tahun pertama, kenapa kau kaget seperti itu, dan juga aku belum selesai berbicara," ucap [Name].

"Tidak... Hanya saja kau berbicara seperti pernyataan bukan pertanyaan, itu membuat ku kaget," ucap Harry bernapas legah.

"Hum okey jadi seperti ini, kau tahu waktu pertama kali aku masuk ke Hogwarts sebenarnya aku pernah melihatmu bersama pria bertubuh besar—maksud ku Hagrid. Aku dan mom waktu itu sedang berjalan ke dunia muggle, apa kau mengingatnya?" tanya [Name].

Harry Potter And The Prisoner Of Azkaban (Draco x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang