Pagi-pagi sekali Bobby dan June sudah berada di hall besar tempat seminar akbar diadakan. Mengenakan stelan kerja lumayan formal, sebagai dresscode yang ditetapkan panitia. Hanya berlaku untuk June sebenarnya, karena Bobby memilih tetap dengan gayanya. Ia tidak terlalu betah, namun ia harus menghormati penyelenggara, maka ia tetap mengenakan jas sebagai luaran penampilannya kini.
Mereka mendapat tempat duduk saling berjauhan sesuai kota asal, membuat June harus beramah tamah dengan orang yang tidak dikenalnya, dan Bobby yang dengan sangat terpaksa mendudukkan tubuhnya persis disebelah Andini.
Selama acara berlangsung dilihatnya June sudah cukup akrab dengan peserta yang lain, sedikit membuatnya tidak bisa fokus, namun bukan Bobby Mahessa namanya kalau ia tidak bisa bersikap profesional. Dulu bertahun-tahun ia malah menjadi atasan laki-laki itu, walau diluar dari pekerjaan mereka memiliki consent yang berbeda.
Tepat pukul 5 sore acara selesai, dan akan diikuti dengan agenda lain di hari berikutnya. Bobby dengan sabar sekali menunggu June yang juga belum selesai mengobrol dengan teman-teman barunya. Sedangkan ia dari tadi berusaha untuk terus-terusan menghindari Andini yang entah mengapa menjadi lebih aktif berceloteh.
"Samudera!" teriaknya tertahan, ya Tuhan, dirinya memang selalu tidak menyukai June dekat-dekat dengan orang lain yang bukan siapa-siapa. Yang ia kenal macam Mario Alfa dulu saja sudah bisa membuat darah tingginya kumat.
June yang sudah mendengar Bobby meneriakkan nama belakangnya itu serta merta langsung pamit undur dari teman-teman yang baru saja ia kenal hari ini. Kelihatan sekali kalau laki-laki yang memiliki bibir tipis itu keberatan menunggunya lebih lama lagi.
"Lama banget."
June meringis saja sebagai tanggapan protes Bobby. Ia lalu mengendorkan lilitan dasinya. Ternyata mengenakan pakaian formal seharian seperti ini cukup membuat gerakannya tidak terlalu luwes.
"Balik ke hotel, istirahat bentar, nanti malam makan diluar, ya," ajak Bobby.
"Enggak di hotel aja?"
"Jangan di hotel mulu, gue pusing."
"Otak lo, emang."
Bobby mengedikkan kedua bahunya, "sejak kapan emang otak gue lurus kalau lagi sama lo?"
*
*
*
Malamnya, mereka tiba di salah satu tempat makan yang tidak terlalu ramai. Terkesan cozy karena interiornya yang didominasi dengan warna kayu. Memesan beberapa makanan yang tidak terlalu berat, mengobrol ringan, dan tertawa.
June sedang sibuk mengelus seekor anjing sang pemilik tempat ketika Bobby mengambil potretnya yang kesekian untuk hari ini. Ia memandanginya sebentar, akhirnya folder khusus yang berisi photo-photo June berbagai pose candid dan tidak itu bertambah juga setelah sekian lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrite. 2 - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
FanfictionYou are still my Ocean. Hypocrite - Sequel 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Fluff A lil bit harsh words Yang enggak suka, jangan dibaca ya.