Junghwan memasuki area sekolah sembari mengerucutkan bibirnya kesal. Kakinya melangkah cepat berusaha meninggalkan dua orang yang sejak tadi pagi nangkring di rumahnya.
Ia menghela nafas lelah. Dirinya telah sampai di deretan kelas sepuluh, tapi mengapa dua orang ini belum beranjak juga?
Junghwan berbalik, menatap nyalang dua orang di depannya ini.
"Bang Uwo sama bang Tono ngapain ikutin Wawan?!" protes Junghwan kepada Haruto dan Jeongwoo yang kini tengah menatap polos kearah Junghwan.
Jeongwoo membolakan matanya dramatis, "Wan, masa kita cuma pengen liat adek kecil kita dikelas gak boleh?? Tega." Katanya dramatis, membuat Junghwan menghela nafas.
Sedang Haruto hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti drama kecil yang Jeongwoo buat.
Junghwan hanya kembali menghela nafas, kemudian mulai memasuki kelas yang tentunya diekori oleh Haruto dan Jeongwoo.
Suasana kelas masih lumayan sepi, Junghwan datang saat jam masih menunjukan pukul 06.20 alias masih sangat pagi bagi warga Garda Putih ini.
Haruto yang memang biasanya datang pagi hanya melenggos ikut mendudukan diri di samping Junghwan, sedang kaum datang mepet macam Jeongwoo sudah diam-diam menguap.
Junghwan melepas jaket yang membaluti tubuhnya kemudian mulai mengeluarkan beberapa alat tulis.
"Buset Wan, masih pagi ngapain udah ngeluarin senjata perang." Ucap Jeongwoo, menatap ngeri kearah kumpulan buku yang baru dikeluarkan oleh Junghwan.
Junghwan hanya diam, tak menanggapi.
"Dah yuk, sono abang-abang ku tersayang balik ke kelas." Junghwan bangkit menarik tangan Haruto yang tengah mengibas-ngibaskan rambutnya, membuat beberapa teman sekelasnya menjerit tertahan. Orang ganteng beda.
Haruto yang tengah ditarik sontak memberontak, "Dih dih, salah tarik lu Wan. Harusnya yang ditarik tuh monyet yang onoh, biar gak lepas." Katanya, membuat Jeongwoo meninju bahunya kencang.
Junghwan mendorong kedua punggung kakak kelasnya itu sampai ke depan pintu kelas, "Dah, balik sono!" suruhnya.
Jeongwoo dan Haruto sontak memprotes, "Apaan sih, Wan." Ucap mereka kesal.
Junghwan hanya memutar bola mata malas.
"Inget ya, Wawan masih marah kemaren pada gak ngajakin Wawan maen!" kata Junghwan sembari mendengus kesal.
"Yaelah Wann, gitu doang jangan baper dong." Jeongwoo menoel-noel pipi Junghwan yang langsung ditepis dengan kasar. Dia tuh udah gede!
Sedang Haruto merangkul kasar bahu Junghwan hingga oleng kesana-kemari, diikuti Jeongwoo yang tertawa ngakak memecah keheningan lorong depan kelas yang lumayan sepi.
"Loh, Junghwan? Kebetulan!" ucap seseorang membuat perhatian mereka teralihkan.
Terlihat Jung Dahyun dengan tas dibahu dan beberapa map yang dipegangnya, agaknya ia belum sempat menaruh tas nya di kelas.
Junghwan mengedipkan matanya bingung.
"JUNGHWAN PAGIII!!!" sebuah teriakan membuat mereka yang ada disana terkejut.
"Astagfirullah, kasih aba-aba dong kalo mau teriak." Gumam Haruto sembari mengusap kupingnya pelan.
Jeongwoo masih loading, ia melihat ke kanan dan kiri. Kemudian melihat ke Junghwan, begitu seterusnya.
"Loh, ada Dahyun? Pagii Dahyunn!" sapanya riang.
Dahyun tersenyum "Pagi, Zoa." Balasnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Hello Wan! ; Junghwan
Teen FictionJika kamu adalah orang yang canggung dengan manusia bertittle 'perempuan' pasti akan jadi hal yang sulit ya, berdekatan dengannya? Bagaimana jika secara tiba-tiba So Junghwan dikerumuni dua perempuan aktif dan populer yang secara rutin mengajaknya b...