12; Surat

636 170 26
                                    

Zeyu menguap lebar, tangan sebelah kirinya ia gunakan untuk menggaruk kepalanya yang gatal.

Kini ia tengah melenggang menyusuri koridor kelas sepuluh yang tampak sepi.

Tentu saja sepi, jam masih menunjukan pukul 06.00 dan dirinya sudah berada di sekolah.

Zeyu membungkam mulutnya dengan sumpah serampah untuk cici nya tersayang. Ia kira pulang dari China cici nya akan lebih longgar, tapi ia salah. Pukul 04.45 ia sudah dibangunkan dan diantarkan ke sekolah pada pukul 05.40

Tau gitu mending gua nginep dirumah Xinlong.

Kaki nya bergerak memasuki kelas dan terhenti saat melihat perempuan dengan rambut sebahu tengah memasukan sesuatu ke kolong meja di kelas yang belum terpenghuni tersebut.

Zeyu yakin seratus persen, perempuan itu bukan termasuk teman sekelasnya. Walaupun baru bersama sekitar tiga bulan, tapi tak menghambat Zeyu untuk hafal dengan muka-muka yang ditemuinya setiap hari. Kecuali tanggal merah tentu saja.

Sang perempuan berbalik, bermaksud ingin pergi. Tetapi bertemu pandang dengan Zeyu di depan pintu kelas sontak membuatnya terlonjak kaget.

Zeyu menaikkan alisnya saat melihat sang perempuan gelagapan tak tenang. Ia berjalan menuju bangkunya, "Kenapa lo?" ucap Zeyu sembari menaruh tas nya di bangku.

Sang perempuan hanya menggeleng canggung kemudian keluar dari kelas secara terburu-buru.

"Idih, gaje." Tutur Zeyu sembari mendudukan diri.

"Tadi ngapain deh itu mba mba," gumamnya pelan. Kakinya ia naikkan ke atas meja sembari membuka dua kancing teratas kemeja nya. Dasar anak badung.

Karna penasaran, dirinya beranjak menuju meja tempat perempuan tadi menaruh sesuatu, yang ternyata letaknya tak jauh dari meja Zeyu. Oh, apa perlu kuberitahu tempatnya tepat di depan meja Zeyu?

Zeyu melirik kolong meja yang isinya ada tote bag kosong serta kotak susu kosong yang lupa dibuang oleh pemiliknya.

Tebak meja siapa?

Yap, si pecinta susu kotakan, So Junghwan.

"Gak ada apa-apa deh," kata Zeyu pelan. Kemudian ia berbalik kembali menduduki bangkunya.

Tangannya bergerak membuka tasnya kemudian mengeluarkan dua buah karet gelang.

Kaki nya bergerak melangkah menuju sebuah meja diujung sebelah kanan, kemudian menaruh dua karet gelang tersebut di kolong meja.

Kemudian berlalu pergi meninggalkan kelas.


















Kring kring

Suara bel istirahat telah berbunyi, sontak kondisi kelas langsung ricuh. Sang guru yang memang tak terlalu sadar hanya berlalu pergi sesaat setelah bel berbunyi.

"Waann, dipanggil Pak Zelo. Disuruh keruang guru." Kata salah seorang teman sekelasnya dari depan pintu.

Junghwan yang baru membereskan buku sontak mendengus kencang. Dari tadi pagi dia udah bolak-balik keruang guru gara-gara dipanggil sama Pak Zelo. Entah disuruh beli sarapan, atau minta tolong ke kelas sebelas buat ngambil data anak rohis, sekarang entah apalagi yang bakal Junghwan lakuin. Udah pasrah.

Junghwan segera bangkit, tak lupa pamit pada Taki dan Zeyu yang kini tengah beradu sengit, entah memperdebatkan apa lagi.

Junghwan berjalan cepat di koridor yang ramai, sekolah hanya memberikan tiga puluh menit untuk jam istirahat. Dan sungguh Junghwan tak ingin menyia-nyiakan waktu istirahatnya ini.

Oh, Hello Wan! ; JunghwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang