Jam sudah menunjukan pukul 03.00 pagi, perlu digaris bawahi. Pagi. Dan So Junghwan masih membuka matanya lebar.
Tak ada tanda-tanda dirinya akan tidur, malah matanya makin terbuka lebar seakan mendukungnya untuk terjaga sampai pagi datang.
Junghwan menghela nafas, mematikan handphone nya yang menampilkan seseorang dengan makanan yang melimpah didepannya. Ya, mukbang.
Ini salah satu alternatif yang sering Junghwan pakai agar dirinya cepat tidur. Tetapi malah jadi candu yang membuatnya susah untuk tertidur.
Junghwan merebahkan tubuhnya, menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan. Pikirannya menerawang jauh, memikirkan kejadian yang lalu.
Fikirannya terasa terbebani. Tadi sore, seharian ia berada dilapangan komplek. Berlatih kuda-kuda agar tidak goyah dan mudah terjatuh. Yah, ia tidak terlalu memaksakan diri sih, karna Junghwan sendiri sudah tau kondisi badannya dan bertanggung jawab penuh atas apa yang mungkin terjadi padanya jika terlalu memaksakan diri.
Tetapi yang membuatnya mengganjal ialah, mengapa dirinya melakukan ini lagi?
Taekwondo merupakan hal yang ia cintai, hal tersebut ia coba tanamkan dalam diri. Namun agaknya, saking cintanya dirinya jadi sangat sangat perfeksionis dengan apapun yang berhubungan dengan taekwondo.
Dan lagi-lagi kritikan orang membuatnya jadi berlatih lebih berat dan ekstrim dari biasanya.
Oke, surat kemarin memang bukan kritik. Niat orang yang mengirim baik bukan? Hanya mengingatkan. Oke, catat itu. Hanya mengingatkan. Namun, bagaimana orang itu bisa tau kalau kuda-kuda nya gemetar? Perasaan tak banyak teman sekolahnya yang tahu kalau ia anak Taekwondo? Agaknya, ini patut dicurigai.
Junghwan mendengus.
Tinggal dua bulanan lagi, dan hal hal dasar kayak gitu gua masih suka salah? Shit, ngapain aja lo So Junghwan.
Junghwan menghela nafas, membayangkan apa yang terjadi jika hal-hal dasar seperti tadi ia lalai dan merasa sudah hebat. Tapi nyatanya, bahkan saat pelipis sudah penuh dengan peluh, kuda-kudanya belum se-sempurna itu.
Ting!
Notif dari ponselnya kembali berdering.
Junghwan menoleh, siapa orang iseng yang mengirim pesan di dini hari seperti ini?
Tangannya begerak menggapai handphone di nakas, dan segera mengeceknya.
Unknow number
| gimana junghwan? haha
| send a link.
| tuh, ada tutorial bagi pemula kalau masih belum bisa juga :DJunghwan meremat ponselnya erat-erat, kemudian melemparnya keatas nakas.
Ia menghela nafas, mencoba menenangkan diri.
Ia kembali merebahkan dirinya, kemudian mengambil selimut dan menguburkan diri didalamnya. Mencoba tidur dalam suasana hati yang kalut.
Taki baru saja memasuki kelas, dan menemukan seonggok manusia tengah menenggelamkan kepalanya diatas meja. Tas ia jadikan bantalan demi memperlancar acara tidur-pagi-saat-kelas-belum-dimulainya.
Taki menyenggol Zeyu yang tengah sibuk memainkan game di ponselnya. Ingat, Cicinya masih ada dirumah. Jadi Zeyu mesti selalu datang pagi dan itu menyebalkan.
"Tumben dia dateng pagi?" tanya Taki sembari menaruh tas nya diatas meja. Kemudian maju mengecek keadaan Junghwan.
Zeyu menoleh sedikit, "Gak tau, gua dateng dia udah bobo aja." Balasnya kemudian kembali fokus pada game nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Hello Wan! ; Junghwan
Ficção AdolescenteJika kamu adalah orang yang canggung dengan manusia bertittle 'perempuan' pasti akan jadi hal yang sulit ya, berdekatan dengannya? Bagaimana jika secara tiba-tiba So Junghwan dikerumuni dua perempuan aktif dan populer yang secara rutin mengajaknya b...