6; Payung

708 206 23
                                    

Hari ini mendung, hujan sebentar lagi turun. Sedangkan di jam segini murid-murid akan segera pulang.

Tentu mereka jadi risau. Bagaimana nasib mereka yang pulang menggunakan kendaraan umum?

Junghwan pun begitu, kini ia sedang gigit jari sembari melihat kearah jendela. Guru dikelas nya belum juga menyelesaikan kegiatan mengajarnya.

Taki disebelah nya pun ikut risau, gimana cara mereka pulang kalau kayak gini.

"Wan, lu bawa jas ujan gak?" Taki berbisik pelan.

Junghwan pun menoleh dan segera memeriksa tas nya.

"Bawa nya payung gua." Junghwan ikut berbisik.

Taki hanya mengusap pelan bahu Junghwan, "Yang sabar ya bre, gua bawa jas ujan soalnya muehehe." Taki tertawa laknat.

Junghwan hanya mendengus kuat.

Mungkin Junghwan akan menunggu hujan reda terlebih dahulu.


















Tak lama kemudian sang guru pun mulai keluar dari kelas, meninggal kan kelas yang ricuh sibuk membereskan barang bawaan mereka.

Junghwan melirik Zeyu yang tumben-tumbennya diam. Kemudian menyenggol Taki yang baru saja berdiri.

"Temen lu kenapa noh." Kata Junghwan sambil menunjuk kearah Zeyu, yang kini sedang memainkan handphone nya sembari menggigit jari.

"Cici nya balik katanya, dia kesel." Taki menjawab, ia menendang pelan meja Zeyu.

"Yok balik yok!" Taki mulai menarik Zeyu untuk berdiri kemudian merangkulnya kasar.

"Heh heh, apani?!" Zeyu memberontak, membuat Taki makin menguatkan rangkulannya. Hingga Zeyu hampir tercekik.

Junghwan hanya mengikuti sembari terkekeh pelan.

"WAN PIKET, JANGAN KABUR!"

Junghwan menepuk pelan kepalanya, ia lupa hari ini jadwalnya membersihkan kelas.

"Duluan aja ki, gua ada piket!" katanya pada Taki yang dibalas gestur oke. Mereka pun mulai menjauh dengan Zeyu yang masih berontak.

Junghwan menaruh tas nya dibangku, kemudian mulai menyapu.

Lima belas menit berlalu, kelas sudah mulai rapih. Dikelas kini hanya tersisa beberapa orang, entah mereka benar-benar piket atau cuma bantu merecoki, Junghwan tak benar-benar memperhatikan.

Junghwan berjalan ke depan kelas, tepatnya ke arah tong sampah, "Gua yang buang sampah ya!" katanya, dengan sukarela.

Yang lain hanya mengangguk dan berteriak terima kasih, karna siapa yang mau buang sampah ke belakang sekolah disaat keadaan sekolah sendiri sudah sangat sepi? Apalagi sebentar lagi hujan terlihat akan turun.

Junghwan mulai membopong tong sampah tersebut, yang isinya sangat penuh. Junghwan hampir kehilangan keseimbangan karna nya.

Saat sampai di tong sampah besar di belakang sekolah, Junghwan segera membuangnya kemudian beranjak pergi.

Perjalanan dari belakang sekolah ke kelas bisa dibilang cukup jauh. Harus melewati barisan kelas duabelas serta lab lab praktik.

Junghwan menghela nafas mencoba tenang, apalagi semilir angin mulai berhembus kencang membuat Junghwan sedikit menggigil.

Junghwan cepat-cepat berjalan menuju kelas.

Tong sampah ia taruh di depan kelas sesaat setelah sampai, ia segera masuk dan menemukan kelas kosong dengan sapu yang tergeletak sembarangan.

Oh, Hello Wan! ; JunghwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang