"kak dio! kak, tunggu!"chara berusaha mengejar dio walaupun kakinya masih terasa nyeri.
"cepat banget jalannya buset, kaki gue pendek nih, kak! tungguin dong!"
dio tak menghiraukan teriakan chara. ia terus saja berjalan entah kemana.
padahal cahaya lampu di sekolah sangat minim dan situasi di sana sangat sepi dan gelap.
karena tak berhati-hati, chara tak sengaja tersandung batu.
"aduh!" ringisnya.
"kenapa dari kemaren hobi gue jatuh mulu sih," gerutu chara pelan. sekarang ia tak peduli lagi kalau dio sudah berjalan jauh, kakinya ini lebih penting sekarang.
chara masih terduduk di tanah sambil meminjat-mijat kakinya yang masih terasa sakit.
disaat masih mengurut kakinya, tiba-tiba saja chara merasakan kehadiran seseorang berdiri di sampingnya. rambut-rambut halus di tangan chara langsung merinding. ia menolehkan pandangannya, selanjutnya gadis itu menjerit.
tep!
mulut chara langsung ditutup karena jeritannya yang kuat. "gausah teriak-teriak juga kali!" seru dio. ia lalu melepaskan bekapannya dan membantu chara untuk berdiri.
dio membawa chara ke tengah lapangan voli yang kosong dan mendudukkannya di situ.
"kenapa ngikutin, sih?" dio bertanya ketus. terlihat raut wajahnya saat ini sedang kesal.
"kakak tiba-tiba marah gitu siapa yang gak panik?" tukas chara. gadis itu sekarang juga sama kesalnya.
dio memutar kedua matanya malas. ia mengalihkan pembicaraan. "mana yang sakit?"
"ck," decak chara.
"kakak kenapa sih? kenapa tadi pergi gitu aja? kenapa marah-marah? salah gue apa, kak?" chara memberikan pertanyaan bertubi-tubi ke dio.
"gue ini manusia biasa kak, gue juga bisa sakit hati," imbuhnya dengan suara bergetar menahan tangis.
dio yang awalnya menatap chara jadi mengalihkan pandangannya. enggan menatap mata gadis itu yang mulai berkaca-kaca.
"hapus dulu air matanya, baru gue jelasin." hanya kata-kata itu yang terlintas di pikiran dio.
chara pun menghapus air matanya dengan kasar. "udah. jelasin," desaknya.
dio menatap chara datar, lalu ia mulai berbicara, "hal-hal kaya tadi, jangan diulangin lagi."
"kenapa?"
"gue gak suka jadi pusat perhatian, ra." dio menghembuskan napasnya pelan.
"sahut-sahutan dari mereka, gue gak suka. gue risih digituin," tambahnya.
"mungkin lo gak masalah, tapi gue tetap gak bisa. jangan ngelakuin hal-hal kaya gitu lagi ke gue," lanjutnya.
"maaf," lirih chara. "maaf, gue gatau kak," sambungnya.
"gue bodoh banget karena gatau situasi. padahal kak dio udah gak nyaman, ta-tapi g-gueㅡ
ucapan chara terpotong karena sekarang dio menepuk-nepuk punggungnya pelan.
ia mengelus bahu chara lalu membuka suara, "maaf udah berlaku kasar. seharusnya gue bisa ngendaliin emosi gue."chara masih diam, kaget akan perlakuan dio. "yaudah gausah sedih lagi. mana tadi jajanannya? ayo makan sama-sama." kemudian dio mengacak-ngacak rambut chara.
chara yang sudah sedikit merasa baikan tersenyum kecil lalu membuka beberapa jajanan yang ada di buket itu. chara dan dio pun memakan jajanan itu berdua. padahal malam itu udara sedikit dingin tetapi hati keduanya merasa hangat.
setelah beberapa jajanan habis, mereka berdua lanjut melihat pentas seni itu dari kejauhan. hanya berdua.
chara tiba-tiba menyenderkan kepalanya di bahu dio, dio terkejut akan hal itu.
"pinjam bahunya bentar ya, kak," pinta chara.
dio hanya diam, tak membalas. mereka berdua hanyut dalam dunianya masing-masing.
"ra," panggil dio.
"hm?"
"gantian, pegel."
![](https://img.wattpad.com/cover/232015149-288-k988208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hard | do kyungsoo ✔
Fiksi Penggemarsulit sekali rasanya mengejar seseorang yang tak terkejar. rasanya seperti hanya berlari di tempat tetapi orang itu malah semakin menjauh. "kalau sudah pacaran lalu apa? udah pasti bakalan menikah terus hidup bahagia?" ㅡdio "apakah memperjuangkan se...