Chapter III

760 44 4
                                    

Seakan tak ada yang terjadi semalam. Kedua gadis itu bertengkar seperti biasa di pagi hari buta. Lagi lagi karena sisir yang kini menjadi candu Ella. Ella sampai mendobrak ke kamar Zaniela hanya untuk merebut sisir itu. Terbelalak begitu melihat ruangan tersebut mirip seperti kamar remaja pada umumnya. Laptop di atas ranjang, telepon pintar di atas buffet. Tidak ada mannequine tidak ada mayat manusia. Hanya kamar biasa. Ini pertama kalinya ia melihat keseluruhan ruangan tersebut dan ia kecewa berat.

"Ini kamar vampir? Ku kira akan mengerikan atau semacamnya."

"Kalau kau berpikir seperti itu mengapa kau dobrak sialan. Untuk apa pula kau bersi-keras menggunakan sisir ku?!"

"Apa lagi kalau bukan karena harum dasar lubang pantat." Ella segera menyambar sisir yang ada dalam genggaman Zaniela, berlari sebisa mungkin memperlebar jarak.

Kiranya Zaniella akan mengejar, alih alih membiarkan begitu saja. Huray! Sisir ini akan menjadi miliknya!

Di sekolah pun Zaniela juga membiarkan Ella berbuat sesuka hati. Meski ia tahu gadis itu hanya mencari perhatian yang mulai bosan memilih tak menggubris. Tetapi. Sungguh gadis itu... menyatakan akan membuat pesta besar besaran dan Zaniela harus bersembunyi selama pesta tersebut berlangsung. Gadis itu sudah sinting pasti, ucap Zaniela dalam hati lengkap dengan mata yang mulai berubah menjadi merah darah. Merasa amarahnya sudah di ambang batas.

Zaniela menarik napas dalam dalam mengatur emosi. Mengumpat memaki Ella habis habisan mengancam akan melaporkan kepada Carlos dan Melanie. Sungguh... ia sudah menekan nomor melakukan panggilan hanya saja seketika itu telepon pintar disambar dan sambungan di putus.

"Pestanya sebatas teman teman ku saja."

"Teman teman mu hampir satu gedung brengsek. Kembalikan telepon pintar itu."

"Sebatas kelompok ku saja! Jangan melaporkannya pada mom! Sebatas pesta bbq!" Tidak mendapat jawaban tiba tiba telepon pintar yang digenggamnya sudah tidak ada. Benda tersebut kini berada dalam genggaman pemiliknya dan dimasukkan ke dalam saku. Entah dari mana kecepatan tak kasat mata itu berasal yang jelas tidak masuk akal di mata manusia. "Dasar sundal. Berlaku seenaknya di rumah orang." Ella menggerutu sambil melipat tangan.

"Sampai kalian menua aku masih menjadi anak angkat Carlos, anak tiri Melanie, saudari tiri mu. Ingatlah, aku cukup tua bahkan lebih tua dari orang tua mu."

Ella mendobrak Zaniela dengan pundaknya pergi membanting pintu kamar. Dalam hati ia terus terusan mengumpat tak kunjung henti, berusaha keras berpikir memunculkan ide membalas gadis itu. Mengapa ia harus membalas? Bukankah ia sengaja meski ya, ide pesta adalah ide sebelum bertemu gadis itu. Pertanyaan yang tak dapat dijawab Ella yang padahal itu pertanyaan dari dirinya sendiri.

Ia mengendap endap keluar membuka pintu, tiba tiba tergoda untuk mengejutkan Zaniela. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. "Aman." Gumamnya pelan melewati ruang tamu berbelok membuka pintu kamar mandi. Dan ia mendapati daun pintu kamar Zaniela tidak ditutup rapat. Memberikan cela pemandangan gadis itu tengah memasukkan dvd ke dalam laptop, memutar film porno menampilkan adegan dua wanita sedang bercumbu ria. Sengaja Ella merekam sebagai bukti namun gairahnya perlahan mulai menggelapkan akal sehatnya. Astagah... tidak sekarang. Tidak bayangan vampir itu menggerayagi tubuhnya.

Sayang insting primitif yang menang. Ia menghentikan rekaman menaruhnya disamping wastafel, tidak sadar menginjak handuk basah yang ia buang ke lantai. Jemarinya mulai meraba masuk ke dalam celana mencari gundukan kecil di sana, memuaskan diri mengikuti irama suara desahan demi desahan dari film tersebut. Ia mencubit, ia memilin, menahan suara dari tenggorokannya yang tak kuasa ingin ikut mendesah. Menyampaikan kenikmatan bermain dengan dirinya sendiri, terbuai oleh gesekan demi gesekan yang menawarkan cairan kenikmatan dari cawan dewi Aphrodite. Sayang tiba tiba handuk yang ia pijaki licin membuatnya terpeleset mengeluarkan suara keras. Tangannya menghantam wastafel, tubuhnya menghantam lemari. "Sial." Umpat Ella pelan mengejutkan Zaniela yang segera keluar menghampirinya. "Hai Zan."

Stepsister turn goes wrong [Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang