"Zan, aku tahu kau senang di rumah mengasingkan diri, rela absen demi perkara bejana konyol, tapi aku mengundang mu main boling bersama kawanan ku. Bersama si ungu juga."
Hari yang cerah. Udara khas beraroma bunga musim panas berhembus lembut menerpa setiap insan yang dilewati. Menerpa dedaunan memberikan sensasi natural, masuk membelai telinga. Menyejukkan kulit yang terasa panas tersengat sinar matahari. Bukankah sayang bila tak diindahkan? Itulah dasar alasan Ella mengajak saudari tirinya pergi. Lagi pula Zaniela juga sudah tergolong lumutan, sedari pagi menatap layar laptop.
Zaniela menoleh mencermati pakaian Ella dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tanktop dan celana pendek putih berbalut cardigan pink. Berpadu sepatu lari yang juga pink rambut coklatnya disanggul membentuk top knot. Anehnya pertanyaan yang terlontar malah. "Bukankah kau tidak suka dengan Veronic? Apa yang kau telan sampai bisa mengundangnya?"
"Harus ada yang memancing gadis itu bukan? Aku yakin kau lupa si ungu ingin menguak identitas mu." Alasan kedua.
Wow? Mengapa ia bisa melupakan hal sepenting itu? Mengangguk mengerti Zaniela mematikan laptop. Melompat ke depan lemari pakaian, mengambil setelah kasual. Kaus berwarna kuning dan jeans berwarna biru. Dipadukan dengan jaket berkerudung serta sendal bakpau berwarna putih. "Bisa kau menunggu di luar selagi aku mengganti pakaian?"
Mendadak Ella menyebrangi ruangan mengejutkan Zaniela yang melompat menghindar, berdiri di atas ranjang. "Kau keberatan? Setelah aku pernah melihat seluruh bagian tubuh mu yang dingin?"
"Well, maafkan aku yang sudah tergolong mayat." Zaniela memutar bola mata. "Tapi aku punya kenyakinan ku sendiri untuk tidak melanjutkan hubungan kesaudarian kita yang menjadi intim."
"Ku tebak. Soal beda spesies." Ella berkacak pinggang.
"Ya! Dan alasan kedua, kita memang tak seharusnya menjadi kekasih."
Tak membalas Ella berlari menubruk Zaniela. Percaya bahwa gadis itu tidak akan membiarkannya tumbang.
Mendapat dorongan mendadak Zaniela menahan bobot Ella, menjadi alas mengudara dan ambruk menyentuh permukaan ranjang. "Tidak akan berguna bila kau mengunci ku." Ejeknya ketika Ella tersenyum mendaratkan kedua telapak tangannya mengapit kepala Zaniella.
"Ku kira, hubungan kita, sudah sampai ke tahap yang lebih intim semenjak kau menyentuh bagian intim ku." Ella menjentikkan jari menekan bibir Zaniela. "Haruskan kita mengulangnya lagi?"
Tubuh Ella digulingkan. Zaniela bangkit layaknya vampir bangkit dari peti mati. Berputar menoleh ke arah Ella. Tersenyum manis jelas sebuah ejekan. "Kau berubah menjadi lebih jujur sekarang."
Tentu saja. Untuk mu. Untuk ku. Untuk kita.
Ella mencermati lekuk tubuh gadis di depannya yang mulai terekspos. Menggoda setiap jemarinya yang ingin segera meloloskan kait pada bra memperindah pemandangan. Namun yang ia lakukan adalah, merapihkan rambut Zaniela membentuk bun dikala gadis itu meloloskan celana. Menekan V-line Ella. Menghentikan detak jantung, mentriger kupu kupu merebak di dalam perutnya. Oh sekarang giliran bagian intimnya yang ngilu berteriak butuh perlakuan khusus. Tanpa sadar bibir Ella mendarat di tengkuk Zaniela. Melingkari lengannya ke pinggang gadis itu. Berhenti pada bagian intim meremas terhalang kain tipis. Tangannya yang bebas memukul sebelah bokong Zaniela, berubah menjadi remasan kencang terbayar oleh desahan pelan. Menggoda. Membakar. Memabukkan Ella yang sudah di luar kendali.
"Ella..." Berubah menjadi desahan panjang.
"Tenang dan biarkan aku mengambil kemudi." Seringai puas menghiasi bibirnya. Ia tahu Zaniela juga menginginkan hal yang sama. Nyatanya, gadis itu tidak menolak ketika dibaringkan. Membiarkan bibirnya dilumat hingga membengkak dan taringnya memanjang seiring mata kelabunya menjadi merah. "Hmmm... taring dan mata mu tak bisa berbohong." Ella melepaskan celananya. Duduk di wajah gadis di bawahnya menekan bagian intim yang telah basah ke hidung Zaniela. Menggesek maju mundur, mendapatkan sensasi yang lebih memompa jantungnya begitu lidah dingin Zaniela membelai bagian tersebut menggapai lubang dubur. Ah! Apa sebutan melebihi nikmat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister turn goes wrong [Mature]
Aksi*Note : Buku ke 5 O Yen [search : mencret9x] "Let's wrestle. With my lips and your lips. Sealed." Hampir dua abad lalu Evalda Valentine hanyalah gadis normal biasa. Namun apa daya bila dewi kesialan berkata lain? Ia harus menukar waktu untuk kehidup...