Berbulan bulan berlalu semenjak kepindahan mereka ke Prancis. Kini Ella menjalani rutinitas baru sebagai bayi vampir dengan ibu asuh yang tak lain adalah lady Dorothea. Masih status yang sama pula atas hubungannya dengan Zaniela, sebagai saudari tiri... hanya saja... sedikit lebih intim dibanding saudari pada umumnya... oke... tidak sedikit... banyak sekali. Dibanding saudari tiri mereka lebih cocok dibilang sepasang kekasih. Menempel bagai lem. Jarang melihat satu sama lain berada ditempat berbeda.
Sesekali ia menghubungi orang tuanya di sana. Menanyakan kabar mereka, nampaknya mereka baik baik saja. Berharap Ella mengunjungi sesekali yang tentu saja harus ditolak dengan berat hati. Karena ia masih harus menjalani kehidupan layaknya manusia pada umumnya. Sekolah, bersenang senang... ia berdusta. Gurunya adalah Zaniela. Yang seminggu dua kali mengajarkan bagaimana cara bertahan hidup. Tidak ada angka tidak ada teks. Yang ada hanya tinju dan kotak P3K. Selebihnya? Tenang saja, Zaniela adalah wikipedia berjalan. Disela waktunya yang dibuang buang gadis itu banyak membaca. Menjadi bank pengetahuan Ella meski terkadang sering mendapatkan ejekan atau makian. Manapun itu tidak masalah, yang penting apa yang diinginkannya bisa ia dapatkan.
"Mau ke mana hari ini?" Tanya Ella sambil mencermati pakaian gadis itu. Gaun terusan berwarna kuning berpadu dengan sepatu sneakers putih. Sedikit sepuhan menyamarkan pinggiran matanya yang kemerahan dan beberapa aksesoris lainnya. Gadis itu jelas akan menemui seseorang.
"Piknik. Di belakang mansion Olifia."
"Boleh aku ikut? Olifia... " Memilin jemarinya. "Segan rasanya bila minta diundang."
"Ia tidak sedingin yang terlihat. Bersiaplah, aku menunggu di ruang tamu."
Memang tidak dingin. Tapi matanya itu... air panas saja mungkin bisa langsung membeku bila ditatap.
"Cepatlah, Olifia jarang mentoleransi keterlambatan."
Tersentak, Ella segera melompat mengambil pakaian senada. Celana kulit hitam dan blouse merah gelap. Dipadukan sepatu bersol tebal. Tidak terlalu berlebihankan untuk sebuah piknik? Oh! Sejak kapan ia bisa kerepotan memilih pakaian hanya karena seorang wanita dengan mata setajam silet yang selalu mengupas setiap pilihannya?
Zaniela berseru dari bawah. Terdengar nyaring meminta Ella segera turun karena mobil sudah disiapkan.
"Aku datang!"
Hari itu piknik rutinan mendapat tamu sepesial. Dana sang oracle berkunjung bersama Jaqueline. Tentu saja di mana ada Dana pasti ada Cathy juga.
"Tidak biasanya kau punya waktu senggang." Sapa Olifia membukakan pintu.
"Kau tahu siapa yang membuatnya memiliki waktu senggang." Balas Cathy memutar bola mata.
Senyum Dana masih seperti biasa, jarang memudar sampai Olifia menyuruhnya berhenti tersenyum. Baru wanita itu memasang wajah menyebalkan. Sesungguhnya, di mata Zaniela, wanita itu memang lebih mempesona ketika bersikap menyebalkan. Aura wanita matang. Sayang saja dirinya menjadi vampir waktu masih gadis. Well, sudah berlalu.
Sambil menunggu hidangan disiapkan oleh tuan Aldof, Olifia mengajak mereka jalan jalan mengitari taman belakang mansion. Taman itu dipenuhi bunga bunga segar bermekaran. Terawat rapih sebagian seharusnya tak merekah salah musim. Pasti kerjaan suaminya itu.
"Di mana Oliver mu sayang?" Tanya Jaqueline saat mereka menapakkan kaki di sebuah pekarangan kecil ditumbuhi bunga matahari.
"Si tukang kebun? Ku kirim ke kandangnya untuk mengurus kebun anggur."
Tukang kebun? Panggilan sayang yang indah.
Zaniela melirik Dana. Wanita itu memetik sekuntum bunga matahari memenuhi indra penciumannya dengan aroma bunga tersebut. Haruskah ia bertanya langsung pada inti pembicaraan? Atau ia harus basa basi dulu? Dari awal mereka bertemu ia selalu saja menjadi gadis kikuk.
"Jadi Zaniela atau Evalda?" Tanya wanita itu seakan tahu apa yang ia pikirkan.
"Yang mana saja boleh."
"Evalda lebih cantik. Jadi Eva, apa kau menemukan berkah dari kematian?"
Oke, wanita itu tidak hanya tahu apa yang ia pikirkan tetapi bisa menebak apa yang hendak ia tanyakan. "Ya, aku menemukannya. Dan aku menemukan balasan hati yang memantul." Sejenak Zaniela terdiam. Mencermati senyum manis wanita itu. "Mengapa tidak kau katakan saja dari awal? Bahwa hati yang memantul itu..."
"Hadiah akan menjadi indah saat kau tidak mengetahui apa isinya." Selanya.
"Dasar oracle sialan."
"Jaga ucapan mu nak, aku lebih tua dari mu."
"Secara teknis aku jauh lebih tua dari mu."
Seorang kepala pelayan menghampiri mereka, menyatakan seluruh kebutuhan piknik telah disiapkan. Olifia sang tuan rumah menuntun mereka pergi ke tempat yang dituju.
Di pinggir kolam renang, dengan tikar dan bantal menghiasi sebuah keranjang penuh berisikan pie daging, roti dan kue. Tak lepas dari nampan bertingkat menopang cangkir teh dan teko antik. Inggris sekali.
"Harusnya aku mengundang lady Madeleine juga untuk memeriahkan piknik ini."
"Si bawel itu? Aku akan pulang kalau ia datang."
"Kalau yang datang macam diri mu semua lebih baik acaranya dibubarkan Dana."
Yang diejek tak menanggapi. Mengundang tawa dari mereka yang menilai percakapan tersebut terbilang konyol. Permainan kalimat sarkas. Dan anehnya mengapa para pemilik lidah tajam bisa berkumpul menjadi satu, seakan memang seperti itulah hukum alam bekerja. Mengumpulkan makhluk serupa untuk dijadikan kelompok.
"Berteman dengan spesies selain manusia sepertinya lebih menyenangkan." Komentar Ella.
"Kecuali konfliknya. Mengerikan."
Zaniela mengangguk setuju dengan ucapan Cathy.
Tetapi yang menarik dari konflik mengerikan adalah hadiahnya. Sebuah berkah tak terduga. Petualangan tak terduga. Menemukan cinta tak terduga. Dan yang terpenting adalah pelajaran tak terduga. Siapa sangka dirinya kini jadi lebih menikmati kesintingan kehidupan yang tak berkesudahan? Semua itu berkat sebuah konflik. Yang kadang membuatnya berterimakasih kepada Van Hunter. Jika bukan karena si jahanam itu mungkin sekarang Ella tak akan bersanding dengannya. Gadis yang selama ini diam diam menumbuhkan rasa cinta, yang jauh tertimbun sampah akibat buta akan pengalaman pahit. Dari lubuk hati terdalam Zaniela berani mengatakan dalam bisu, bahwa gadis itu adalah hadiah tak bernilai yang pernah ia dapat di sepanjang kematiannya.
fin
![](https://img.wattpad.com/cover/252067939-288-k524729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepsister turn goes wrong [Mature]
Acción*Note : Buku ke 5 O Yen [search : mencret9x] "Let's wrestle. With my lips and your lips. Sealed." Hampir dua abad lalu Evalda Valentine hanyalah gadis normal biasa. Namun apa daya bila dewi kesialan berkata lain? Ia harus menukar waktu untuk kehidup...