Chapter V

668 26 0
                                    

Setelah perdebatan panjang berseling godaan yang diindahkan oleh remasan demi remasan membuihkan gairah yang perlahan mulai kembali bersemarak. Pesta besar akhirnya diganti menjadi pesta bbq beranggota empat orang. Ya... pesta bbq... setelah pesta mencicipi kulit lembut nan dingin vampir. Bercampur setetes keliaran dan satu sendok keserakahan. Ella mendapat cakaran bertubi tubi di punggungnya sepadan dengan kenikmatan yang bergeleyar keluar dari tubuh menggeliat Zaniella. Menyisakan napas yang masih tak beraturan, terkulai lemah dalam mata terpejam. Terlihat seksi mengundang dengan penampilannya yang berantakan. Terutama taringnya yang masih panjang mencuat keluar.

Dalam hati Zaniella merajuk. Dirinya begitu yakin bahwa gadis yang masih memandanginya itu pasti tidak tahu sama sekali akan dirinya berusaha keras menahan diri untuk tidak menjadi lintah. Menikmati setiap tetes darah segar mengalir ke dalam kerongkongannya yang mendamba. Mendambakan darah Ella seorang yang entah sejak kapan membuat indra penciumannya hanya terpusat pada aroma gadis itu. Aroma keringat yang menutupi aroma bunga chamomile, terlalu pekat untuk bisa dilupakan begitu saja. Ya ampun... ia harus bisa menahan diri agar tidak memangsa saudari tirinya. Menahan diri untuk tetap terkendali meski sesungguhnya tidak. Dan terkutuklah taring sialnya yang tidak bisa diajak berkompromi. Terkutuklah rahasia umum para vampir yang tak pernah bisa menahan buaian gairah. Siapapun vampir atau kaum lain yang melihat barang sekelibat pasti tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Ia akan mendapat label serakah atau semacamnya. Ya... ia memang serakah... serakah untuk tidak membuang begitu saja kesempatan menancapkan taring di pembulu darah langsung. Dan alasan yang membuat tali kendalinya hilang adalah Ella. Gadis itu yang pantas disalahkan. Melumatnya duluan. Menggerayanginya duluan. Me... sadarkan diri mu Evalda, ia sudari tiri mu. Saudara tidak akan bercinta, dan ini sudah terjadi. Tetap kendalikan diri mu. Perdebatan di dalam kepala Zaniela berlangsung semakin sengit. Namun berakhir seri akibat sang pemilik kepala mengumpat pelan tanpa sadar mengernyitkan dahi gadis di sampingnya.

"Taring sialan."

"Ada apa dengan taring mu?" Ella mencondongkan tubuh.

Oh! Terlalu dekat! Aromanya semakin menusuk! Tolong jangan dekat dekat sebelum kedua taring sialan ini menyisakan tanda!

"Kau sakit?"

"Tidak."

Telapak tangan Ella mendarat di dahi Zaniela. Merasakan suhu dingin meresap ke dalam indra perabanya mendapati dirinya tidak tahu apakah Zaniela betulan sakit atau hanya... entah lah. Apa vampir bisa demam?

Yang jelas tali kekang Zaniela perlahan kian melonggar. Ia menangkup punggung tangan Ella mengecup ringan jemari gadis tersebut. Mendaratkan kecupan sekali lagi di telapak tangan yang masih menyisakan air mani yang belum kering seutuhnya, menjilat sampai ke nadi sontak tangan tersebut ditarik paksa oleh pemiliknya. Mengembalikan kesadaran Zaniela akan perbuatan yang baru saja ia lakukan. Bukan tatapan waswas atau ngeri yang ia dapat begitu kedua matanya yang merah menangkap air wajah Ella, melainkan rasa tidak siap. Tunggu... tidak siap? Zaniela pasti terlalu optimis dalam membaca reaksi saudari tirinya ini. Ya, pasti begitu, karena ia ingin menghisap darah gadis itu. Karena ia ingin darah gadis itu seorang yang mengalir di kerongkongannya.

"Maafkan aku." Akhirnya Zaniela bersuara guna menampik jauh ide di kepalanya. "Insting vampir."

"O-oh o-oke, aku akan pergi setiap kali kita usai bercinta tapi karena ini kamar ku... well... kau yang harus bangun menyelamatkan aku."

Satu lagi masalah. "Sayangnya... aku terlalu lelah karena sesi maraton orgasme yang kau buat." Ia tidak berbohong. Menutup kelopak mata mengatur napas. Seakan dirinya tertidur lelap. Menunggu alkalin tubuhnya terisi sedikit demi sedikit. Tidak menggubris gangguan Ella yang mengejeknya yang lemah. "Bagaimana kalau aku yang membuat sesi maraton untuk mu?" Akhirnya jengkel juga. "Tanpa jeda, membanjiri sprei dengan cairan dari lengkingan tubuh mu yang menjerit puas. Mungkin sedikit sentuhan dar... maksud ku..."

Stepsister turn goes wrong [Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang