20. Failed Dinner

16 0 0
                                    

Selera Mirie memang tidak usah di ragukan lagi. Baju yang di siapkan olehnya sangat indah, padahal ini waktunya untuk tidur mengistirahatkan tubuh yang lelah tetapi dia menyuruhku memakai gaun tidur berwarna putih tulang dengan hiasan renda-renda selutut kakiku. Ini bukan hanya seperti gaun tidur biasa. Rambut blondeku di gerai begitu saja dengan jepitan bintang kecil di sebelah kanan.

Mirie berjalan di depanku, menuntunku ke ruang makan castle ini. Lumayan cukup jauh dari kamarku. Sepanjang jalan aku hanya sesekali melihat keluar jendela. Disana aku lihat beberapa obor yang menyala dari jauh. Yang aku rasa itu adalah permukiman warga disini.

"Mirie dengan siapa aku akan makan malam?" Akhirnya aku bertanya setelah hanya keheningan di antara kami.

"Tuan Calfred nona, tuan sudah menunggu nona." Jawabnya tanpa memberhentikan langkahnya. "Dan yang menyiapkan dinner itu adalah tuan Calfred sendiri nona." Sambungnya lagi.

Aku sedikit terkejut mendengarnya, orang itu yang menyiapkannya? Tanpa sadar mataku sudah menangkap sosok orang itu yang sudah duduk di depan sana. Dia benar-benar sudah menungguku.

Kini aku sudah duduk di meja makan. Mejanya sangat luas dan makanannya pun sampai memenuhi meja dari ujung ke ujung. Makanan kali ini lebih beragam dari pada yang aku makan dari biasanya dan terlihat aneh karena aku tidak pernah melihat makanan ini semua sebelumnya. Banyak sekali jenis hidangan yang di sajikan. Wangi daging yang paling mencolok langsung membuat perutku berbunyi meminta untuk segera di isi.

Di depanku persis Calfred sudah duduk sejak aku datang tadi yang hanya diam. Mata hitam keabuannya itu terus melihat ke arahku tanpa menoleh sedetikpun ke arah lain. Setelan yang diakenakan bukan baju tidur, lagi-lagi dia memakai coat hitam panjang semata kakinya, semua berwarna hitam. Itu memang sudah sangat cocok dengan tubuhnya yang tinggi tegap dan bahunya yang lebar.

Mataku melihat para pelayan berbaris di sepanjang dinding ruang makan ini. Seketika aku menelan ludahku dengan kasar, mengapa suasananya seperti mengcekamku? Apakah para bangsawan sudah terbiasa makan diawasi para pelayan seperti ini?

"Anggaplah ini dinner kita," terangnya tiba-tiba yang masih menatapku.

Mataku berkedip beberapa kali merasa ada yang aneh dengannya, "oh-ohh ya oke, a-aku akan makan sekarang. Selamat makan." Mengapa aku seketika gelagapan seperti itu? Rasanya aku ingin memaki diriku sendiri.

Tidak habis pikir, dia kerasukan setan apa sekarang. Aku tidak pernah berpikir dia menyiapkan dinner ini hanya denganku. Tidak, beberapa pelayan berdiri itu membuatku merasa tidak nyaman. Jika mereka tidak makan bersamaku lalu untuk apa mereka berdiri seperti itu hanya menonton kami makan?

"Kalian bisa keluar," pintanya.

Aku melirik Calfred, begitu dia mengatakan itu dan semua para pelayan yang berbaris di setiap sudut lamgsung pergi keluar. Dan hanya kami yang tersisa di ruangan hampir sebesar seluruh rumahku ini.

"Kau tidak suka ada orang menontonmu makan, kan?" Tanyanya.

Aku hanya mengangguk, dia memang sangat peka atas apa yang aku rasakan. Lalu senyumku mengembang.

"Apakah ini hari yang sangat spesial?" Tanyaku dengan senang, entah apa yang membuatku senang.

"Tidak, ini hanya permintaan maafku karena ayahmu melihat kita berciuman."  Jawabnya dengan santai.

AGAINST DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang