19 || I Miss Someone

279 38 0
                                    

Hai!!! Apa kabar....
Hmm, ini bakal panjang dan--- mencekam.
Sudah mulai muncul konflik dan klimaksnya. Perlahan akan menjadi lebih kompleks dengan bagian-bagian yang mungkin tidak pernah kalian pikirkan. Aku juga begitu--- kaget sendiri kenapa memilih jalan cerita seperti ini. Padahal sangat menyusahkan, otakku jadi terus dipaksa bekerja keras.
Tapi baiklah langsung saja kalian baca dan jangan lupa vote dan comment per line kalau bisa. Akunya jadi lebih bersemangat.

☘☘☘

Aera bersyukur hari ini meeting berjalan lumayan lancar-- meskipun memang suasana jadi terasa aneh dan mencekam akibat bertemunya Sehun dan Chanyeol. Terlebih Sehun sampai mengeluarkan tinjunya. Setidaknya itu semua tidak lebih buruk dari bayangan Aera yang mengira malah akan saling baku hantam bahkan angkat senjata.

Sekarang mereka-- Sehun dan Aera sudah mau pergi meninggalkan gedung itu. Memang sengaja dipercepat sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lagi.

"Kau bicara apa dengan Zhang Lay tadi?" Tanya Sehun tiba-tiba sambil menatap Aera yang sibuk memakai seat belt setelah mereka sama-sama di dalam mobil.

"Tadi? Hanya saling sapa seperti biasa, memangnya apa lagi." Jawab Aera jutek.

Aera tahu apa yang sedang dipikirkan Sehun, pria itu pasti mau membual lagi. Mengatakan kalimat yang seolah memposisikan dirinya yang merasa tidak suka dengan sikap Aera yang begitu humble dengan semua pria. Itulah sebabnya Aera menjawab dengan nada jutek, dia tidak mau berdebat panjang nantinya.

"Kau lihat cara Park Chanyeol bicara dan menatapmu tadi? Dia terlihat seperti masih menginginkanmu." Rajuk Sehun sambil mulai menancapkan gas agar mobilnya segera jalan.

"Memang. Pasti begitu, dia itu mirip sepertimu Sehun. Sama-sama orang aneh yang selalu membicarakan perihal hati dan perasaan." Aera mengatakannya dengan ekspresi muak.

Sehun langsung mendelik galak seketika. Menatap penuh tanya pada Aera. Untung saja mereka tidak sedang melaju, melainkan berhenti karena lampu merah. Kalau tidak bisa kecelakaan juga nantinya. "Dia mencintaimu?"

Aera mengangguk kecil dengan santainya. "sepertinya, itu yang dia katakan. Selalu."

Sehun menancap gas dengan kecepatan penuh begitu lampu lalulintas sudah berganti warna menjadi hijau. Seperti seorang yang sedang kerasukan. Aera bahkan agak takut dengan cara Sehun mengemudi, namun tetap bisa mengendalikan diri agar terlihat tenang. "Sialan! Kalau begitu dia pasti akan sering datang ke lokasi syuting nanti." Umpat Sehun tiba-tiba tanpa menoleh sedikitpun pada Aera. Tetap tekun pada jalanan yang sedang ia belah denagn mobil mewahnya.

"Aku akan menemanimu syuting saja seterusnya kalau begitu." Lihat, sifat positif Oh Sehun ini. Dia mulai lagi.

Aera langsung mendelik dengan galaknya. "Oppa! Kau sudah keterlaluan. Seperti remaja yang baru puber saja posesifnya." Bentak Aera marah. Dia mana mau ditemani Sehun setiap syuting. Gila saja.

Sehun malah tersenyum lebar, menampilkan sederet gigi putih yang serta rapi serta matanya yang menyipitkan. "Aku suka-- anggilan itu. Manis sekali."

Aera memutar bola matanya malas. "Ck! Turunkan aku di sana--- di jembatan." Jari telunjuk Aera mengarah ke depan sana, menunjuk pada jembatan besar yang membelah sungai Han.

"Untuk apa?" Tanya Sehun tidak mengerti.

Aera hanya menggeleng kecil sambil tersenyum. "Aku ingin, indah sekali di sana"

Tanpa bertanya lagi, Sehun langsung memastikan kondisi kemudian menepikan mobilnya. Mereka segera turun dari mobil. Sehun hanya mengikuti langkah kaki Aera yang terus bergerak dan baru berhenti di tepi Jembatan. Wanita itu terus menatap sungai yang besar yang mengalir begitu deras dan dalam. Membiarkan angin menerpa wajah tirusnya dan membuat gerai rambutnya tidak karuan. Lain halnya dengan Sehun yang malah menatap Aera dalam diam. Wanita itu terlihat lebih menawan dengan senyumnya yang sekarang, berbeda yang biasa ia lihat. Entah kenapa Aera terlihat lebih bercahaya wajahnya, lebih tenang dan lembut.

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang