07 || Impossible relationships.

378 43 2
                                    

Peringatan saja sebelum kalian membaca part ini.  Jadi di dalam keseluruhan cerita ini aku putuskan tidak melulu mengikuti kisah Shin Aera dan Oh Sehun.

Tapi aku juga akan menyentuh sedikit kehidupan dari karakter yang lainnya. Jadi kalian akan aku tuntun pelan-pelan untuk melirik sisi lain, yang akan sangat membangun dalam cerita ini.
  
Well,

Silahkan membaca dan
Jangan lupa vote+komen





Mungkin saja bangunan super megah dengan gaya amerika klasik ini adalah rumahnya, tapi akan lebih tepat jika Park Daeha sebut rumah itu adalah sebuah penjara. Tempat dimana lantainya selalu dingin dan penuh tekanan. Benar juga, Daeha bahkan tidak bisa keluar untuk mencari udara segar. Satu-satunya cara adalah dengan melompat dari balkon belakang, seperti saat ini saja sebagai contohnya. Jangan khawatir persetan wanita itu terjatuh ataupun terluka setelah melompat setinggi itu, ada seseorang yang sudah siap memastikannya tidak terluka sedikitpun. Tanpa mengulur waktu lebih panjang lagi, Byun Baekhyun segera membawa Daeha masuk ke dalam mobilnya sebelum penjaga datang dan memergoki mereka. 

Satu-satunya tempat mereka berdiri saat ini adalah ditengah jembatan sungai han. Baekhyun sengaja memilih tempat yang cukup ramai untuk melindungi Daeha. Meskipun tempat ini adalah tempat yang paling ia hindari sebelumnya.

Pria itu segera memeluk tubuh ramping Daeha tanpa keraguan. “Jam berapa kau harus pulang?” Seolah tidak ingin melepas tautan diantara mereka, Baekhun justru lebih erat lagi memeluknya. Ini masih sangat masuk akal mengingat seberapa besar rasa rindunya terhadap Park Daeha. “Tao akan pulang jam satu malam,” jawabnya dengan sangat lirih.

Baekhyun melirik jam tangannya dengan segera. Sial! Ini terlalu singkat untuk menebus rasa rindunya, waktunya hanya tersisa tiga jam. “Bertahanlah sedikit lagi, Daeha. Aku akan membawamu pergi setelah misi yang satu ini.”

Sejujurnya kalimat yang Baekhyun ucapkan itu sangat melukai hatinya. Tapi ia Daeha tetap menganggukunya, karena bagaimanapun dia berharap semua itu akan terjadi sesuai harapan mereka. Daeha juga ingin pergi jauh hanya bersama orang yang ia cintai kemudian menetap bersamanya. Meskipun sudah sangat jelas itu semua adalah kemustahilan yang sangat nyata.

Wamita it uterus memperhatikan pakaian Baekhyun yang tentu saja membuatnya sedikit takut, meski ia tahu tidak ada ada yang akan terjadi baik padanya ataupun Baekhyun sendiri. “Bajumu penuh dengan darah.”

Baekhyun yang peka sedikit mengangkat senyum untuk menenangkan Daeha, lebih tepatnya untuk menunjukkan bahwa tidak ada apapun yang terjadi padanya. “Aku tidak punya waktu untuk ganti baju.” 

Kalau dipikir pikir, mana sempat Baekhyun berganti pakaian. Hari ini pun sama saja seperti biasanya, ia harus berurusan dengan semua target yang diberikan Park Chanyeol dan membunuh mereka dengan tangannya sendiri. Ini sama sekali bukan keinginannya tapi--- memangnya apa yang bisa ia lakukan untuk menghindar? Saat ini ada sedikit kesempatan untuk mereka bisa bertemu. Itu saja hanya tiga jam, Baekhyun tidak ingin memotong sedikitpun waktu yang sudah sangat singkat menjadi lebih singkat lagi. Ayolah! Sudah sebulan lebih sejak terakhir kali mereka bertemu.

“Baekhyun? Aku tahu Chanyeol Oppa memberi target yang tidak mudah kali ini.”

Baekhyun tahu Daeha mengkhawatirkannya. Mata kecilnya itu tidak akan pernah bisa menipunya. Wajar saja wanita itu terlihat lebih cemas karena memang targetnya kali ini adalah seseorang yang yang mungkin akan sedikit mengancam. Namun baekhyun tidak bisa menolak untuk wanita yang sangat ia inginkan selama ini. “Aku membunuh banyak orang. Memang tidak ada yang mudah, tapi aku  bisa melakukannya. Kali ini juga akan sama, bukan?”

“Ini jelas berbeda, Baehyun aku mohon! Melawan Oh Sehun sama saja melawan Park Chanyeol. Kau tidak perlu menuruti omong kosong kakakku.” Ucapnya terdengar lebih serius.

Pria itu sampai harus melempar pandangannya ke arah lain untuk sesaat. Mereka bahkan tidak punya banyak waktu dan untuk apa menyia-nyiakan sedikit kesempatan hanya untuk membasas hal semacam ini. Wajar saja jika Baekhyun mengatakan kalau ia menginginka waktu tiga jam ini hanya untuk menatap dan memeluk orang yang sangat ia rindukan. Bukan pertanyaan seperti itu yang harus ia dengar sekarang. “Ah! Serius Park Daeha, kenapa kita harus bicarakan hal itu sedangkan kita hanya punya waktu tiga jam sekarang?” protesnya yang merasa tidak suka.

“Aku bisa meminta kakakku untuk tidak melibatkanmu. Jadi aku mohon--- jangan! Aku tidak mau kau dalam bahaya.”

Baekhyun benci semua ini. Melihat air mata itu turun dari mata Park Daeha adalah satu-satunya yang membuatnya menjadi sangat frustasi. Wanita itu sudah memohon dan sangat serius untuk saat ini, tentu membuat hatinya terasa lebih sakit lagi. “Apa Park Chanyeol pernah mendengarkanmu, hm? Sekali saja, tidak pernah kan?”

Daeha tahu tidak akan mudah baginya membujuk Park Chanyeol. Tapi apa lagi yang harus ia lakukan sekarang untuk mencegah Baekhyun. Meskipun Daeha juga sangat berharap Baekhyun akan berhasil agar mereka bisa hidup dengan tenang selamanya setelah ini, tapi ini tidak seperti perlombaan. Daeha yakin semua ini hanya akal-akalan suaminya, ah! Bukan. Daeha sama sekali tidak pernah menganggap Hwang Zitao sebagai suaminya sekalipun. 

“Aku mengerti. Tapi aku harus bagaimana sekarang? Ini kesmpatan terakhir agar kau bisa lepas dari si brengsek itu. Aku pasti bisa menjaga diriku sendiri. hanya ini cara agar aku bisa membawamu pergi--- Park Daeha! mari kita hidup bersama, aku akan membawamu pergi ke tempat dimana tidak ada siapapun yang bisa menemukan kita.” Baekhyun tidak pernah ragu membunuh siapapun, satu-satunya yang membuatnya sangat lemah adalah Daeha. Tentu saja Baekhyun sangat sadar kalau semua ini hanya akal busuk Tao untuk bisa menyingkirkannya, namun Baekhyun hanya ingin mencobanya, sesulit apapun dia akan berusaha bertahan. Karena hanya inilah satu satunya kesempatan baginya dan Daeha bisa bersama. 

Lain halnya dengan Daeha yang tidak ingin mengambil resiko sedikitpun. Daeha tahu setangguh apa Baekhyun dan ia selalu mempercayainya. Tapi kali ini tidak semudah yang harus di katakan. Bisa saja ia kehilangan Baekhyun, ini bukan sedikit dari kemungkinan yang ada. Tapi--- memang itulah tujuan dari diutusnya misi bodoh ini. “Kenapa kau pura-pura tidak mengerti, Baekhyun? Kakakku melepasmu sendirian untuk melawan satu perusahaan besar yang bahkan merupakan mavia di Negara kita. Ini gila!”

“Tenanglah, aku juga tidak akan datang untuk berperang dengan mereka. Tinggal menyusun rencana untuk melenyapkan pemimpinnya saja, itu akan berakhir lebih baik.” Baekhyun berusaha meyakinkan Daeha agar bisa lebih tenang.

“Baekhyun, aku mencintaimu. Tidak bisakah kau setidaknya menjaga nyawamu agar aku bisa tetap melihatmu?”

Sejujurnya keputusan ini juga terasa sangat berat untuk Baekhyun. Tapi--- apakah salah jika Baekhyun ingin mengusahakan keinginannya agar bisa membawa wanita yang sangat ia cintai itu pergi dan menyembunyikannya untuk selamanya. “Aku pasti akan baik-baik saja, setelah itu kita akan hidup bersama kan? Jangan terlalu khawatir, Daeha.”

“Kau bicara seolah-olah tidak tahu resikonya. Aku tidak peduli kau setanguh apa Baekhyun. Tapi aku mencintaimu, aku tidak masalah kita berhubungan seperti ini selamanya. Sembunyi-sembunyi dengan waktu yang singkat. Atau--- kita akhiri saja sampai disini, Baekhyun! Bukankah memang mustahil bagi kita utuk bersatu? Kita putus saja, kau tidak perlu mencari jalan pintas apapun.”

“Berhenti membicarakan omong kosong, Park Daeha!” Baekhyun berusaha membuang mukanya, terus mengacak asal rambutnya. Kenapa yang seperti ini selalu ada saja dan mengganggu hubungannya dengan Daeha. “Park Daeha! aku ingin kita bisa bersama-sama. Apa tidak ada kesempatan untuk mencobanya. KENAPA! KENAPA KAU BISA SANGAT EGOIS?!”

Sial! Baekhyun sama sekali tidak bermaksud mementaknya, tapi sungguh--- Daeha membuatnya sangat frustasi sekarang.

“Kau tahu itu, Byun Baekhyun! Aku sangat egois. Jadi--- lupakan aku dank au tidak perlu lagi menempatkan diri dalam bahaya.” Ini adalah kalimat terakhir yang Daeha selesaikan sebelum akhirnya mengambil langkah menjauh dan meninggal Baekhyun sendiri di tempatnya.

“YA! Aku melakukan ini untuk kita, Daeha kau tahu? DAEHA! PARK DAEHA!!!” Baekhyun hanya bisa menendang angin kosong serta mengumpat untuk melepaskan rasa marahnya. Percuma saja ia berteriak karena kalau sudah jauh meninggalkannya.









Sudah vote dan comen?

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang