23 || Moonlight

269 38 1
                                    

Bagaimana, aku up lagi nih. Suka?😅

Diam-diam sudah eps 23 aja. Tinggal beberapa part lagi tamat--- sepertinya. Jadi kalian harus lebih fokus bacanya. Jangan loncat-loncat ingat!

Apalagi cuma baca dialognya doang. Hmm aku tahu narasinya emang panjang dan membosankan. Tapi itu sangat penting untuk merealisasikan imajinasi kalian. Setuju kannn? Maka dari itu, mau tidak mau. Akui saja narasi itu sangat penting dan harus dibaca.😌

Sudah, segini saja yang mau aku katakan. Jangan lupa vote. Sudah? Kalau sudah jangan lupa comment. Ditunggu yang receh-recehnya😌

Oh no! Sepertinya ini part agak nyesek, kayaknya comment kalian harus dikurangi recehnya, hmm🌚

And yes,

Happy Reading, Love🌚💛


☘☘☘


Aera awalnya berpikir kalau dia hanya perlu menghilang sejenak dan kembali setelah beres menata hati dan pikirannya yang sedang sangat kacau. Tapi tidak bisa begitu rupanya, dia butuh pelampiasan agar amarahnya cepat selesai. Dan malam ini tepatnya, di sebuah diskotik yang ada di Seoul bernama Moonlight, seperti yang Kai tawarkan padanya--- pria itu siap jadi pelampiasan. Maka Aera sedang menunggunya datang sambil duduk-duduk santai di depan meja bartender. Bukan hanya sekedar duduk tentunya, sesekali wanita itu meneguk alkohol yang terisi penuh di sebuah gelas kaca yang ia genggam.

Tidak lama sejak Aera menunggu di sana, Kai sudah sampai dan segera bergabung dengan Aera. Tangannya langsung saja merangkul bahu wanita yang sengaja dipamerkan. "Hey, love! Lama menunggu, hm?" Tanyanya begitu sampai.

Aera tersenyum simpul meladeni godaan mantan pacarnya yang sengaja sekali menggunakan panggilan 'love' padanya. "Ya, lama sekali. Jawabnya.

Kai melepaskan bahu cantik itu kemudian menatap penampilan Aera dari atas sampai bawah. Sempurna. Wanita itu terlihat sangat seksi dan menawan dengan mini dress berwarna hitam tanpa lengan dan berpotongan pendek. Kakinya terlihat sangat panjang dan ramping, terlebih dengan high heels hitam yang ia pakai. Sangat elegan, mahal dan--- memukau.

Kai tersenyum remeh pada akhirnya. "Begitukah? Well, aku di sini karena mau jadi pelampiasanmu. That's right, Shin Aera? Jadi, kita mulai dari mana sebaiknya. Kau apakan dulu aku--- kiss?"

Aera cukup terkejut karena Kai yang tiba-tiba saja menatapnya dengan sangat dekat. Hidung mereka bahkan sampai hampir bersentuhan, kali saja Aera segera mundur. "Mulai dari aku membunuhmu lebih dulu. Setelah itu aku rendam tubuhmu dengan--- ini" Aera mengangkat tinggi gelas kaca yang ia pegang. Mungkin maksudnya dengan kata 'ini' adalah wine yang sedang dia tenggak sejak tadi.

"Baru setelah itu aku buang mayatmu ke laut, agar ikan-ikan di sana puas menggerogoti tubuhmu. Bagaimana, sudah siap jadi pelampiasanmu?" Lanjutnya. Senyumannya semakin merekah, terlihat sombong, angkuh dan sangat menantang.

Kai tampak mengulum bibir bawahnya sendiri. "Kau menakutkan sekali, seperti psikopat saja. Tapi ya--- aku juga tidak akan lama-lama disini kali tidak ingin Sehun yang membunuhku lebih dulu."

"Sehun--- maksudmu?" Aera mengernyit bingung mendengar nama Sehun dibawa-bawa. namun tidak lama dari itu kebingungannya terjawab dengan datangnya sosok tampan itu dari arah Kai datang tadi. Berdiri tepat menatap Aera yang kini juga sudah berdiri saking kagetnya.

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang