03 || Expensive Price

671 60 9
                                    

Jangan lupa komen ya kakak adek ku semua, biar zaa semangat nulisnya:)

••••


Pada akhirnya Sehun memang tidak pernah bisa menolak tanggung jawabnya. Sama seperti apa yang telah diperingati oleh Kim Suho sebelumnya perihal semua perusahaan ini miliknya, mau tak mau Sehun harus bisa siap untuk menjalankannya sendiri. Tidak bisa terus menerus mengandalkan kakak sepupunya itu.

Bukan, bukan begitu. Sebenarnya Sehun memang bukan tipikal orang yang segalanya tentang memerintah atas kuasanya ataupun lebih banyak berdiam diri dibandingkan menyusun strategi. Seorang Oh Sehun tidak pernah lepas dari kata ambisius dan juga haus akan kemenangan. Tidak ada kata kalah dalam hidupnya, apapun yang ia inginkan akan terjadi dengan caranya. Kerja kerasnya sendiri. Nyaris sempurna mengingat kesempurnaannya itu diberi bonus proporsi tubuh serta wajah rupawan yang melewati kadar ideal.

Entahlah, tidak tahu bagaimana bisa seperti itu. Entah saat menciptakannya tuhan sedang tidak adil atau bagaimana, tapi akui saja bahwa Oh Sehun ini bisa dibilang sebagai definisi kesempurnaan.

Masalahnya adalah usia Sehun yang masih sangat muda dibandingkan pebisnis pada umumnya yang idealnya sudah beristri atau bahkan memiliki calon pewaris. Itu karena Sehun diwarisi semua perusahaan ini karena ayahnya yang pergi terlalu cepat. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa Kim Suho dipercayakan sebagai bayangan Oh Sehun karena usianya yang lebih dewasa dan cara berfikir yang diharapkan bisa menjadi nasihat untuk Oh Sehun sampai dia benar-benar sanggup berjalan sendiri.

Untuk pertama kalinya Sehun membawa Aera, sekretaris ataupun kekasihnya itu menemaninya mendatangi sebuah pertemuan. Entahlah, sehun sendiri tidak tahu apa sebenarnya status Shin Aera sekarang. Sekretaris yang sama sekali tidak diharapkan tanggung jawabnya ataupun kekasih yang entah bagaimana caranya bisa jadi kekasihnya. Hanya sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan, tidak peduli apapun namanya.

Mobil yang dinaiki Oh Sehun dan Shin Aera langsung disambut hangat oleh banyaknya petugas paling depan dari gedung perusahaan Kim Group. Seperti yang sudah dibicarakan sejak tadi, Sehun harus menemui Kim Minseok untuk membicarakan beberapa kontrak tanah.

Supir pribadi Sehun dengan gesit langsung bersiap membukakan pintu mobil untuk majikannya, terkecuali Aera yang dibiarkan keluar dengan sendirinya.

Sehun dengan dua bodyguardnya serta Shin Aera mulai memasuki bangunan menjulang tinggi dengan konsep minimalis. Terlihat simpel namun juga megah secara bersamaan. Aera bahkan tak henti-hentinya menyapu pandangannya ke sana kemari antara kagum dan juga terkejut meskipun terlalu biasa melihat tempat seperti ini, mengingat seperti apa ia hidup sebagai kekasih orang; orang berkelas selama ini.

Rupanya perilaku Aera ini sedikit diperhatikan dan juga membuat ganjal Sehun meskipun pria itu tak menolehkan wajahnya sedikitpun dan tetap fokus pada jalannya. "Apa yang kau lihat?"

"Tidak, hanya saja tempat ini banyak sekali perubahan. Hampir saja aku tak mengenalinya," jawab Aera terlihat masih terkagum dengan tempat ini. Perubahan yang mengejutkan memang, mengingat terakhir kali dia mendatangi tempat ini rasanya seperti berada di tempat Yang lain.

"Pernah kesini sebelumnya?" Tanya sehun. Sebenarnya ia tak begitu penasaran hanya saja, jawaban Aera tadi akan sangat aneh jika menjadi akhir percakapan mereka. Sesingkat itu.

Aera mengangguk penuh semangat, persis seperti anak kecil yang baru saja ditanya tentang apakah manis eskrim yang ia makan atau tidaknya. "Tentu saja,  Chanyeol juga sering mengajakku ke pertemuan semacam ini."

Sehun yang tadinya tidak begitu tertarik dengan jawaban Aera kini secara mendadak menghentikan langkahnya begitu mendengar nama Park Chanyeol disebut-sebut. Membuat pertanyaan kenapa dari dua bodyguard Yang mengikutinya juga Aera yang langsung merengek kesal karena Sehun Yang berhenti secara tiba-tiba. "Maksudmu, perusahaan ini berhubungan dengan Park Chanyeol?"

"Ah benar, harusnya aku memberi tahu soal ini kepadamu. Tapi--- bukankah ini terlalu mahal untuk disampaikan?" Sekali lagi Aera menarik satu alisnya lebih terangkat. Menarik ujung bibirnya, memperlihatkan pada lawan bicara tentang maksud lain dalam ucapannya.

Bagi Shin Aera, yang seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tidak akan pernah ada hal sia-sia dalam hidupnya.

Tentu saja Sehun mengerti apa maksud terselubung dari sekretarisnya itu. "Kau bahkan belum memberiku keuntungan apapun," sindirnya tersenyum sarkastik.

Benar-benar terkagum dengan wanita yang sedang berdiri menatapnya remeh ini. Bagaimana bisa ada wanita selicik ini yang bahkan mengakui sendiri apa tujuannya. Sungguh menarik.

"Yang benar saja. Apa kau se-miskin itu, Oh Sehun?" Aera memutar bola matanya malas, menekuk kedua tangannya didepan dada dengan begitu angkuhnya. Sehun sungguh tidak menyangka semua ini. Gadis licik itu yang baru saja merampoknya, dan sekarang justru mengatainya miskin.

"Aku? M-miskin?" Protes Sehun tak terima dikatai miskin. Bahkan pulau saja sanggup dibeli, memangnya apa yang membuatnya terlihat miskin.

"Ya, kau. Memang dengan siapa lagi aku bicara sekarang?" Ketus Aera dengan nada sombong ciri khasnya. "Kenapa juga aku harus memberikan informasi ini hanya karena sekali berbelanja dengan uangmu. Semua pria juga begitu pada kekasihnya. Jadi ayolah Oh Sehun, itu sama sekali bukan termasuk bisnis," lanjut Aera menggebu-gebu dengan ucapannya.

Luar biasa bukan? Setelah merampok Sehun sore tadi bahkan sekarang dia dengan wajah tanpa bersalahnya seolah mengatakan kalau itulah kewajiban Sehun. Bukan bagian dari persetujuan mereka. Benar benar licik dan penuh strategi.

"Kau lebih licik dari yang aku kira," ujar Sehun tertawa geli. Serius, semua yang ada dalam Shin Aera selalu membuat kejutan dan juga hal menarik setiap kalinya. Entah bagaimana itu terjadi dan membuat Sehun tak habis pikir dibuatnya.

"Kenapa terkejut seperti itu? Aku kan sudah mengatakannya lebih dulu. Kalau aku bukan wanita biasa-biasa saja. Kau bahkan mengakuinya." Aera kini tersenyum penuh kemenangan begitu melihat bagaimana sekali lagi dirinya berhasil membuat seorang Oh Sehun terkesima dengan caranya. Seperti mendapat sebuah kemenangan tersendiri.

"Jangan membuang waktuku, Aera. Aku harus menemui Kim Minseok sekarang." Kini Sehun berusaha mengabaikan kesombongan yang sedang Aera pamerkan kepadanya dan lebih memilih untuk melanjutkan lagi jalannya. Lagi pula ini juga sudah cukup terlambat untuk pertemuan bisnis mereka.

Berbeda dengan Sehun yang kalah telak, Aera justru menunjukkan ekspresi berbinar serta senyuman licik penuh arti seolah baru saja mendapatkan lampu hijau dari pengajuannya terhadap Sehun. Aera tahu apa maksud Sehun jika seperti ini, memang terlihat mengabaikan tapi sejujurnya Sehun akan mempertimbangkannya baik-baik semua perkataan Aera. "Ya ya, kita temui saja dulu si Mr. Kim. Akan kulakukan sendiri nanti. Dan juga--- aku perlu memikirkan dulu bayaran seperti apa. Jadi nanti saja, oke!" Ujar Aera penuh antusias.

[]

Dating With My Boss ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang